"Aku pikir setelah kita menikah kamu akan memperlakukan aku dengan baik, namun nyatanya kamu hanya bersikap manis setelah kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan. Bahkan kamu selalu saja egois dan tidak pernah memikirkan perasaanku! Dulu, kamu menculik ku, membuat aku jatuh cinta, dan ketika aku nyaman kamu meminta aku pergi. Apa ini yang kamu katakan mencintaiku, Sean?!" Quiena menangis dengan sejadi mungkin sampai dia berlutut karena tidak sanggup menahan sakit di hatinya.
Begitupun dengan Sean, yang sudah kuat menahan sakit, tapi kini ia akhirnya luluh di saat melihat Quiena rapuh. Dengan cepat Sean menangkap wajahnya Quiena, dan langsung menghapus air matanya itu.
"Maafkan aku, sayang. Maaf." Lirih Sean dengan pelan sambil membawa istrinya ke dalam pelukannya.
Pelukan itu sangat erat hingga membuat Quiena sendiri seperti akan kehilangan Sean. Namun, ia tidak ingin menyiakan kesempatan itu hingga membalas pelukan dengan erat sampai mengecup bibirnya Sean. Lain halnya dengan Squby, yang perlahan-lahan mundur sampai berlari keluar ketika melihat dua orang yang sedang memadu kasih.
Selesai sudah detik-detik terakhir bagi Sean untuk bisa berpisah dengan Quiena sementara. Meskipun Sean tahu jika itu pasti akan membuat Quiena sakit hati. Ia lalu menatap wajah wanita tersayang, mengusap pipinya, dan berkata. "Sayang, ikutlah denganku sekarang begitupun dengan Squby. Kita akan pergi sementara ke tempat yang aman. Aku hanya mau supaya kamu baik-baik saja. Jadi, sekarang jangan membantah ucapan ku."
Kali ini kembali membuat Quiena kebingungan, dan harus melawan pikirannya sendiri. Ia sampai tidak tahu kenapa harus Sean mengajaknya pergi padahal mereka sedang berada di rumah.
"Sean, tunggu. Memangnya kita akan kemana? Kenapa kita harus pergi? Apa kita sedang terlibat hutang sampai harus melarikan diri seperti ini?" tanya Quiena dalam kebingungan.
Di saat itu benar-benar membuat Sean sulit untuk menjawab apalagi Sean tahu bahwa di dunia manusia tak ada yang namanya kerajaan iblis, meskipun ada tetapi hanya sebagian orang yang terpilih yang akan percaya. Apalagi dirinya kini bisa dikatakan setengah vampir dan iblis, meskipun Sean sudah tahu jiwa iblis dalam tubuhnya lebih besar.
Hal itu membuat Sean harus berbicara dengan dirinya sendiri. 'Aku tidak bisa kalau memberitahukan Quiena yang sejujurnya, karena aku belum siap jika sampai Quiena tahu bahwa aku bukanlah dari bangsa manusia. Tapi, tidak ada pilihan lain untuk membawa Quiena pergi lebih cepat karena aku takut jika Helena bertemu dengan Quiena. Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri jika sampai Quiena terluka.'
"Sudahlah jangan banyak tanya, sayang. Sekarang kita harus pergi. Aku akan menjelaskannya nanti padamu. Bantu aku mengemasi barang-barang kita." Sean langsung mengambil dua koper besar untuk dirinya dan Quiena. Meskipun koper itu sebagai pertanda bahwa dirinya menjalani hidup seperti manusia biasa agar tidak membuat orang lain curiga.
Tak ada pilihan lain di saat itu, Quiena dengan sangat terpaksa mengemasi barang-barang mereka. Sampai Squby datang kembali ke dalam kamar itu. Membuat Squby tahu jika ada sesuatu yang sedang Sean sembunyikan dari Quiena, apalagi Squby memang jelmaan kucing vampir.
Dengan cepat Sean mengendari mobil agar dirinya tidak terlihat oleh istrinya memiliki kekuatan. Saat itu wajah Quiena terus menatap kearah Sean meskipun Sean masih fokus dengan jalan di depan.
