webnovel

Chapter 4 ~ Joshua

Chacha melangkah menjauhi Kinan sambil melambaikan tangannya. Kinan terus memperhatikan kepergian Chacha bersama mobil putihnya hingga lenyap ditelan tikungan. Kini Kinan mematung sendirian di depan gerbang sekolah menunggu kakak tercinta datang menjemputnya. Detik jam terus berlalu hingga kondisi sekolah perlahan mulai sepi. Kinan mulai gelisah. Ia memikirkan yang bukan-bukan. Apa mungkin kakaknya lupa menjemputnya. Atau Kak Biyan sedang dalam masalah sehingga terlambat menjemput Kinan. Atau Kak Biyan kehabisan bahan bakar sehingga harus mengisinya terlebih dahulu ke tempat pengisian BBM terdekat. Kinan sangat cemas memikirkan hal ini. Ingin sekali menghubungi Kak Biyan untuk menanyakan keberadaannya dan mengapa terlambat menjemput adiknya ini. Namun apalah daya karena sekolah tidak mengizinkan siswanya membawa ponsel ke sekolah. Kinan bisa saja menggunakan telepon sekolah namun malas sekali harus berjalan masuk menuju ruang guru yang letaknya agak jauh. Takutnya ketika Kinan masuk untuk mencoba menelepon tapi ternyata kakaknya datang untuk menjemputnya. Wajahnya kini tampak muram sambil menengok ke kanan dan kiri untuk melihat dimana kakaknya ini.

Tiba-tiba datang sebuah motor gede berwarna hitam yang ditumpangi seorang pria berkharisma. Joshua kembali ke sekolah. Entah apa yang membuatnya harus kembali ke sekolah. Padahal baru saja Kinan dan Chacha melihat anak ini pulang melewati gerbang sekolah tadi. Motor yang ditumpangi Jo berhenti tepat didepan Kinan.

"Kinan.. belom dijemput ?" tanya Jo setelah membuka kaca helmnya.

"Iya ni belum Jo." Jawab Kinan gelisah sambil menengok kanan kiri.

"Lo ngapain ke sekolah lagi ? Tadi gue liat lo udh jalan balik kan." Tanya Kinan heran.

"Iya ada barang gue ketinggalan di kelas kayanya. Ini gue mau cari dulu ke kelas." Ucap Jo.

"Oh.. yaudah buruan cari deh. May be kelas belom dikunci jam segini Jo." Ucap Kinan sambil melihat jam tangannya.

"Iya. Gue masuk dulu ya."

Joshua segera menyalakan motornya dan masuk ke halaman sekolah meninggalkan Kinan.

Joshua William Anggara kerap disapa Jo oleh teman dekatnya. Jo adalah putra sematawayang dari keluarga Anggara. Ayahnya memiliki perusahaan besar yang bergerak dibidang otomotif. Pendiam, dingin, sedikit bicara namun bijaksana adalah sifat dan kepribadiannya. Joshua duduk di bangku kelas IX-B. Kelas Jo tepat bersebelahan dengan kelas Kinan. Joshua adalah salah satu murid populer di sekolah Kinan. Ketampanan dan sifatnya yang cool membuat banyak siswi mengidolakannya. Jo memiliki sekelompok teman dekat di sekolahnya. Bersama sekelompok teman-temannya inilah Jo selalu menghabiskan waktu. Nongkrong bareng, ngegame bareng bahkan tak jarang mereka konvoi saat pulang sekolah ataupun saat nongkrong di luar sekolah. Jo cukup disegani di lingkungan petemanannya. Teman-teman dekat Jo sudah menganggap Jo sebagai ketua geng kelompok mereka.

Hampir 10 menit setelah kembalinya Jo ke sekolah namun Kak Biyan tak kunjung tiba. Kinan semakin cemas dan memikirkan hal-hal buruk yang bisa saja menimpa kakak kesayangannya itu. Jo tiba-tiba datang dengan motor gedenya menghampiri Kinan kembali.

"Belom dateng juga Kak Biyan ?" Tanya Jo pada Kinan.

