Elia bersyukur atas kesigapan dan betapa ringan tubuhnya sehingga bisa bergerak cepat. Tak ada waktu untuk santai Elia, tegur Elia pada dirinya sendiri. Sorot matanya kini siap menghadapi perempuan bertombak di depannya. Siapa dia? kenapa bisa muncul dari ... hah, kenapa masih heran Elia? tempat ini kan memang serba aneh, kurasa inilah yang disebut dengan pelatihan paksaan untuk membuatmu tumbuh dewasa dan meningkatkan kemampuan bela dirimu juga.
Setelah mengatakannya terang-terangan dalam hati, Elia tak lagi bertanya-tanya siapa perempuan yang sekarang wajahnya tertutupi oleh kabut yang juga datangnya entah dari mana. Selain kabut yang menutupi wajahnya, samar-samar Elia bisa melihat perempuan itu memakai topeng misterius. Satu hal yang pasti, dia harus menghadapinya di antara pepohonan tak berwarna.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com