webnovel

Belum Berakhir

Semua berawal ketika seorang gadis pindahan yang sukses membuat ketua geng jatuh hati namun enggan untuk mengatakannya terlebih dahulu. Gengsi? Mungkin. Di awal pertemuannya selalu saja ada pertikaian diantara mereka berdua. Apakah Si ketua geng bisa mengungkapkan perasaannya? "Ehh, sorry? Gue nggak sengaja" "Sorry-sorry, kalo jalan tuh pake mata!" Seseorang yang terus memperjuangkan cintanya. Karena ia tahu bahwa semuanya masih bisa di perbaiki, semuanya masih bisa untuk bersama karena semuanya masih belum berakhir.

Ervantr · วัยรุ่น
Not enough ratings
282 Chs

Galau Arrabella

Sudah sebulan dimana kejadian Perjodohan itu berlalu, dan sebulan itu pula Angeline tidak bersekolah lagi di SMA GARUDA. Kenzo senang, karena tidak akan ada lagi pengganggu hubungannya dengan Nata.

"Kok senyum senyum, gitu?" Ucap Nata mendongak menatap Kenzo.

"Gue senyum karena gue seneng, akhirnya gak ada lagi orang yang ganggu Hubungan kita," Jawab Kenzo sambil mengelus rambut Nata.

Nata mengangguk membenarkan perkataan Kenzo.

"Boss, nih liat!" Ucap Gavin yang baru masuk kelas, menyodorkan Hp ketangan Kenzo.

"Bangsat!!" Ucap Kenzo penuh penekanan, dengan rahang mengeras dan tangan terkepal kuat.

Kenzo menoleh mendengar suara orang itu, dan langsung melayangkan pukulan.

"Maksud lo apa jadi pengkhianat gini, hah? Dibayar berapa lo sama Geng Kansas itu supaya bisa khianatin persahabatan sendiri?" Ucap Kenzo emosi.

"Baguslah! Kalo lo udah tau. Jadi gue gak perlu berpura pura baik lagi didepan lo." Ucap Lingga seraya berdiri dan menghapus kasar darah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Kenapa, hah! Gue gini karena gue benci sama lo, gue benci semua tentang lo!" Ucap Lingga penuh penekanan dan balas membogem wajah Kenzo.

"Udah Zo, udah!" Ucap Nata, seraya menarik Kenzo dari hadapan Lingga, dan menjauh dari sana.

"Gue gak nyangka lo gini Ngga, gue kecewa sama lo!" Ucap Jimmy dengan tatapan sendu, dan menjauh dari sana.

"Gue harap lo nyesel, sama apa yang lo lakuin sama sahabat lo sendiri, Ngga!" Ucap Gavin, dengan pandangan kecewa menatap Lingga.

Semua anggota inti The Lion King meninggalkan Lingga yang mematung sendirian disana, Lingga berbalik mengambil tas, dan melangkah keluar kelas.

"Lingga, lo mau kemana?" Ucap suara seorang perempuan.

Lingga menghentikan langkahnya dan berbalik, mendapati Arrabella berdiri disana.

"Gue mau pergi, tempat gue bukan disini lagi," Jawab Lingga.

Hati Arrabella mencelos mendengarnya, susah payah menahan air mata supaya tidak menangis.

"Jangan pergi Ngga, disini masih ada yang peduli sama lo," Ucap Arrabella seraya mendekat kearah Lingga.

"Peduli?" Ulang Lingga, dan tersenyum pahit.

"Siapa yang peduli? Lo?" Ucap Lingga lagi.

"Lo itu bukan peduli, tapi kasian sama gue! Gue gak mau orang mandang gue dengan tatapan menyedihkan, dan berhenti seolah olah lo peduli sama gue!" Ucap Lingga menatap mata Arrabella dengan tatapan tajam, dan melanjutkan langkahnya.

"Ngga, jangan pergi!" Ucap Arrabella lemah.

Lingga terus melangkah, tanpa mau mendengarkan perkataan Arrabella.

"Gue yakin lo bukan orang jahat, yang dengan mudahnya khianatin Persahabatan lo sendiri," Batin Arrabella, perlahan air matanya jatuh, tanpa bisa ia cegah.

***

Nata membereskan buku diatas meja, karena bel istirahat sudah berbunyi dari tadi. Nata menoleh kesamping, mendapati Arrabella yang sedang melamun, pandangannya kosong.

"Arra, lo kenapa ngelamun?" tanya Nata pada Arrabella seraya memegang lengannya.

"Ehh, kenapa Nat?" tanya Arrabella, yang tersadar dari lamunannya.

"Lo kenapa? Ada masalah? Seminggu belakangan ini gue liat lo sering ngelamun gitu, kenapa Ra?"tanya Nata.

"Gue gak papa Nat, gak ada masalah juga," jawab Arrabella sambil tersenyum.

"Yaudah, kalo lo ada masalah cerita sama gue ya," ucap Nata lagi.

