Terrice menantikan pertanyaan yang akan diajukan oleh Kabil dengan menatap matanya. Kabil tersenyum geli karena tangan Terrice menyentuh alat vitalnya.
"Kamu mau melakukannya?" tanya Kabil melihat tangan Terrice yang bergerak terampil. Terrice mengangguk nakal.
"Kalau begini aku jadi lupa pada pertanyaanku," kata Kabil.
"Usahakan untuk mengingatnya kembali," kata Terrice.
Tangannya bergerak naik turun, menimbang buah zakar, dan mengelus-elusnya. Terrice mengangkat pahanya, mengkilat karena tertimpa cahaya lilin. Terrice duduk di atas pangkuan Kabil lalu menelungkup, buah dadanya menempel pada perut bagian atas Kabil.
Kabil merasakan sensasi kebangkitan hasratnya sekali lagi. Dia suka dengan cara Terrice menaikkan minat birahinya. Saat menatap ke bawah, dia tidak hanya melihat sorot iris mata yang indah tapi juga lekuk indah tubuh Terrice.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com