webnovel

Bestfriend With Too Much Benefits

Zoey Aretta Risty adalah seorang aktris terkenal berusia 27 tahun, semasa karirnya yang terus meroket dia memiliki sahabat yang selalu ada untuk mendukungnya. Sahabatnya sejak SMA. Seorang pria yang menghilangkan segala kepolosan Zoey, lebih tepatnya mereka bersama menghilangkan rasa penasaran dari kepolosan mereka menuju obsesi yang memuaskan. Jeffrey Keenan Abigail adalah direktur finance perusahaan property, pewaris tertinggi dalam perusahaan keluarga J Corp. Dirinya merupakan pria yang selalu dituntut untuk bisa lebih dari siapapun dan Zoey lah seseorang yang bisa membuatnya berada dalam kenyamanan. Jeffrey yang selalu dipilihkan jalan hidupnya oleh Ayahnya, murka. Bagaimana pun caranya kali ini Jeffrey tidak ingin menuruti Ayahnya. Jeffrey akan menentang sebuah perjodohan dari Ayahnya atas nama memperluas bisnis. Tentu dengan berbagai cara Jeffrey menentang Ayahnya, hingga ia memilih jalan yang tak terduga dengan mengajak Zoey untuk menikah dengannya. Selama bertemu dengan Jeffrey, apa yang dilakukannya tanpa disadari terus mengikuti Jeffrey. Apapun yang dilakukan, Zoey akan meminta pendapat dari Jeffrey termasuk mengambil keputusan dalam karirnya. Tetapi, kali ini jelas berbeda. Meski Zoey senang bermain dalam hubungan tapi jika menikah maka dia hanya ingin satu kali seumur hidup bersama dengan orang yang dicintainya. Lalu, bagaimana sekarang dia disaat Jeffrey memberikannya pilihan seperti ini?

Namnam_Meow · สมจริง
เรตติ้งไม่พอ
17 Chs

Chapter 14 : Put Your Seal

Zoey meraih tasnya yang ada di meja nakas, mengeluarkan barang kecil dan panjang yang ada di dalam dompet berisi segala alat make up yang dia punya.

"Let's make our own seal" ucap Zoey memoles warna merah di bibirnya dengan tebal setelahnya kedua bibir disatukan hingga nyaring suaranya. Sejak tadi matanya terus menatap mata Jeffrey seakan sedang menggodanya. Zoey paham dia saat berhasil menarik perhatian Jeffrey yang hanya tertuju pada bibir merahnya.

"Selain tanda tangan, kita juga butuh stampel. Biasanya orang pakai ibu jari, gue mau pakai bibir. Make it different" jelas Zoey menempelkan bibirnya pada kertas tepat di atas tanda tangannya. Perfect!. Bibirnya terbentuk di atas kertas dengan warna merah. Sekarang kertasnya terlihat lebih menarik di matanya, perjanjian mereka tidak perlu sekaku itu kan?.

"Pretty" ujarnya memandangi dua kertas yang sudah ia tandai dengan bibir merahnya.

"Lo itu selama ini emangnya rada gila ya?" Jeffrey memberikan celetuknya setelah sejak tadi diam memperhatikan apa yang dilakukan Zoey.

"Gue gila juga sama lo doang" ucap Zoey mengambil lipstik merahnya, Ia maju dan berdiri dengan kedua lututnya jadi tumpu di atas kasur. "Khusus untuk calon suami gue"

"Kalo sama Daniel?"

Mata Zoey teralihkan menatap mata Jeffrey. "Gak jelas lo, gak ada urusannya sama Daniel" ucap Zoey.

"Gak perlu stampel lain, gue pakai sidik jari aja" ujar Jeffrey ingin bangkit, namun tangannya sudah ditarik oleh Zoey. Sebelum Jeffrey bisa memberontak, Zoey mengapit kaki Jeffrey dengan kedua lututnya dan satu tangannya menekan tengkuk Jeffrey.

"Perjanjian ini bukan cuma untuk satu pihak. Kedua pihak harus memberikan tanda" ucap Zoey memaksa agar kepala Jeffrey diam saat dirinya sibuk memoles warna merah cabai pada bibir polos Jeffrey.

"Tapi kita kan bisa pakai cara lain, Aretta" gerutu Jeffrey, dia sudah pasrah dan tidak memberontak lagi. Selesai dengan merias bibir polos Jeffrey, Zoey tertawa puas melihat hasilnya.

"Jeff, lo cantik serius. Kayanya lo harus coba pake make up deh" ucap Zoey. Jeffrey menghela napasnya, dia harus sabar menghadapi tingkah random dari Zoey. Selama hampir 10 tahun dia berurusan dengan tingkah tidak menentu Zoey maka Jeffrey harus lebih sabar lagi setelah mereka menikah dan tinggal bersama. Tidak tahu apa yang akan dilakukan Zoey nanti ketika mereka berada di rumah yang sama mulai dari senin sampai senin lagi.

"Cepat cium kertasnya" ucap Zoey lagi, Ia memberikan dua lembar kertas di atas kasur tadi pada Jeffrey.

"Abis kertas lo sih kayanya yang gue cium" ucap Jeffrey memberi lirikan tajam pada Zoey. Seketika bulu kudup Zoey naik dan merasakan rasanya merinding mendapatkan tatapan membunuh dari Jeffrey. Sepertinya malam ini akan semakin panjang.