"Belom nih. Eh... kok lo tau kalo yang jemput gue Kak Biyan ?" Tanya Kinan terheran-heran.

"Eemm.. emang Kak Biyan kan biasanya yang jemput lo. Gue pernah liat lo dijemput dia beberapa kali sih." Jawab Jo sekenanya.

"Oh, iya sih bener. Gue emang selalu dianter jemput Kak Biyan sih." Kata Kinan.

Keduanya saling diam dalam beberapa menit. Joshua memang sengaja mengulur waktu pulangnya agar bisa menemani dan memastikan Kinan aman. Apalagi suasana sekolah kini memang benar-benar sepi. Hanya ada motor dan mobil yang lalu lalang di depan sekolah. Sedangkan bapak ibu guru mungkin hanya tinggal beberapa saja yang masih tinggal di sekolah karena urusannya belum selesai. Jo memang selalu memperhatikan Kinan. Setiap di sekolah, Kinan tak pernah luput dari pengawasan Jo. Kinan mungkin tak menyadari kehadiran Jo sebagai sosok penjaganya. Sudah sejak lama sepertinya Jo menyukai sosok Kinan. Namun Ia enggan menyadarinya sehingga selama ini Jo hanya selalu menganggap Kinan sebagai sosok gadis istimewa yang harus Ia jaga.

Sebenarnya Jo mulai cemas. Apakah dia harus menawarkan tumpangan pada gadis ini. Atau hanya menemaninya saja hingga Kak Biyan datang. Mengingat dalam hitungan jam berarti Kinan sudah menunggu kakaknya hampir sejam lamanya. Tetapi apabila Jo mengantarkan Kinan pulang dikhawatirkan akan berselisih di jalan dengan Kak Biyan. Bila Kak Biyan datang dan tak menemukan Kinan di sekolah nanti Ia bisa kebingungan. Pilihan ini membuat Jo dilema. Jo kembali mengamati Kinan. Mimik wajah Kinan tampak tak karuan. Pasti begitu juga perasaan hatinya. Setelah mempertimbangkannya akhirnya Jo memutuskan bertanya pada Kinan. Apakah Ia perlu mengantar Kinan pulang atau Kinan tetap ingin menunggu kakaknya datang.

"Kinan.. lo mau nunggu Kak Biyan aja ? Atau gue anterin pulang aja gimana ?" Tanya Jo pada Kinan.

"Emm.. Kak Biyan dateng gak ya ?" Ucap Kinan bingung.

"Emang tadi pagi Kak Biyan gak kasih tau kalo misal dia ada jam tambahan kelas atau mungkin ada urusan yang membuat dia akan telat menjemput lo ?" Tanya Jo dengan nada datar.

"Engga. Kak Biyan emang telat bangun sih tadi pagi. Jadinya gue dianter bokap berangkatnya tadi. Tapi Kak Biyan bilang sama gue bakal jemput kok." Jelas Kinan.

"Yaudah kita tunggu 5 menit lagi deh. Kalo Kak Biyan gak dateng juga, gue anter balik aja ya." Ucap Jo.

Kinan hanya menjawab dengan anggukan. Joshua mana mungkin tega membiarkan gadis istimewanya menunggu jemputannya sendirian di depan gerbang dengan kondisi sekitar yang sudah sepi.

Detik demi detik berlalu. Hingga waktu 5 menitpun berlalu.

"Gue anter aja ya Nan." Ucap Jo tiba-tiba.

"Emm.. tapi ntar ngerepotin lo Jo. Gapapa deh gue nunggu aja." Jawab Kinan tak enak hati.

"Buruan naik gih." Ucap Jo sambil menunjuk bagian belakang jok motornya.

"Sorry ya Jo, gue malah jadi merepotkan lo ni." Kata Kinan yang tidak enak hati ke Jo.

"Buruan Nan." Ulang Jo lagi.

Kinan segera naik ke motor Joshua. Sambil membenahi seragam sekolahnya. Ketika motor Jo akan mulai melaju tiba-tiba dari arah berlawanan datang Kak Biyan dengan sedikit terburu-buru.

◇◇◇