Luna menjadi gugup ketika memperhatikan anak-anaknya bermain, hingga sore menjelang dan mereka bersiap pulang, wanita itu menatap anak-anaknya dengan tatapan rumit.
"Mama? Kenapa?" Noah yang menyadari kelainan Luna langsung mendongak, mataya kemudian melirik saudarinya yang minum susu kotak.
"Sayang," gumam Luna dengan suara rendah, ia menghela napas panjang. "Apa sebenarnya kalian sering berpura-pura di depan Ayah dan Ibu?"
"TIdak," bantah Nora sambil menggelengkan kepalanya, tangan kecilnya terulur menyentuh pipi wanita itu. "Mama tidak mungkin ditipu."
Luna menghela napas panjang, keningnya berkerut. Anaknya ini masih kecil, tapi sudah mengerti banyak hal, bahkan untuk berpura-pura menyembunyikan kekuatannya pun sudah sangat lihai.
Luna tidak tahu apakah ia harus memuji atau takut pada anaknya sendiri.
"Ya, sudah. Kita tidak usah membahasnya lagi." Luna tesenyum dan memegang tangan kedua anaknya. "Ayo kita pulang, Ayah sudah menunggu kalian."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com