Jeffrey melakukan apa yang diminta oleh Zoey, menempelkan bibirnya pada kertas tepat di atas tanda tangan miliknya. Setelah, itu Zoey menarik lengan Jeffrey untuk mendekat padanya. Satu tangannya sudah siap dengan ponsel.

"Satu dua tiga, Cheese" seru Zoey dengan senyuman lebar dibibirnya, begitu pun dengan Jeffrey yang siap bergaya di depan kamera seperti sudah memahami Zoey.

Cekrek

"Lagi, satu dua tiga" kali ini Zoey memanyunkan bibirnya memberikan kesan gemas begitu juga dengan Jeffrey yang mengikuti apa yang dilakukan Zoey.

"Udah selesai, kita lanjut yang lain aja" ucap Jeffrey mengambil ponsel Zoey dan meletakkannya di lantai. Ia berganti posisi menghadap Zoey dengan tangannya mengambil pinggang ramping milik Zoey. Perlahan tangan kanannya bergerak ke bagian belakang leher Zoey memberikan setruman pada tubuh Zoey yang merasakan sentuhan lembut dari Jeffrey.

Tanpa berbasa-basi lagi, Jeffrey langsung melahap bibir Zoey. Sekarang tidak hanya Zoey yang menghancurkan riasan bibirnya tapi milik Jeffrey pun juga begitu. Dibandingkan Jeffrey, kali ini Zoey lebih agresif dengan duduk di atas paha Jeffrey dan memainkan tangannya mengelus pipi Jeffrey. Ia menangkup kedua pipi Jeffrey agar dapat memperdalam ciuman mereka. Tangannya menurun dan memeluk leher Jeffrey.

Zoey dengan jemari lentiknya seperti sedang bermain piano di atas tubuh polos Jeffrey. Bahu lebar, lengan kekar, dada yang bidang, serta 6-kotak-coklat itu terasa keras dan menggiurkan dirasakan Zoey. Dengan elusannya itu Zoey memastikan bahwa Jeffrey akan sangat menikmatinya. Jeffrey merebahkan tubuhnya dan kini membiarkan Zoey yang ingin bermain lebih dulu.

"Lo sibuk kerja kapan ada waktu buat bentuk badan kaya gini?" tanya Zoey menatap Jeffrey tetapi tangannya bergerak mengelus tubuh polos itu.

"Mau ikut?" Jeffrey menarik tengkuk Zoey untuk mendekat dengan wajahnya dan memberikan lumayan kecil pada bibirnya yang selalu terasa manis.

"Apa? Gym?" Zoey bertanya setelah lepas dari Jeffrey dan kembali menatap pada mata sang pria.

"Have you ever tried it in a gym?" Jeffrey balik bertanya dengan tatapan sensual dan bibirnya membuat seringai menggoda Zoey.

"You mean making love?"

"Hmm, Kayanya nanti rumah kita bakal gue bikin ruangan gym, It's gonna be fun"

"Mesum" Zoey mengakhiri tatapannya pada wajah Jeffrey dan kini dirinya memberikan tanda-tanda merah di leher Jeffrey. Mendengar perkataan singkat Zoey itu membuat Jeffrey terkekeh, dia tidak marah sudah sering dibilang seperti itu oleh Zoey. Itu benar, tapi hanya Zoey yang boleh bilang begitu padanya dan hanya Zoey ia menjadi seperti pria mesum.

Jeffrey terlihat menikmati setiap sentuhan Zoey, namun kegiatan itu harus terhenti saat Zoey melepaskannya lebih dulu.

"Gue laper, mau makan" ujar Zoey turun dari pangkuan Jeffrey.

"Nanti gue bikin makan malam" ucap Jeffrey kembali duduk, tangannya bergerak memasuki surai coklat Zoey dan menempatkan tangannya di belakang kepala Zoey.

"Mau sekarang" ucap Zoey mengakhir dengan memberikan kecupan pada bibir Jeffrey dan turun dari atas kasur.

"Zoey, really? When it's already hard?" Jeffrey melirik ke 'anaknya' di bawah.

"Lo kemarin juga ninggalin gue, with no explanation" ucap Zoey menjulurkan lidahnya pada Jeffrey. Argh. Kenapa di saat ini Zoey terlihat menggemaskan, tetapi jika sudah berada di ranjang bersamanya sifat liar dari Zoey itu akan membuatnya terbuai oleh masalah dan waktu. Segala sesuatu yang ada dipikirannya menghilang dan diganti oleh kehadiran Zoey di hadapannya.

"Sial, you better use your tounge for something else" Jeffrey mengepal tangannya untuk menahan diri. Bisa-bisanya Zoey berhenti di saat dirinya baru saja akan memulai lagi permainan ranjang mereka. Dengan siapa pun Jeffrey bermain dia tidak pernah meminta dan merengek kecuali bersama dengan Zoey. Jeffrey paham bagaimana dirinya nyaman begitu melakukannya bersama Zoey.

"Nikmati apa yang gue rasakan kemarin, sendiri di apartemen gue" lanjut Zoey berjalan cepat keluar kamar sebelum Jeffrey bisa menerkamnya lagi.