Nuansa yang diciptakan dalam setiap kata Max membentuk suatu siluet di dalam benak Elia. Dia seperti dapat merasakan keberadaan Roh Buluh Kedampal di dalam dirinya. Roh itu seperti sedang memeluk hangat hatinya sehingga dia bisa bangkit kembali.
"Jadi ... roh luhur itu yang membimbingku bangun dari tidur panjang?" tanya Elia yang tiba-tiba menginginkan konfirmasi. Dia tidak mau fantasi indahnya tenang Roh Buluh Kedampal menjadi buruk kalau dia tidak meyakinkan dirinya sendiri.
Max mengangguk dan nyatalah seluruh keindahan yang terbayangkan di dalam imajinasi Elia, Azaila, dan Xixi. Kedua tabib itu melihat Elia dengan tatapan lain sekarang. Tatapan itu sulit dijabarkan, apakah itu penuh cinta atau sangat kagum pada Elia. Sulit untuk menentukan yang mana. Namun Elia sendiri merasa terhormat telah menerima energi dari Roh Buluh Kedampal.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com