webnovel

Bestfriend With Too Much Benefits

Zoey Aretta Risty adalah seorang aktris terkenal berusia 27 tahun, semasa karirnya yang terus meroket dia memiliki sahabat yang selalu ada untuk mendukungnya. Sahabatnya sejak SMA. Seorang pria yang menghilangkan segala kepolosan Zoey, lebih tepatnya mereka bersama menghilangkan rasa penasaran dari kepolosan mereka menuju obsesi yang memuaskan. Jeffrey Keenan Abigail adalah direktur finance perusahaan property, pewaris tertinggi dalam perusahaan keluarga J Corp. Dirinya merupakan pria yang selalu dituntut untuk bisa lebih dari siapapun dan Zoey lah seseorang yang bisa membuatnya berada dalam kenyamanan. Jeffrey yang selalu dipilihkan jalan hidupnya oleh Ayahnya, murka. Bagaimana pun caranya kali ini Jeffrey tidak ingin menuruti Ayahnya. Jeffrey akan menentang sebuah perjodohan dari Ayahnya atas nama memperluas bisnis. Tentu dengan berbagai cara Jeffrey menentang Ayahnya, hingga ia memilih jalan yang tak terduga dengan mengajak Zoey untuk menikah dengannya. Selama bertemu dengan Jeffrey, apa yang dilakukannya tanpa disadari terus mengikuti Jeffrey. Apapun yang dilakukan, Zoey akan meminta pendapat dari Jeffrey termasuk mengambil keputusan dalam karirnya. Tetapi, kali ini jelas berbeda. Meski Zoey senang bermain dalam hubungan tapi jika menikah maka dia hanya ingin satu kali seumur hidup bersama dengan orang yang dicintainya. Lalu, bagaimana sekarang dia disaat Jeffrey memberikannya pilihan seperti ini?

Namnam_Meow · สมจริง
เรตติ้งไม่พอ
17 Chs

Chapeter 12 : Am I Taking The Right Way?

Zoey menekan nomor password untuk membuka pintu apartemen Jeffrey. Setelah berhasil membukanya, Zoey melangkahkan kaki masuk. Jeffrey yang berada di dapur menunjukan dirinya di koridor melihat siapa yang datang.

"Lo, kenapa ada di sini, kencannya cepet banget selesai?" Jeffrey bertanya keheranan mengapa baru pergi 3 jam yang lalu dan Zoey sekarang sudah ada di depan apartemennya lagi. Zoey menghela nafasnya lalu melangkahkan kaki mendekat pada Jeffrey.

"Lo minum ya? Udah berapa botol yang lo minum? ini masih sore Jeffrey" ujar Zoey meraih botol yang ada di tangan Jeffrey. Sepertinya itu belum terbuka karena Jeffrey baru saja mengambil botol dari tempat penyimpanan wine.

"Hanya alkohol yang bisa temanin gus saat kesepian" ucap Jeffrey. Zoey menatap mata pria di depannya, kenapa Jeffrey terlihat sangat menyedihkan sekarang?. Zoey menangkup wajah Jeffrey, membawanya lebih dekat dan lebih dulu menaruh bibirnya di bibir Jeffrey. Tentu saja Jeffrey tidak akan menolak dan bertanya alasan kenapa Zoey melakukannya meski dia penasaran.

Zoey mendorong pelan dada Jeffrey, memintanya untuk berjalan mundur tanpa melepas permainan bibir mereka. Jeffrey pun menurutinya dengan melangkah mundur sampai ia duduk di atas sofa. Tangan Jeffrey kembali mengambil botol dari tangan Zoey yang ia letakkan di atas meja ruang tamu. Zoey kini duduk di atas pangkuan Jeffrey. Tangannya sudah menggerayangi tubuh bagian atas Jeffrey, sampai tangannya di ujung kaos hitam polos Jeffrey, Ia menariknya ke atas hingga Jeffrey bisa melepas pakaiannya.

Jeffrey pun tidak diam, tangannya sejak tadi berada di leher belakang Zoey menariknya lebih dekat dan memperdalam ciuman mereka. Tangannya itu turun hingga jarinya menyentuh tulang selangka Zoey yang menonjol. Jeffrey melepas tautan bibirnya dan turun untuk memberikan tanda di setiap tempat yang ia sentuh tadi.

"Gue—..Gue akan menikah" ucap Zoey dengan nafas memburu menghentikan gerakan Jeffrey. Ia menurunkan tatapannya pada Jeffrey.

"Gue menerima ajakan lo untuk nikah sama lo dan perjanjian yang mau lo buat untuk tetap membiarkan gue bebas" ucap Zoey dengan nada yang serius. Jeffrey masih terdiam menatap Zoey, Ia menunggu hingga Zoey melanjutkan kalimatnya lagi.

"Gue sudah mengacaukan keadaan tadi, dibandingkan kita berpura-pura akan menikah lebih baik kita benar menikah dalam waktu dekat dan gue setuju dengan perjanjian yang lo buat" ucap Zoey.

