webnovel

Study Tour

"Hei...Jeclyn!!!!"

"Gawat pagi-pagi sudah ketemu Aeychan .... Kabur saja" Aku berjalan lebih cepat dari sebelum nya. Kalau tidak di kejar devil pasti di kejar sama pasangan nya. Setiap hari harus berlai-lari menjauh dari Aeychan

"Tungggu!!!! Apa kau tidak dengar"

Aku melihat ke belakang dia mengajar ku,sekarang bukan melangkah cepat lagi tapi aku berlari di kerumunan, lari ke kiri lalu kekanan menghindari orang-orang yang ada di depan ku. Aku mulai menoleh ke belakangan mencari di mana ke beradaan Aeychan di tengah kerumunan orang-orang ini

Bruk...

"Auw....." Tiba-tiba aku menabrak sesuatu

"Kau tidak apa-apa Jeclyn"

"Maurer.... , maaf aku duluan ya" Aku tidak sempat lagi meminta maaf tulus , atau menjelas kan kepada nya. Tidak punya waktu untuk berbasa-basi tunggu aku akan mencari waktu untuk meminta maaf lagi

Bruk...

"Aduh..." Teriak kecil si Maurer

"Kenapa kau menghadang jalan ku si" Kata seseorang wanita yang terlihat kesal

"Pagi-pagi sudah di tabrak dua kali,ada apa ini? Kau tidak apa-apa?"

"Cepat minggir ..,gara-gara kau aku kehilangan Jeclyn"

"Tunggu..." Menarik tangan wanita itu

"Kenapa kau mengejar Jeclyn?"

"Bukan urusan mu...., kenapa kau menghadang ku? Lepaskan!!!" Wanita itu berusaha melepaskan tangan nya

"Lepas kan tangan nya"

"Kak Albert"

"Albert ..., kau kenal wanita ini?"

"Dengar..., lepas kan tangan ku. Kau tidak mendengar kan kata kak Albert? Berani sekali kau dengan kak Albert"

"Oh..., wanita mu?" Maurer melepas kan tangan Aeychan

"Dia adik ku"

"Hah...? Sejak kapan kau punya adik tanpa sepengetahuan ku?Adik dari mana? Kalau dia saja sudah sebesar ini berarti... anak haram?"

"Lancang!!!! Berani banyak bicara dengan kakak..., di sekolah ini tidak ada yang tidak tau kalau aku ini adik nya. Kau anak baru? Aku tidak pernah melihat mu?" Aeychan melihati Maurer dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas

"Dia?" Menunjuk Maurer sambil menatap Aeycahan, diam sejenak "Dia sepupu ku"

"Di...di...di.. dia? Dia sepupu kakak? Benar-benar tidak menyangka orang yang tidak sopan ini sepupu kakak..."

"Tidak sopan" Kata Maurer sambil tersenyum

******

Aku berhasil lolos lagi... , untung aku masih bisa lari darinya, aku mengelus dada sambil menarik nafas. Menduduki bangku kelas ku sambil masih mengambil nafas, suara gaduh di kelas mulai terdengar dan semua mata tiba-tiba tertuju pada seoarang laki-laki yang berjalan dari pintu kelas menuju meja guru. Semua diam menunggu kabar dari laki-laki itu. Laki-laki itu seorang anggota osis di sekolah kami

"Kawan-kawan dengar ada pengumuman , kita akan melakukan study tour di luar kota. Ini surat untuk di tanda tangani orang tua kalian , bawa surat ini saat study tour besok. Karena ini perjalanan mendadak keputusan hari ini kita akan pulang cepat"

"Yeah...." Teriak murid-murid di kelas

"Kenapa tiba-tiba begini ya? Biasa study tour di umum kan sebulan atau dua minggu sebelum ya. Kenapa mendadak sekali?" Tanya ku merasa bingung sendiri dan merasa aneh

"Apa yang kau pikir kan? Yang penting kita bisa bermain bersama beberapa hari ini kita juga bisa tidur bersama seperti dulu."

"Dan kita juga bisa mengobrol semalaman " Tambah ku

Di tempat lain, di tempat yang terpisah dari Jeclyn.

"Ada apa ini? Kenapa aku tidak tau?" Tanya Albert yang terlihat heran dan terasa kesal kepada Maurer

"Kenapa? Kau terkejut? Aku kemarin yang mengusul kan study tour kepada paman" "Kau????"

