Intan berbalik dan melihat sekeliling, hanya untuk melihat Irwan mengenakan baju medis, berdiri di depan rumah sakit di seberang jalan.
Tubuhnya masih agak lemah, jadi jalannya tidak terlalu cepat.
Irwan bahkan tidak punya waktu untuk memakai sepatu.
Melihat adegan ini, hati Intan tercengkeram dengan keras.
Intan ingin menghampiri, tapi tidak ingin Irwan menghentikannya.
"Jangan bergerak, berdiri di sana dan aku akan berjalan," katanya dengan cemas.
Kemudian Irwan memandang mobil-mobil di kedua sisi jalan dan berjalan dari trotoar.
Langkahnya tidak terlalu cepat, tetapi setiap langkah dapat dilihat dengan penuh semangat.
Irwan akhirnya berjalan di depannya dan memeluknya.
Irwan memeluk begitu erat, seolah takut dia akan menghilang di detik berikutnya.
Hatinya melembut, dan tangan kecilnya malah memeluknya.
"Irwan, kenapa kamu keluar?"
"Aku sangat khawatir jika aku tidak bisa melihatmu."
Irwan mengucapkan setiap patah kata .
Support your favorite authors and translators in webnovel.com