webnovel

Danger

Semangkuk ramen yang baru datang semenit yang lalu terlihat hampir terlihat dasar mangkuknya. Kana yang melihat Taehyung begitu lahap makan seperti tidak bernapas hanya bisa berdecak lidah.

"Apa kamu benar-benar selapar itu?" Tanyanya pada Taehyung yang hanya mengangguk.

Kana lalu melanjutkan makannya dan tidak berharap mendapatkan balasan dari Taehyung yang sedang asik dengan ramennya. Kini dasar mangkuk ramen milik Taehyung mulai terlihat. Hanya tersisa beberapa helai ramen, ampas dan kuahnya.

"Aku sudah mengayuh sepeda selama setengah jam tentu saja aku lapar" ujar Taehyung dengan mulut masih penuh. Kana hanya bisa mengangguk.

"Nae nae"

Kini Taehyung meraih mangkuknya dan menghabiskan sisa sisa yang ada. Setelah itu ia menyampingkan mangkok yang telah bersih itu ke samping meja dan mengangkat tangannya.

Mata Kana terbelalak melihat tingkah Taehyung. "Jangan bercanda. Kamu mau pesan lagi?!"

Taehyung lali meringis lebar.

"Benar bebar daebak" gumam Kana yang melihat ramennya bahkan belum berkurang separuh.

"Porsi makan lelaki itu berbeda dengan porsi makan perempuan" bela Taehyung.

Kemudian Taehyung pun menghabiskan ramen mangkuk keduanya.

"Yaa pelan pelan" ujar Kana lagi. Taehyung mendongakkan kepalanya sebentar, memberi Kana senyum seakan mengatakan bahwa semua akan baik baik saja, ramen akan tiba di perutnya dengan aman.

Setelah keduanya sama sama selesai makan, Taehyung bersandar pada dinding dekat ia terduduk.

"Sebentar ya aku mau istirahat dulu" ujar Taehyung.

Kana melihat wajah ngantuk itu pada wajah Taehyung seakan akan semalam ia tidak tidur sama sekali. Lingkar mata hitam dan kantung mata pada wajah Taehyung seakan mengatakan segalanya.

"Kamu tidak bisa tidur?" tanya Kana sedikit mendekatkan wajahnya ke arah Taehyung.

"Bisa tapi aku tidak yakin apakah semalam itu tidur atau hanya memejamkan mata" balas Taehyung ringan. Jiwanya seolah sedang melayang sekarang. Ia lelah, mengantuk dan kenyang. Lengkap sudah. Tapi tentu saja ia tidak bisa tertidur di depan Kana. Sehingga yang ia lakukan sekarang adalah mengajak Kana berbincang tak jelas agar ia tidak mengantuk.

"Kamu tau tidak? Dulu kita sering kemari. Tentu saja dulu makanku tidak sebanyak ini. Malah lebih banyak makanmu. Wah ajaib ya lelaki kalau sudah memasuki usia dewasa. Nafsu makan meningkat secara tajam. Apa karena persiapan untuk aktivitas-aktivitas melelahkan ya." Taehyung kemudian terkekeh.

Kana yang mengetahui situasi pun berdiri "Ya berhenti meracau. Aku ke belakang sebentar."

Kana sengaja melakukannya.

Ia tidak ingin besar rasa atau bagaimana tapi ia tahu semalaman Taehyung tidur di depan kamarnya. Apakah ia sekhawatir itu? Batinnya. Ditambah lagi hari ini ia menemaninya ke rumah ayahnya walaupun pada akhirnya mereka tidak bisa masuk ke dalam.

Kana pergi ke belakang agar Taehyung bisa istirahat sebentar.

Ia memasuki kamar mandi dan mengeluarkan cermin serta lip tintnya. Ia tidak pernah begitu peduli dengan touch up tapi entah mengapa hari ini ia memperdulikan hal itu. Seraya menatap ke arah cermin kecilnya itu, ia menerawang jauh. Masih teringat kejadian di pantai dan toko baju pagi ini yang membuatnya malu. "Ah molla!" Ujarnya pada diri sendiri lalu keluar dari kamar mandi.

Tepat seperti dugaan Kana, Taehyung terlihat memejamkan matanya tumbang dengan posisi miring kepala bersandar pada tembok.

