Tamparan Luna tidak sekeras Istvan yang bisa membuat Aodan tersungkur ke tanah, tapi Aodan merasakan hatinya terasa teramat sakit, seperti ditusuk sembilu yang tajam.
Laki-laki itu mengusap pipinya dan tidak berani sedikit pun menatap Luna.
"Apa kau pikir aku ini boneka?!" Luna mengibaskan tangannya yang memerah, panas dan sakit sekali tapi ia berusaha untuk menahannya. "Apa kau pikir karena kau Naga kau bisa menghapus seenaknya ingatanku?! Apa kau tidak punya perasaan, Aodan?!"
Luna marah.
Beberapa hari yang lalu ia mati-matian membujuk Istvan untuk tidak menghapus ingatannya tentang para Naga, ia bersedia menanggung semua risiko dan apa pun itu, tapi kemudian hari ini, hanya karena ingatannya kembali, Aodan ingin ingatannya dihapus?!
Apa sang Putri memiliki posisi yang sangat tinggi di hati Aodan sampai ia rela mencampakkan Luna?!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com