"Aretta, gue gak serius mengajak lo menikah" ucap Jeffrey menatap mata Zoey yang sekilas menampilkan sorot kecewa setelah mendengar ucapannya. Zoey pun tidak mengerti kenapa dia merasa sakit hati mendengar kalimat Jeffrey barusan. Lebih tepatnya dia merasa kesal karena sulit untuk Zoey menyetujui hal ini dan memberanikan diri untuk memutuskan menikah dengan Jeffrey tetapi pria yang mengajaknya menikah justru sedang bercanda?. Jeffrey memang tidak pernah serius jika berurusan dengannya. Zoey memang hanya mainan untuk Jeffrey karena dia mudah.

"Kalau lo menikah karir lo bisa terhenti sedangkan lo masih muda dan masih bisa terus berkarir lebih jauh" ucap Jeffrey menyelipkan rambut yang menghalangi pandangan Zoey ke belakang telinga. Mendengar kalimat Jeffrey sedikit menurunkan rasa kecewa Zoey. Setidaknya alasan Jeffrey itu ada benarnya dan Zoey setuju.

"Kita tidak perlu bahas itu lagi, gue akan mengurus urusan gue dengan orang tua gie nanti. Lo kenapa gak jadi kencannya dan malah balik ke sini?" Jeffrey balik bertanya untuk mengganti topik.

"Gak tau, gue merasa sangat bersalah kalau gue pergi dan berkencan untuk bersenang-senang, sedangkan teman gue lagi kesepian di sini masa gue meninggalkan teman gue sendiri di sini" ucap Zoey memeluk leher Jeffrey dan menyembunyikan kepalanya di antara leher dan bahu Jeffrey. Ia menghirup aroma segar dari tubuh Jeffrey. Wangi tubuh alami Jeffrey lebih memabukan untuknya dan aroma parfum menambah kesan maskulin.

"Jadi, lo membatalkan acara lo buat gue?" Jeffrey memegang pundak Zoey untuk dapat menatap wajah Zoey lagi. Zoey menganggukan kepalanya.

"Makanya, gue udah anggap serius ajakan lo buat menikah dan gak mudah buat gue memutuskan ini. Kita nikah aja ya?"

"Lo gak perlu melakukannya, gue yang salah disini" ucap Jeffrey. Zoey terdiam dengan kepala yang tertunduk.

"Terus sekarang lo meminta gue untuk pergi aja gitu? Tapi gue udah membatalkan acara dengan Daniel tadi, kalau lo meminta gue pergi, gue pulang ke apartemen terus di rumah sendirian.."

"Kalau alasan lo gitu, gue gak akan mengizinkan lo pulang, well, gue memang gak marah justru gue beruntung lo berbohong seperti tadi di depan kedua orang tua gue, itu lebih memudahkan mereka membatalkan perjodohan, tapi gue sedikit kesal lo gak merencanakannya sama gue dulu. Gue kan jadi ikut kaget tadi" ucap Jeffrey mencubit kedua pipi Zoey dengan gemas.

"Maaf ya.." ucap Zoey.

"Iya, gak usah minta maaf terus nanti gue malah berubah pikiran gak mau maafin lo"

"Ya jangan gitu dong Jeffrey, permintaan maafnya nikah aja deh ayo, gue udah setuju padahal"

Jeffrey menggelengkan kepalanya. Kenapa juga Zoey jadi ingin menikah dengannya padahal sejak kemarin dia mengajaknya Zoey selalu menolak dengan berbagai alasan.

"Jeff, gue serius. Gue gak masalah kalau misalnya kita menikah lagian kita juga udah lama kenal, gue juga gak kepikiran mau sama siapa lagi nanti nikah. Eh enggak, ada Daniel, dia baik banget. Tapi, lo juga izinin gue kan sama Daniel, jadi gue gak masalah menikah sama lo sekarang. Lo bilang gak ada bedanya kan sama kita sekarang cuma status kita yang beda" jelas Zoey panjang lebar, Jeffrey selama mendengarkannya tersenyum memandangi Zoey.

"Jeffrey lo denger kan omongan gue?"

Cup.

Jeffrey mengecup bibir Zoey singkat. Bibir itu sangat gemas dari tadi diperhatikan oleh Jeffrey.

"Yaudah kita nikah, tapi sekarang gue punya ide untuk menghukum lo karena membuat gue ikut dibohongi di depan keluarga tadi" ujar Jeffrey.

"Hukuman apa?" Zoey bertanya menatap mata Jeffrey yang memberikan tatapan menakutkan untuknya.

"Seperti membuat kebohongan menjadi suatu kenyataan" ucap Jeffrey memindahkan posisi Zoey menjadi berbaring di atas sofa dan dia berada di atasnya. Zoey merinding mendengarnya. Apa yang akan Jeffrey lakukan?. Tetapi, dia juga merasa senang menantikan apa yang akan Jeffrey lakukan padanya. Dia tau apa yang Jeffrey lakukan padanya akan membuatnya senang, Zoey yakin dengan hal itu.

"I'm not gonna play safe tonight, you okay? I'm not joking right now, I will marry you" ujar Jeffrey dengan seringai, Ia memindahkan tangannya di tengkuk Zoey dan mendaratkan bibirnya di atas bibir Zoey untuk ia lumat.

"Kita ke kamar" ujar Jeffrey berdiri dan meraih tangan Zoey untuk ia bawa bersama ke dalam kamar. Tatapan Jeffrey pada Zoey seperti sudah memberi tahu bahwa sampai malam ini Zoey tidak akan selamat.

She will death…

…with pleasure.