Kana terkekeh ringan, lalu terduduk dengan pelan, sebisa mungkin tidak menimbulkan suara sama sekali agar Taehyung tidak terbangun. Anehnya ia menikmati pemandangan itu. Mengamati wajah Taehyung yang tertidur. Setelah itu ia pun mengeluarkan ponselnya dan memfoto Taehyung. Entah untuk apa. Ia sendiri juga bingung mengapa ia melakukannya. Padahal kontak Taehyung saja ia tidak punya.

Ia mengamati foto itu dan tak tahu mengapa ia menyukai hasil jepretannya itu. Ia lalu melihat ke arah jam dan ternyata sudah hampir tengah hari. Ia melihat ke arah sekitar dan warung makan mulai berdatangan banyak pelanggan.

Ia pun memutuskan untuk membangunkan Taehyung.

Kana berdiri dari kursinya dan menepuk pundak Taehyung.

Ia pikir Taehyung akan segera terbangun namun kenyataannya di luar dugaan Kana.

Taehyung terlihat mengerutkan wajahnya lalu menyambar tangan Kana dan menggenggamnya erat.

"Jangan pergi! Minji-a tetaplah disini, kumohon."

Kana tidak tahu Taehyung bermimpi apa. Meski sedikit ragu, tapi ia yakin mungkin Taehyung sedang memimpikan sesuatu dari masa lalunya.

Kana menepuk bahu Taehyung lagi.

Kali ini Taehyung terbangun.

Nafas Taehyung tidak beraturan.

"Gwaenchana? Apa kamu baru saja mimpi buruk?" Tanya Kana khawatir.

"Gwaenchana" jawab Taehyung singkat. Ia pun memperhatikan sekitar lalu berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah kasir.

"Aku sudah membayar semuanya" ujar Kana, menghentikan langkah Taehyung.

"Aku merasa telah banyak merepotkanmu Kim Taehyung. Aku hanya ingin berterimakasih padamu."

Taehyung dan Kana kini berada di sepeda mereka lagi. Mereka hanya diam. Lebih tepatnya Taehyung masih teringat mimpi buruknya dan Kana teringat akan Taehyung yang bermimpi buruk dan menyebut nama 'Minji'. Sebuah nama yang konon adalah nama Koreanya.

Kana mulai merasa bersalah. Ia harus segera bertemu dengan ayahnya dan menyelesaikan semua ini. Ia berpikir Taehyung bermimpi buruk seperti ini karenanya.

"Apakah aku saat tertidur tadi bertingkah aneh?" Tanya Taehyung tiba tiba memecah keheningan.

Kana terdiam sebentar. Ia berpikir untuk berbohong.

"Tidak, kok. Tidak ada hal aneh terjadi." Jawab Kana, seraya melihat tangannya yang masih sedikit merah setelah Taehyung menggenggam tangannya erat beberapa saat yang lalu.

Mereka lalu terdiam lagi.

Kana mengingat ingat banyak hal yang telah terjadi hari ini.

Utamanya ia teringat akan kalimat Taehyung ketika di pantai. Kalimat jika ingin ke pantai ia bisa mengajaknya.

Kana tidak tahu jika memang hanya sebatas teman, ia nyaman berada di dekat Taehyung. Seakan akan Taehyung adalah teman dekat sekaligus keluarga yang mengerti banyak hal tentang dirinya. Semenjak bertemu dengan Taehyung, Kana merasakan banyak hal. Seakan akan ia tidak asing dengan Taehyung. Seakan-akan memang benar mereka pernah dekat sebelumnya. Perasaan nyaman itu entah mengapa berbeda dengan perasaan nyamannya terhadap Emi, teman dekatnya.

Taehyung melihat ke arah spion sepedanya dan terlihat di matanya Kana mengantuk. Entah untuk yang ke berapa kalinya ia melihat wajah kantuk Kana. Dan ia menganggap itu adalah hal yang lucu hingga ia terkekeh kecil.

Taehyung pun meraih tangan kanan Kana yang sedang terduduk miring ke samping di sepeda milik Bibi Rose itu lalu menyampirkannya ke pinggang milik Taehyung dan memeganginya erat-erat tangan Kana dengan tangan kiri miliknya. Taehyung takut jika Kana terjatuh ketika ia tertidur di sepeda.

Anehnya Kana tidak bereaksi dengan aksi Taehyung membuat Taehyung yakin bahwa gadis itu benar benar telah tertidur lelap.

