Biasanya Melati selalu berdoa agar mendapatkan suami yang berada ditempat yang jauh dari kampung halamannya sehingga Ayah yang selalu tidak perduli padanya akan merasa senang karena tidak ada Melati yang merupakan beban keluarga.
Tapi nyatanya ketika Melati ada ditempat yang jauh bersama suaminya yang amat baik saat ini Melati masih merindukan kampung halamannya dan khususnya ayahnya yang galah dan cuek itu.
"Pasti beliau saat ini sangat merasa tenang disana sudah tidak perlu lagi menegur dan menyalahkan aku lagi." gumam Melati saat ini makan teringat dengan sosok Ayahnya yang begitu pemilih dalam hal makanan ataupun apapun.
"Siapa yang kamu maksud?" ucap Marvel merasa sangat penasaran. Apalagi sepertinya seseorang yang dimaksud oleh istrinya ini tampak begitu dekat dan menyayangi Melati dengan cara yang berbeda.
"Apakah aku harus menjelaskan tentang Ayah yang telah membuang ku dan menikahkan ku dengan seorang laki-laki lumpuh namun tampan dan baik ini?" batin Melati yang begitu bersyukur setidaknya suaminya ini selain baik dan tampan tapi begitu sangat perduli padanya tapi seperti Ayahnya yang cuek dan selalu ingin semua orang patuh padanya tapi dia sendiri bahkan tidak pantas untuk menjadi contoh yang baik bagi Melati.
Melati tiba-tiba menjadi kesal mengingat Ayahnya yang pernah pacaran dengan tantenya yang merupakan istri dari pamannya sendiri ataupun bisa dikatakan istri dari pamannya sendiri.
"Mengapa hanya diam dan wajah mu terlihat kesal istri ku?" ucap Marvel yang penasaran dengan penyebab istrinya yang terlihat kesal karena saat ini Marvel sama sekali tidak melakukan kesalahan menurutnya.
"Kakak tidak akan paham masalah perempuan yang sangat peka terhadap rasa kecewa." ucap Melati yang malas untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Jika biasanya kampung dulu Melati hanya akan menangis saat merasa kecewa saat ini Melati bisa meluapkan kekesalannya ini dengan menunjukkan raut wajah kesal kepada suaminya.
Karena jika dulu Melati menunjukkan raut wajah kesal dan kecewanya pada sang Ayah Melati selalu saja terkena marah dan selalu dikatakan tidak pernah benar padahal Melati belum mengatakan apa-apa tapi apapun tindakan Melati selalu saja salah dimata sang Ayah.
"Mengapa hari ini dirimu sedikit galak?" ucap Marvel yang merasa cukup penasaran karena setahu Marvel Melati jarang menunjukkan rasa kesalnya ini pada seseorang sesuai dengan apa yang dikatakan oleh ayah mertuanya dulu sebelum Marvel memutuskan untuk melamar dan menikahi Melati yang terlihat sangat patuh, sholehah, mungil dan cantik tentunya.
"Maaf aku hanya merasa sedikit kesal saat teringat sesuatu. Ini mie ayam sangat enak aku teringat dulu Ayah selalu merang aku makan mie hanya keren berat badan ku yang tidak sesuai dengan anak seusia ku aku terlalu gendut waktu itu. Seharusnya beliau menasehati aku dengan cara yang baik bukan malah mendukung anak-anak lain yang merendahkan ku." ucap Melati yang sedikit bercerita tentang rasa kecewanya dulu tapi Melati tetap melanjutkan makan mie kesukaannya itu karena ini beli pakaian uang suaminya.
Melati tidak suka buang-buang makan dan walaupun tubuh Melati saat ini tidak gemuk seperti dulu tapi Melati tetap takut gendut. Tubuh melati memang sedikit bongsor dan tinggi dibandingkan dengan teman-teman yang ada di kampungnya tapi jika dibandingkan dengan tubuh suaminya bahkan tubuh Marvel dua kali lipat lebih besar dan tinggi pada saat duduk di kursi mobil saja seperti saat ini Melati harus sedikit mendongak untuk melihat wajah suaminya itu.
"Jangan khawatir itu hanya masa lalu tidak akan terjadi lagi dimasa depan. Memang benar seharusnya beliau membela mu, tapi Ayah juga manusia biasa saja melakukan kesalahan cobalah memaafkan beliau Sayang." ucap Marvel seraya mengusap lembut pucuk kepala istrinya, Marvel yang tidak ingin istrinya menjadi seorang pendendam.
