Aku memelototi pistol dan pisau yang berjejer di meja di hadapanku. Tanpa kusadari, ternyata tanganku gemetaran hebat. Aku mengepalkan jemariku untuk menyembunyikannya dari pandangan Ares. Di depanku, Ares sedang sibuk menyelipkan pisau pada sepatu boot-nya.
Aku menelan ludah dengan susah payah. "Kau yakin kalau kita perlu membawa semua senjata ini? Apa menurutmu ini tidak terlalu berlebihan?" tanyaku.
Ares menggeleng. "Tidak ada yang berlebihan. Kita harus berjaga-jaga untuk kemungkinan terburuk. Bukan sesatu yang mustahil jika penculiknya tidak hanya satu orang. Ini hanya untuk persiapan. Semoga saja kita tidak perlu menggunakannya," ujar Ares.
Dia memasukkan dua buah pistol ke balik saku jaketnya. Dari genggamannya yang terlihat mantap, sepertinya Ares sudah berpengalaman menggunakan senjata api itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com