Taehyung terkekeh kecil sepanjang perjalanan mengingat betapa gadis di belakangnya ini mudah tertidur seakan tidak ingat bahwa ia juga telah tertidur beberapa saat yang lalu di warung ramen.

"Apa jika kita jadi menikah apakah acara harian kita adalah tertidur bersama" gumam Taehyung yang sedang mengingat-ingat Kana ketika kecil berjanji akan menikahi Taehyung.

Kana memang seperti itu. Ia mudah sekali tertidur namun juga tidak sulit untuk terbangun. Setelah sampai di panti asuhan, Taehyung mengerem sepedanya dan mengguncang tubuh Kana yang miring ke depan.

Tak lama ia membuka matanya.

"Aku tidak tertidur kan?" Tanyanya pada Taehyung dan terlihat panik.

Taehyung terlihat mengangkat kedua bahunya lalu menurunkannya lagi mencoba menggoda Kana.

Kana yang kelabakan pun langsung melihat ke arah sekitar dan turun dari sepedanya. Sementara Taehyung kemudian membawa sepedanya ke garasi panti.

Kana masih panik dan bingung di tempatnya. Apalagi setelah ia merasa tangan kanannya terasa lebih hangat dari bagian tubuh lainnya.

Wajahnya memerah. Ia tampak menggeleng-gelengkan kepalanya.

Taehyung pun selesai memarkir sepeda pada tempatnya. Ia tertawa kecil tatkala melihat Kana salah tingkah saat ia mendekat. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Tak heran jika Kana kemudian membuang wajahnya takut jika Taehyung melihat wajahnya yang memerah.

Mereka berdua lalu memasuki panti asuhan. Taehyung masih menggoda Kana dengan terus melihat ke arah wajahnya.

Kana hanya bisa mendesis lalu mempercepat lajunya hingga akhirnya ia sampai ke kamarnya.

Setelah itu ia membuang tubuhnya ke kasur dan menerawang ke arah langit-langit.

Setelah memasuki kamar dengan senyuman yang tak kunjung lepas dari wajahnya, Taehyung berniat untuk mandi karena tubuhnya bau asin oleh air laut dan bau terik matahari.

Seusai mandi, Kana mengeringkan rambutnya dengan hair dryer seraya menatap bayang dirinya ke cermin. Ia menatap ke arah tangan kanannya.

"Tidak mungkin kan aku tertidur di sepeda sambil- aaaghh bisa gila!" Lalu ia juga membayangkan bagaimana kepalanya tersender pada punggung bidang Taehyung sepanjang perjalanan. "Tidak mungkin kan. Astaga bagaimana ini rasanya malu sekali." Kana bermonolog sambil mengacak-acak rambutnya lagi.

Ia pun menatap ke arah kalender mini miliknya dan melihat lingkaran merah di tanggal 20 Juli, sebuah tes masuk besar Universitas Tokyo, yang berarti akan diadakan 7 hari lagi terhitung dari hari ini.

"Aku harus segera memutuskan" ucap Kana lirih ke dirinya sendiri.

Ia sudah memikirkannya semalaman dan sudah mendapatkan jawaban dari pemikirannya tapi ia masih ragu. Apakah itu benar keputusan terbaik bagi dirinya dan semua orang?

Jika menuruti kata hatinya jelas Kana ingin sekali menguak misteri siapa sebenarnya dirinya dan meninggalkan Jepang. Dan lagi bisakah dia mempercayai Taehyung satu satunya orang yang mengetahui jati dirinya? Satu satunya yang mencetus mimpi aneh Kana saat itu? Itu adalah sesuatu yang Kana pikirkan benar-benar.

Jenuh berada di kamar, Kana mengenakan jaket dan memutuskan untuk keluar dari kamar. Ruang tengah di sore seperti ini sedang sepi. Sepertinya bibi Rose sedang ada acara keluar dan anak-anak belum pulang dari sekolah mereka.

Kana menuruni tangga lalu keluar dari panti melesat menuju bangku dekat danau. Baginya tempat itu adalah tempat tertenang untuk berpikir.

Taehyung sedang di mood bahagianya. Bertemu lagi dengan Kana adalah salah satu mimpi yang ia cita-citakan sejak dahulu dan melihat Kana yang tumbuh begitu baik dan cantik lebih menambah kebahagiaannya.

Namun kebahagiaan Taehyung tidak bertahan lama.

Ia teringat akan masa lalu yang menggelayutinya.

