"Hei, mau kemana?"
Irwan bangkit.
"Kamar mandi," katanya dengan geram.
Intan bahkan lebih bingung, apa yang terjadi.
Irwan keluar dari kamar mandi, mengenakan jubah mandi besar, dan sudah mencuci rambutnya.
Rambut pendek setelah keramas menjadi basah sekarang, dan tetesan air jatuh membuat garis tajam dari seluruh badannya.
Jubah mandi itu tidak diikat, dan sebuah pemandangan indah di dadanya yang berotot masih terbuka.
Otot dada itu sangat bagus, dada bidangnya terlihat nyaman dan aman.
Intan tersenyum, dan berkata: "Irwan, apakah kamu tahu bagaimana aku membawa emosi ketika aku membuat iklan?"
"Bagaimana kamu membawanya?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com