"Iya, Nat." Arrabella mengangguk.

"Kantin yuk Ra, sahabat kita udah pergi dari tadi," ucap Nata.

"Duluan aja Nat, gue gak lagi pengen ke kantin," jawab Arrabella.

"Yaudah deh Ra, gue duluan ya," ucap Nata seraya berdiri, dan melangkah keluar kelas.

Setelah kepergian Nata ke kantin, Arrabella bangkit berdiri, dan melangkahkan kaki menuju Taman sekolah. Arrabella menghela nafas pelan, kemudian duduk dikursi taman.

"Gue gak bisa gini terus," ucap Arrabella lirih, kemudian memejamkan mata.

"Kok lo sendiri Nat? Arrabella mana?" tanya Indah, yang melihat Nata datang ke kantin seorang diri.

"Arra tadi dikelas, dia gak mau ke kantin," jawab Nata seraya duduk disamping Amanda.

"Keknya Arrabella ada masalah deh guys, seminggu belakangan ini gue liat Arra sering ngelamun, kalian tau gak Arra kenapa?" tanya Nata, dan menoleh kearah sahabatnya.

"Kita gak tau Nat, Arra gak pernah cerita," jawab Keysia.

"Lo buru makan Nat, habis ini kita beliin Arra makanan, nanti Arra sakit," ucap Amanda.

"Iya, Man." Nata mengangguk dan melahap makanannya.

Setelah selesai makan, Nata dan sahabatnya membelikan makanan untuk Arrabella, setelah itu kembali ke kelas.

"Kok Arra gak ada, Nat?" tanya Amanda pada Nata, masuk kedalam kelas namun tak menemukan Arrabella sahabatnya.

"Tadi pas gue mau ke kantin, Arra ada dikelas Man," jawab Nata.

"Cika, lo liat Arrabella gak?" tanya Keysia pada seorang murid perempuan yang bernama Cika, teman sekelasnya.

"Oh Arrabella, tadi gue liat dia pergi kearah Taman sekolah," jawab Cika.

"Yuk guys, kita cari Arra ke Taman," ucap Nata pada sahabatnya.

Sesampai di Taman, Nata dan sahabatnya melihat Arrabella duduk dikursi dengan mata terpejam, mereka semua menghampiri dan mendekat kearah Arrabella.

"Ra, lo ngapain disini sendirian?" tanya Keysia.

"Gue mau duduk aja Key, bosen dikelas," jawab Arrabella membuka mata seraya menoleh kearah sahabatnya.

"Makan dulu Ra, kita tau lo belum makan," ucap Amanda sambil menyodorkan kantong plastik berisi makanan ketangan Arrabella.

"Makasih guys," ucap Arrabella menerima makanan itu.

"Ra, lo kalo ada masalah cerita sama kita, jangan lo pendam sendiri. Apa yang ganggu fikiran lo? Sampe lo sering ngelamun kek gitu dikelas," ucap Indah.

"Gak ada ndah, gue gak ada masalah," jawab Arrabella disela sela kunyahannya.

"Yaudah kalo gitu, lo lanjut habisin makanannya," ucap Amanda.

"Iya." Arrabella mengangguk dan kembali melahap makanan itu.

"Maafin gue guys, udah bohong dan gak mau cerita sama kalian," batin Arrabella, sambil menatap wajah sahabatnya.

***

Setelah bel pulang berbunyi, Arrabella pamit pada Nata dan sahabatnya untuk pulang duluan, karena ada yang ingin dipastikan Arrabella dan tentang apa yang mengganggu pikirannya selama seminggu belakangan ini.

Arrabella melajukan mobilnya meninggalkan parkiran sekolah, dan berhenti disebuah Mansion. Arrabella turun dari mobil dan melangkahkan kaki berdiri didepan pintu.

"Semoga bener ini alamatnya," ucap Arrabella sambil memencet bel.

"Kok sepi, kemana orangnya?" tanya Arrabella pada diri sendiri.

"Apa gue masuk aja ya," batin Arrabella.

Arrabella melangkahkan kaki masuk kedalam mansion itu.

"Ngapain?"

Arrabella menghentikan langkahnya dan berbalik, setelah mendengar suara orang yang dicarinya.

"Gu-gue kesini cariin lo, tadi gue udah pencet bel rumah lo, tapi-"

"Ada perlu apa cari gue?" tanya orang itu dingin.

"Gu-gue cuma mau mastiin kalo lo baik baik aja, kenapa lo gak masuk sekolah seminggu ini?" tanya Arrabella.

"Ngga, gue kesini cuma mastiin lo baik baik aja, apa enggak," cicit Arrabella pada Lingga. Ya! Mansion yang dihampiri Arrabella itu adalah milik Lingga Franklin.

"Sekarang lo udah liatkan, kalo gue baik baik aja. Sekarang lo pergi dari sini!" ucap Lingga datar.