Namun, hal itu membuat Quiena merasa bahwa dirinya tidak ada gunanya sampai membuat ia insecure, dan berpikiran negatif hingga batinnya berkata. 'Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu harus menyembunyikan sesuatu dariku, Sean? Padahal kita adalah suami istri, tapi kenapa setelah kita menikah kamu tidak memberikan aku untuk mengetahui semuanya tentang dirimu. Sebenarnya apa yang telah kamu sembunyikan dariku, dan siapa dirimu sesungguhnya? Aku merasa bahwa tidak pernah saling jujur. Padahal aku sangat ingin setelah menikah bisa honeymoon seperti orang pada umumnya.'
Raut wajah Quiena terlihat sedih, dan semua ucapan kata hatinya membuat Sean melirik kearah Quiena. Sean yang bisa mendengar segala hal yang Quiena ucapkan membuat Sean merasa sedih ketika mengingat permintaan dari sang istri.
'Maafkan aku, sayang. Meskipun kamu telah ragu denganku, tapi percayalah kalau aku masih sangat mencintaimu. Walaupun kamu sekarang mulai curiga, tapi aku tidak akan bisa memberitahukan semuanya sebelum aku menyelesaikan misi ku ini. Dan jika nanti aku bisa kembali maka aku akan memenuhi semua keinginan mu itu supaya kita bisa pergi honeymoon seperti yang manusia lakukan pada umumnya. Tapi, sekarang aku harus membawamu ke suatu tempat, dan mungkin ini terakhir kalinya kita bertemu,' batin Sean.
Perjalanan terus berjalan dengan cepat, dan Sean kini memasuki sebuah hutan yang dulunya ia pakai bersembunyi ketika sedang berperang bersama Jacob. Emanuel lah yang telah membangun tempat persembunyian ini ketika dia masih menjadi penasehat kerajaan agar sewaktu-waktu mereka bisa melarikan diri jika terjadi peperangan dahsyat. Namun, jalan itu hanyalah hutan agar bisa mengecoh musuh, tapi setelah melewati hutan tersebut ada sebuah terowongan yang juga terlihat menyeramkan bagi bangsa manusia.
Di saat melewati jalan itu, hari Quiena penuh rasa ketakutan hingga ia menatap wajah Sean dalam kecemasan. Quiena sampai berpegang erat pada tangannya Sean yang sedang mengemudi. Namun, tidak dengan Squby, karena ia sudah tahu ke mana arah jalan tersebut. Ingin bertanya, tapi Quiena tidak berani membuat fokus Sean buyar karena dirinya. Hingga Quiena memutuskan untuk berdiam diri sembari terus menahan rasa takut. Tapi, saat itu, Sean segera membalas pegangan tangannya Quiena, dan ia menyetir dengan sebelah tangan.
Setidaknya membuat Quiena sedikit mengurangi rasa takutnya saat itu. Akan tetapi, ada hal aneh dalam perjalanan itu yang sebelumnya tidak pernah Quiena lihat di dalam dunia manusia. Di mana ada sebuah terowongan besar yang berada di bawah tanah dan di tengah-tengah hutan. Bahkan di dalam hutan yang lebat juga ada sebuah jalan. Padahal biasanya manusia tidak akan membuat jalan jika tidak ada tujuan. Apalagi warna jalan tersebut berbeda dari jalan pada dunia manusia. Hal itu semakin membuat Quiena khawatir.
Ke mana aku akan di bawa oleh Sean? Kenapa rasanya jalan ini semakin gelap bahkan aku tidak lagi bisa melihat matahari,' batin Quiena sembari melirik kearah Sean.
'Jangan takut, sayang. Kamu akan melihat keindahan jika sudah melewati terowongan ini, bersabarlah sedikit lagi cantik,' jawab Sean sembari tersenyum tipis. Ia menjawab dalam batinnya, dan hanya ia yang bisa mendengarnya. Tidak dengan batinnya Quiena, yang dengan mudahnya bisa di dengar oleh Sean.
Dan benar seperti yang dikatakan oleh Sean. Terowongan gelap telah mereka lewati dan kini sebuah jalan yang indah dengan hiasan di penuhi lilin.