Redis sah-sah bilang kalau ia adalah milik orang tersebut. Ia tak tahu harus menyikapinya bagaimana. Terlalu takut.
Takut kalau-kalau Redis hanya tahu hak kepemilikan namun tak benar-benar menyukai dirinya. Tak bisa bebas sedangkan gak boleh menyukai orang tersebut. Redis pasti bakal bilang begitu.
Ia tipe-tipe ingin menang sendiri. Berkuasa, otoriter, perintah mutlak dan saklek.
Rein menggeleng tegas, ia dak terima!
"Gak, aku bukan milik kamu. Aku milik diriku sendiri. Enak aja, orang nikah pun bisa cerai kalau gak sanggup. Banyak juga yang gak cocok."
"I love you. Apa itu cukup?"
Hah... Tuhan. Tolong kuatkan Rein untuk tak mengamuk. Redis tak hanya menyakitinya secara verbal tapi jauh sampai ke relung hati. Ia menyebalkan. Gak punya perasaan!
Hati tak berfungsi!
"Sudahlah, sampai kapanpun orang sepertimu tak bakal paham. Biar aku istirahat, kau tolong keluar. Kehadiranmu membuatku semakin buruk." Rein menunduk, ia tak ingin berurusan ke Redis.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com