"Kenapa Aodan sangat peduli dengan Luna?" Larson tiba-tiba bertanya disela-sela kegiatannya mengupas buah apel untuk Istvan.
Setelah menjadi pasangan kontrak, ia jelas menjadi babu sang Naga Hujan, lihat saja sekarang, Istvan pasti menyuruhnya melakukan berbagai hal mulai dari yang paling sepele seperti mengupas buah sampai hal paling besar seperti pergi ke laut untuk menangkap ikan segar.
Lupakan, ia harusnya sudah terbiasa dengan ketidaknormalan Istvan.
"Aku tidak tahu."
Istvan memutar jarinya di atas meja, memikirkan kekuatan Aodan yang bangkit di saat Luna dalam bahaya membuat sang Naga Hujan hanya bisa menyimpulkan satu hal.
Aodan sangat peduli dengan Luna.
"Begitu rupanya."
Larson menyelesaikan kupasan buah dan mendorong piring ke arah Istvan. "Tadinya aku hampir berpikir jika Luna adalah Tuan Putri."
Istvan mengangkat garpu di udara dan terdiam selama beberapa saat.
"Tuan Putri sudah mati."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com