Di dalam begitu gelap... untuk melangkah saja aku sudah cukup kesulitan, aku menarik baju Maurer yang ada di depan ku. Lampu berkedap-kedip, suara aneh bergema di mana-mana, bau amis yang menyengat mulai tercium. Mereka membuat suasana begitu menyeram kan, kami melewati sebuah gerbong kereta api yang telah usang yang di sinari lampu merah berkedap-kedip. Tiba-tiba lampu mati, aku dan Aeychan menjerit membuat ruangan begema dengan jeritan kami berdua
lampu degan cepat menyala, seorang suster dengan mata bonyok keluar dari gerbang tua, dia menarik baju ku, lampu kembali mati membuat ku berlarian tidak tentu arah. Begitu aku bisa melepaskan tarikan nya aku melihat sosok laki-laki mirip Maurer dan aku langsung menarik baju nya. Lampu menyala kembali, tau-tau kami sudah di luar arena rumah hantu
Seluruh tubuh ku lemas, nafas ku tidak beraturan seperti habis berlari, keringat dingin mengucur dari tubuh ku, aku sungguh bersyukur telah melewati semua tantangan dan berdiri di sini, sesekali aku mengelap keringat ku yang terjatuh dari pelipis mata ku.
" Tadi sangat mengejut kan ku, apa lagi saat suster tadi menarik ku" Melihat ke atas dan kaget
"Kenapa bisa kau Albert?" Melepaskan pengangan di baju Albert
"Aku yang harus nya bertanya pada mu, kenapa kau bisa bersama ku? Dan kenapa kau yang memengang baju ku bukan Aeychan?"
"Di mana mereka? Aeychan paling takut dengan hantu,apa dia tidak apa-apa sendirian" Albert mengeluar kan hp
Di lain tempat Aeychan dan Maurer yang masih berada di dalam, Aeychan menyadari kalau disamping nya bukan lah Albert setelah menerima telpon tadi. Sebuah tangan tiba-tiba jatuh dari langit-langit dengan berlumuran darah, Aeychan meloncat menjauh dengan teriakan tanpa henti dan memeluk Maurer
"Jangan jauh-jauh" Kata Maurer
Aeychan langsung melepaskan pelukan nya,dia kembali berjalan dan merasakan sesuatu yang memengang bahunya sesosok wanita dengan belatung diperutnya membuat nya menjerit dan berlari ketakutan membenamkan kepala nya di pundak Maurer dan memeluk nya. Maurer menarik tangan Aeychan menarik tangan nya dan meletakan nya di baju belakang agar Aeychan dapat menarik baju nya
" Albert tidak akan marah dengan begini juga akan lebih cepat keluar, kau bisa bertemu Albert dan aku bisa bertemu Jeclyn"
Albert memperhatikan hp nya, seperti nya dia mendapat pesan singkat dari Aeychan dan segera berlari, tunggu mau kemana dia? Hujan turun lumayan untuk membasahi tubuh ku tetapi Albert masih berlari dan aku mengikuti nya
"Hujan apa kita berteduh saja dulu" Tanya ku
"Kita cari Aeychan baru pulang,dia di pintu kedua"
"Tapi ini hujan"
" Aeychan tidak biasa dengan orang asing" Masih berlari di tengah hujan
Terus bagaimana dengan ku? Aku juga harus hujan-hujanan mencari orang yang tidak akrab dengan ku? Menyebalkan kalau dengan ku, kau lah penyebab aku berjemur di terik matahari. Aku menghentikan langkah ku, kenapa aku harus mengikuti nya? Aku kan bisa berteduh, setelah hujan redah aku bisa pulang kerumah, aku melajutkan perjalanan meninggal kan Albert.
Tapi bagaimana kalau dia mencari ku? Berarti dia harus berlari ditengah hujan kembali kan? Aku kembali mengejar Albert yang menjauh tapi tunggu dia bahkan tidak menyadari kalau dia kehilangan aku sejenak. Kenapa aku harus mengikut nya lagi ah..bodoh.. bodoh.. bodoh.... Ah.., untung saja sudah bertemu
Aeychan berjalan kearah Albert dan terjatuh karena dorongan orang yang berteduh dan di saat bersamaan Jeclyn tersandung batu dan terjatuh. Jeclyn memejam kan mata masih berada di tengah jalan dalam keadaan basah kuyup. Bruk.... Aeychan dan Jeclyn membuka mata secara bersamaan
Cer.. kopi yang di pengang Aecyan tumpah kelantai , Jeclyn terjatuh di lantai yang tergenang air, air berjipratan saat Jeclyn jatuh sedang kan di saat yang sama Aeychan di tangkap oleh Albert.
"Kau tidak apa-apa Aeychan?" Tanya Albert
"Kau tidak apa-apa?" Maurer berjalan ke arah Jeclyn dan menyodorkan tangan, Albert baru menyadari Jeclyn terjatuh di lantai dan berlari menyodorkan tangan nya pada Jeclyn
Ada dua tangan yang di sodorkan.. tangan Albert dan Maurer. Tangan Albert sudah ada yag memiliki nya toh dia juga tidak peduli pada ku dan Maurer lah yang pertama kali menyodorkan tangan pada ku. Aku memengang tangan Maurer dan dia menarik ku ke tempat
teduh dan memberikan jaket nya untuk ku. Pakain ku semua basah dan kotor oleh lumpur di lantai..ku lirik kedua tangan ku yang kotor, dan menyadari aku menghilangkan sesuatu.., apa yang hilang? Sebelum ny tangan ini memengang sesuatu
"Ah.., ikan nya " Kataku
"Masih kah kau harus mencemaskan ikan itu? Sedangkan kau sendiri..."
"Ya..,karena itu pemberian Maurer dan itu di dapat kan dengan susah payah"Menatap sinis dan dengan nada dingin
"Biar aku saja yang mengambilkan nya" Maurer berjalan di tengah hujan
"Lebih baik kita pulang saja ke penginapan, jangan menunggu kembang api lagi" KataAeychan
"Kalau kau ingin menonton nya kita bisa menunggu sebentar lagi" Jawab Albert
"Tidak , Jeclyn sudah basah kuyup"
"Aku bisa menunggu sebentar" Aku tidak ingin mengecewakan yang lain, untuk mendapatkan tiket ini saja sudah sangat susah.. tidak mungkin mereka ingin melewatkan malam puncak nya.
"Tidak..!! kau harus pulang begitu hujan redah"
"Biar aku antar" Kata Albert
"Kau harus mengantar Aeychan biar aku saja yang mengantarmu"
"Terimakasih aku bisa pulang sendiri ke pengginapan, tenang saja ....Kapan-kapan kita main lagi" Tersenyum
"Aku antar kau" Albert memengang bahu Jeclyn dan Jeclyn menghempaskan tangan nya. Duar.. kembang api menyala , Jeclyn meninggal kan tempat itu tanpa melihat nya
" Kau boleh demi Aeychan menerobos hujan tapi apa kau juga memikir kan Jeclyn yang mengikuti mu? Kau juga membiar kan nya basah kuyup. Aku tidak akan membiarkan kau melakukan nya lagi" Maurer menepuk bahu Albert, Albert masih diam di tempat sambil melihat tangan yang di hempas Jeclyn.