Mendengar suara sesuatu yang jatuh, Wega langsung menoleh ke arah ruangan lain lalu meminta izin pada Waslam untuk ke belakang sejenak. Perempuan itu takut jika kucingnya ada yang keluar kandang dan main panjat benda-benda yang ada. Terutama si Vaza, ras kucing oren yang kerap dijuluki kucing barbar.
Jeng!
Mata perempuan berjilbab mint itu seketika membulat, kala mendapati sosok lelaki yang paling ia hormati di rumah tengah berjongkok bersama bundanya, keduanya sedang menasukkan mainan kucingnya ke dalam ember. Kini Wega tahu jika yang jatuh tadi adalah ember tempat mainan kucingnya. Tetapi yang menjadi masalah, ember itu posinsinya di pojok dekat pintu sendirian, tidak akan mudah tersenggol karena ada yang mengambil benda lain.
Dan sekarang ia memergoki orang tuanya sedang menyusun mainan kucing. Sebenarnya apa yang mereka lakukan di sini? Bukankah keduanya sudah menagatakan jika akan pergi, setidaknya tidur. Bukan malah membongkar mainan kucing.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com