webnovel

4.

<p>Setelah berbincang cukup lama dengan Wuri, aku memutuskan untuk membantunya mengakhiri nyawa teman teman yang telah meninggalkan nya. Aku mengambil beberapa pisau kecil di supermarket tersebut lalu memasukkan nya di dalam tas backpack besar yang ada di supermarket itu juga. Aku menyuruh Wuri mengambil beberapa suplai makanan yang dapat dikonsumsi jangka panjang seperti mie instan, makanan kaleng, minuman bersoda dan lain lain. Setelah looting disana cukup lama, kami mendengar suara pintu masuk utama terbuka secara paksa. "Cepat masuk, semuanya" teriak orang orang di bawah. Aku menyuruh Wuri untuk bersembunyi serta menyuruhnya untuk mengambilkan ku senapan yang telah ku packing tadi. "Sepertinya mereka hanya survivors yang selamat atas wabah sekarang, bagaimana menurut mu?" tanya ku pada Wuri.<br/> "Mereka harus segera di binasakan" ujar Wuri dengan rasa amarah. "Wo wo wo, easy Wuri, aku tau kamu kesal tapi pendam amarahmu, okey?" balasku. "Baiklah, sayang" balas Wuri. "Aku ga salah denger kan?" ujarku dengan bercanda. "Nope, entahlah" jawab Wuri yang tersipu. Aku akhirnya menyuruh Wuri untuk bersembunyi di lantai atas sembari aku mengawasi mereka dari lantai dua. Setelah Wuri pergi ke atas membawa suplai makanan, aku turun ke lantai atas dengan senyap. Kelompok tersebut hanya terdapat 3 bocah cowok dan 2 perempuan. Aku menembak salah satu bocah yang memegang pisau di tangan nya dengan tembakan lurus ke tulang engsel bagian kanan. "Ah, anjeng!!!. Siapa yang berani nembak, argh, woy, keluar LOE!!! ujarnya dengan teriak. Ku turun pelan pelan lewat tangga dengan berkata" siapa yang mengizinkan kalian untuk datang kesini? "."Jadi lu ya, anjing lu, sini lu" balasanya dengan kasar.<br/> "Cprat" suara pisau tertancap di wajah bocah tersebut. Aku bingung dan heran karena pisau ku masih bersamaku lantas siapa yang melempar pisau tersebut. Ku melihat ke atas ternyata Wuri masih membantu dari atas sana. "Sekarang, tinggal pilih, mati dimakan zombie atau mati ditangan ku?" ujarku dengan merokok. "Kami tidak bisa memilih" balas salah satu perempuan di grup tersebut. "Maka kalian akan mati disini saja ya" balasku dengan senyum. Dengan sigap ku langsung melempar pisau ke para cowok yang tersisa, perlawanan cukup tangguh karena 2vs1 bukanlah hal yang mudah namun karena aku lebih berpengalaman maka semuanya sudah jelas.<br/> Setelah aku membunuh semua cowok tadi, aku langsung menyiksa kedua perempuan tadi hingga pingsan dan membawanya ke lantai dua. Disana aku membangun kan mereka dengan tamparan keras di pipi mereka. Mereka berdua bingung akan suasana sekitar namun satu hal pasti, mereka mengenali Wuri dengan sekali lihat. Mereka berdua bernama Fira yang berambut pendek dan yang satunya yang blonde adalah Vex. Mereka adalah teman Wuri namun Wuri membantah dengan lantang.<br/> Wuri mengatakan yang sebenarnya akan kedua LonT tersebut kepada Hiday. "Haha, bagus bagus, kamu tahu kan kalau aku tidak suka pembohong" ucap Hiday sambil menyentuh bibir Wuri. "Aku masih belum jadi wanitamu, jadi sabar dlu okey" balas Wuri yang malu. "Baiklah" pisau terlempar ke dua perempuan yang tadi. Mereka bingung seketika namun Hiday menjelaskan kalau salah satu dari kalian harus hidup, jadi putuskan siapa yang pantas mati. Mereka saling bertengkar dan berkelahi dengan mengungkap keburukan satu sama lain. Dalam kejadian itu, Vex adalah yang bertahan namun Hiday pada akhirnya juga membunuh Vex karena mereka berdua tidak bisa dipercaya sama sekali. </p>