"Kenapa? Sekali-kali bersenang-senang."

"Itu memang cocok untuk mu. Lihat kau belajar sampai tampangmu jadi tua..." Albert tersenyum setelah menggoda Maurer

"Kau tidak berubah.. masih Albert yang ku kenal, aku sedikit takut kau berubah"

"Kau tidak takut pada ku?" Mencondong kan tubuh dengan tatapan tajam

"Tentu saja tidak" Merangkul Albert

"Tangan" Menghempas kan tangan Maurer

****

Apa saja yang harus ku bawa? Aku sendiri baru kali ini di perboleh kan untuk mengikuti study tour ini. Mungkin bawa seadanya saja yang penting saja yang aku masukan terlebih dahulu, senter, syal siapa tau di sana dingin, topi, selimut.. ini terlalu besar. Lebih baik bawa yang kecil saja

"Tara.... Barang-barang mu sudah di siapin oleh bibi" Mama menunjuk sebuah koper hitam besar dan ukuran koper itu untuk perjalanan 1-2bulan, koper besar itu terisi penuh entah apa saja yang berada di dalam koper itu. Sambil tersenyum senang mama menunjuk nya

"Huwa...., mama kami hanya pergi seminggu !! ini lebih terlihat seperti mengusir ku"

"Tentu saja ini keperluan mu semua untuk seminggu. Lihat!!! Ini baju mu, mama takut kau kedinginan jadi mama bawakan selimut besar , terus juga ada obat semua obat ada di sini obat batuk, demam , antibiotic ,obat racun ular, obat luka, obat pilek. Semua obat dari beberapa merek, karena kurang tau merek apa yang bagus mama bawakan semua. Di sini juga ada panci , kompor,tali..."

"Obat sebanyak ini? Ini bisa membunuh ku" Satu penyakit ada 12 macam obat , bayangkan saja sendiri kalau yang di masukan di koper ku ada obat untuk dua puluh penyakit berapa banyak sudah obat yang ku bawa hanya untuk satu minggu?

"Ini panci untuk apa?"

"Untuk pukul nyamuk ..., ya tentu saja untuk mengoreng"

"Mama ... aku Cuma satu minggu di sana. Biar kan aku yang menyiap kan keperluan ku dan lagi mama tidak perlu takut di sana ada tim penyelamat mama tidur saja. Aku juga bukan berkemah di hutan yang harus membawa panci dan tenda... ini study tour"

"Mama masih cemas.., bagaimana kalau kau bawa bibi saja? Bibi bisa memakai seragam menyamar jadi murid di sana"

"MAMA!!!!"

"Baik lah"

Seperti biasa matahari tetap bersinar dari timur tentu nya. Waktu sudah menunjukan pukul 07.00 pagi dan Jeclyn masih tergeletak mulas di atas ranjang nya. Sementara anak-anak sudah berkumpul di lapangan sekolah untuk keberangkatan study tour nya.

Mata yang tadi nya tertutup rapat dan masih di alam mimpi terbangun dengan sinar matahari yang masuk lewat fentilasi jendela,menembus gorden putih yang tipis dan menyinari mata Jeclyn tanpa henti , membuat mata itu terpaksa membuka dengan lembut.

"Hm... jam berapa ini?" Tanya ku pada diri sendiri sambil melihat kearah jam dinding yang tepat terpajang di depan ku"Apa.... Jam 07.00? Aku terlambat, mati lah aku bisa di tinggal dengan bus" Aku berlari mengganti pakaian tanpa mandi , aku Cuma mencuci muka ku agar terlihat lebih segar

" Ya.., semua sudah siap. Ayo.., naik bus dengan tertib dan perlahan" Kata bu guru dari kejauhan. Perlahan bus mulai menghidup kan mesin nya dari kejauhan Jeclyn melihat bus mulai berjalan perlahan.

"Tunggu...!!!" Aku lupa menghidup kan Alarm, bus pun sudah melaju dan aku juga mati-matian berlari dengan membawa beban yang cukup berat di pundak ku mengejar bus itu. Aku merasakan getar di kantong ku di ikuti dengan nada dering yang sangat familiar..

"Hei...." Terdengar suara memanggil ku tapi aku tidak menghiraukan nya, aku tetap berlari dan tidak melihat kearah orang yang memanggil ku sama sekali

"Jangan ganggu aku, ini bukan saat nya... aku lagi mengejar bus"

"Apa aku menanyakan mu ?"