Pada akhirnya Taehyung menyalahkan dirinya sendiri dan merasa perasaannta terhadap Kana tidak pantas ia miliki.

Taehyung terus menggemakan kata 'jika saja'. Penyesalannya membuat dadanya sesak, tubuhnya lemas dan sorot matanya menurun.

Di saat seperti ini hanya satu hal yang bisa membuatnya tenang yaitu secangkir kopi. Entah sejak kapan Taehyung tidak bisa lepas dari kopi. Sebelum Taehyung dapat meraih cangkir kecil di sudut kamar, sebuah notifikasi pesan berbunyi. Ia melirik ke arah ponselnya dan melihat ayahnya memberitahunya hal yang membuatnya segera berdiri dari tempat tidur dan menyambar jaket kulitnya.

"Ayah berhasil mencari informasi. Jejak digital hacker terakhir berada diwebsite kementrian kependudukan dan imigrasi. Ada kemungkinan mereka sudah mendapatkan informasi Kana."

Taehyung berlari menuju ke arah kamar Kana hanya untuk menemukan ketukan pintunya tak berbuah hasil. Ia membuka pintu kamar Kana yang kebetulan tidak dikunci dan melihat sebuah pemandangan kamar yang kosong.

Taehyung pun mencari Kana ke sekeliling panti. Setiap penjuru panti tak lepas dari pencariannya. Dada Taehyung terasa sesak. Ia tak sanggup untuk kehilangan Kana lagi.

Segala macam umpatan keluar dari mulut Taehyung namun tak mengubah kenyataan lututnya terasa bertambah lemas. Untungnya saat seperti itu Taehyung terpikirkan akan satu tempat.

Kana mengambil daun pohon yang terjatuh lalu memegangnya menggunakan kedua tangannya. Ia lalu terjongkok di tepi danau dan mengucapkan doanya sambil memejamkan mata. Setelah itu ia menghanyutkan daun itu ke danau.

Kana percaya dengan melakukan hal itu Dewa Air akan mendengarkan dan mengabulkan doanya.

Kana lalu membuka matanya dan menghirup napas dalam-dalam.

Namun sebelum beranjaki Kana dapat melihat bayangan seorang lelaki yang jangkung dengan jaket dan topi hitam yang mendekat ke arahnya dari pantulan air danau.

Kana terkejut lalu berdiri dan membalikkan badannya.

Orang itu tampak tinggi. Namun Kana tak dapat melihat wajah orang itu dengan jelas karena tertutup topi. Kana menerka nerka siapa orang itu.

"Siapa?" Tanya Kana sedikit berteriak.

Namun orang tersebut hanya diam.

Saat itu juga Kana dapat melihat Taehyung dari kejauhan memanggil namanya.

"Lari!" teriaknya

Namun semuanya sudah terlambat. Karena Kana terlalu fokus dengan Taehyung ia tidak sadar lelaki itu sudah menyambarnya dan membiusnya dengan sapu tangan di tangannya.

Taehyung terengah-engah. Timingnya begitu tepat namun ia belum bisa bernapas lega meski ia sudah bisa menemukan Kana. Seseorang asing dengan penampilan serba hitam berada di depan Kana hanya berjarak berapa meter saja. Benar-benar dekat.

Taehyung berteriak namun sepertinya terlambat karena pada akhirnya Kana berada di tangan orang asing itu.

"Sialan" umpatnya kasar.

Meski tertutup topi namun masih terlihat pria asing itu menyeringai puas sebelum akhirnya Taehyung mendekat seringainya berubah menjadi lengkungan sebaliknya.

Tanpa membuang waktu laki-laki itu hendak meninggalkan tempat tersebut dengan tetap membawa Kana.

Namun ia terlambat.

Taehyung terlanjur marah.

Jangankan mendapatkan Kana, pria asing itu kini terkapar tanpa sadar di tepi danau. Dan tak terlihat luka ataupun lecet sedikitpun di wajah dan tubuh Taehyung.

Kini Taehyung menggendong Kana dan membawanya kembali ke panti.

Sekarang akhirnya Taehyung merasa ia harus terburu-buru.

Keadaan Kana tak lagi aman.

Taehyung harus melakukan sesuatu selain diam diri dan melindungi dengan cara seperti ini.

Kini ia terduduk di samping tempat tidur menatap Kana dalam-dalam sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah ini.

comment for daily update?? i u support me maybe i can do this daily

natadecocooocreators' thoughts