"Laki-laki memang seperti ini tidak akan pernah paham persaan seorang wanita." batin Melati yang lebih memilih diam tentu saja Melati bukannya tidak ingin memaafkan Ayahnya begitu saja Melati hanya ingin membalaskan rasa kecewanya ini dengan sesuatu yang bisa membuat Ayahnya bangga dan bersyukur memiliki anak sepertinya.
Menurut Melati yang merupakan anak tunggal tapi ayahnya tidak pernah bersyukur akan kehadiran selama ini. Bahkan Ibu Melati pun tidak jarang bertengkar dengan Ayah hanya karena permasalahan sepele yaitu Ayah Melati yang selalu merasa benar sedangkan Ibu Melati selalu mengikuti suaminya yang sangat tidak perasaan dan egois itu.
"Kamu tidak perlu tahu apa yang aku rasakan meskipun kamu adalah Suami tapi aku tidak akan memberikan hak mu sampai kamu bisa mengerti aku dengan baik agar kamu tidak menjadi seperti Ayahku yang egois saat kita telah memiliki anak nanti." batin Melati yang akan tetap berusaha mempertahankan kesuciannya dengan cara apapun sampai membuat suamiya ini bisa memahaminya dengan baik.
"Jangan peluk aku?" ucap Melati yang merasa dirinya dalam kondisi yang berbahaya.
"Kenapa Suami tidak boleh memeluk istrinya sendiri?" ucap Marvel yang saat ini masih berusaha untuk bersabar.
"Aku habis memegang sambal tadi pasti akan pedas begitu pula dengan Dirimu, lihat bahkan kita belum mencuci tangan." ucap Melati yang saat ini mengunakan alasan yang cukup masuk akal.
"Tapikan....., cuci tangan dengan bersih dan gak boleh asal cium juga nanti pipi merona bukan karena blush on tapi karena bekas kena sambel cabe." ucap Melati yang sangat pintar sekali mencari alasan.
"Setelah ini apa lagi yang akan dilakukan oleh istri kecil ku ini. Sepertinya saat sedang kesal dia akan banyak bicara. Tapi ini lebih baik dari pada hanya diam membisu." batin Marvel yang saat ini menatap lekat istrinya tercinta yang saat ini membersihkan tangan sendiri dan juga tangan Marvel sebelumnya memang terkenal sambel goreng yang sebelumnya mereka makan yang bersamaan dengan mie ayam tadi.
"Alhamdulillah sudah bersih." ucap Melati yang merasa senang telah selesai membersihkan tangan dan wajah suaminya juga tadi yang sedikit belepotan saus.
Seharusnya Melati diam dan tidak mencerminkan tentang rasa kecewanya pada Ayahnya kepada suaminya yang tidak akan paham dengan yang Melati rasakan karena dari tadi Marvel terlihat diam saja seperti tidak terlalu perduli setelah beberapa saat Melati selesai bercerita.
"Melati apa yang kamu harapkan dia suami ini adalah seorang manusia biasa yang tidak bisa membaca keinginan mu..... ," batin Melati yang saat ini mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri untuk tidak berkeinginan yang terlalu jauh dan tidak masuk akal. Disaat Ayah Melati saja tidak bisa mengerti Melati dengan baik bagaimana seorang pria asing yang baru memasuki kehidupan Melati bisa paham dengan baik yang Melati inginkan hanyalah dihargai dan disayangi itu saja.
"Apa yang kamu bodoh?" ucap Marvel yang saat ini marah dan memegang tangan Melati yang dari tadi terus memukul kepala agar berhenti melakukan hal bodoh itu.
"Maaf aku tadi hanya berfikir ada yang salah dengan otak ku.....," ucap Melati dengan polosnya baru saja melepaskan tangannya yang dari tangan suamiya.
"Kamu sedang berfikir kotor tentang aku ya?" ucap Marvel yang tentu saja membuat Melati terkejut. Karena Melati sama sekali tidak pernah berfikir seperti itu dan bahkan takut hanya untuk membayangkannya saja.
Jangan lupa simpan keperpustakaan, komentar, review dan vote jika kalian menyukai cerita ini. Terimakasih....