"Akh..., jangan menganggu" Teriak ku masih belum sempat melihat laki-laki yang menganggu ku

Duk..

"Aduh..., sakit" Aku jatuh dengan posisi terungkep " Kenapa pakai acara jatuh di saat begini?" Aku kesal siapa yang menaruh batu di jalan begini... tanpa pakai acara jatuh saja aku tidak bisa mengejar apa lagi ada acara pakai acara jatuh? Kesal!!! Kesal!!! Aku masih belum berdiri dari posisi ku dan memukul-mukul lantai

"Kau tidak apa-apa? Sampai kapan kau mau tiduran di sana nona? Sepertinya kau sangat menyukai lantai itu"

"Kau.... Albert...?" Aku melihat ke kiriku "Mobil?"

"Ya..., aku tau kau akan terlambat jadi aku menunggu mu di sini"

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi kau bawa mobil???? Sampai aku berlari mengejar bus itu"

"Aku sudah memanggil dan mengikuti mu dengan mobil tapi kau sendiri yang tidak menoleh " Mengulur kan tangan

"Menyebal kan!!!! Kenapa kau malah naik mobil bukan bus?"

"Sudah cepat naik atau aku tinggal..."

"Aku tidak biasa naik bus sekolah jadi aku membawa mobil"

"Perkataan apa itu" Mana ada orang yang menjawab pertanyaan dengan alasan yang tidak masuk akal begitu. Jadi sebenar nya dia yang tuan besar atau aku yang nona besar?

"Wah.., aku kira nona besar akan membawa berkoper-koper barang"

"Hampir.." Sambil merengut, kata-kata nya tepat sekali...

Baru saja turun dari mobil gossip-gosip langsung berdatangan , di telingga banyak sekali kata-kata aneh yang terdengar

"Kakak? Dia lagi dia lagi!!! Benar-benar tidak bisa di lepaskan" Kencam Aeychan yang melihat Jeclyn naik mobil hanya berduan dengan Albert

"Dari dulu tidak berubah..."Sambil mengeleng-geleng kan kepala Maurer mengatakan nya

"Apa-apaa dia? Aku saja tidak pernah naik mobil nya" Masih dengan nada kesal melihat Jeclyn bersama kakak nya

"Tunggu dulu.. kau wanita itu kan" Tanya Maurer dengan Aeychan

"Apa?Apa wanita itu?" Dengan nada marah ke Maurer lebih tepat nya Maurer menjadi pelampiasan amarah nya, setelah melihat kejadian yang mengesal di depan nya

"Aeychan?" Masih ragu dengan nama Aeychan

"Jangan ganggu aku, bukan berarti kau saudara kakak aku tidak berani memperlakukan mu seperti yang lain"

"Albert tak pernah membawa mobil?"

"Tentu saja tidak , kalau pun dia membawa mobil harus nya penumpang pertama nya adalah aku tau.., aku tidak mau bicara dengan mu lagi , karena memandang mu sepupu kakak saja kalau tidak kau pasti sudah hancur"

Gossip-gosip mulai bermunculan , tatapan curiga dan aneh mulai mendatangi dan mulai menyelimuti keberadaan ku. Jelas saja dia memakir kan mobil nya di tengah-tengah kerumunan orang kalau tidak ada yang memperhatikan berarti itu yang di sebut aneh..

"Semua berkumpul di sini , nama kalian akan di bagi dalam beberapa kamar. Kalian bisa melihat pembagian na di kertas ini" Sambil memebagikan kertas yang di pengang

"Kita satu kamar Sendy...., ya..hampir saja . untung ada Albert"

"A.... Albert? Aku tidak salah dengar?" Masih tidak percaya,biasa Albert lah yang selalu membuat nya terlambat tapi sekarang malah terdengar seperti malaikat yang menolong Jeclyn

"Dia membawa mobil pribadi dan menumpangi ku,"

"Ah.., aku tau dia juga pasti tidak ingin melepaskan mu walau sehari saja. Dia mau menyiksa mu 24 jam"

"Benarkah?"

Kenapa tidak terpikir oleh ku? Malah aku sempat menganggap nya baik karena kata- kata nya" aku tau kau akan terlambat jadi aku menunggu mu di sini" ternyata aku yang salah mengartikan nya. Ada maksud yang tersmbunyi dan dia tidak ingin melewatkan kesempatan langkah ini 24 jam menyiksa ku