webnovel

Chapter 11 ~ Approach

Kedai Lokale adalah sebuah cafe yang cukup tenar di kalangan remaja. Tempat ini nyaman untuk menghabiskan waktu bersama teman maupun pasangan. Selain tempatnya yang nyaman, harga makanan di kedai ini juga terjangkau. Banyak muda mudi yang memilih kedai ini untuk tempat bersantai, bercerita dan menghabiskan waktu bersama. Joshua memilih privat room untuk belajar bersama Kinan sedangkan teman-teman Jo duduk di tempat biasa mereka setiap kali nongkrong di kedai ini. Sudut ruangan cafe tepat di sebrang privat room yang ditempati Kinan dan Jo menjadi tempat favorit mereka untuk menghabiskan waktu hingga petang.

Jam dinding menunjukkan pukul 1 siang. Sebelum belajar Jo memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Apalagi kini Ia membawa gadis cantik yang merupakan tanggung jawabnya. Jangan sampai gadis ini kelaparan dan merasa jera pergi bersama Joshua. Kinan memesan steak daging dan kentang goreng dengam minuman ice matcha sedangkan Joshua memesan chicken saos teriyaki dan minuman ice capuccino. Tak perlu menunggu waktu lama pramusaji kedai tersebut datang membawakan pesanan mereka. Seporsi steak daging lengkap dengan kentang goreng dan sausnya serta ice matcha diletakkan dihadapan Kinan. Sementara seporsi ayam teriyaki dan ice cappucino diletakkan dihadapan Joshua.

Suasana makan siang kedua muda mudi ini tampak hikmat. Tak ada obrolan apapun. Kinan maupun Joshua sama-sama diam tanpa sepatah katapun. Namun tak jarang mereka saling lirik dan terkadang tatapan mata mereka bertemu. Setelah makan siang Joshua mulai mengeluarkan buku matematikanya. Mulai tampak interaksi antar keduanya. Kinan mulai menjelaskan materi yang kurang dipahami oleh Joshua dan Joshua menyimak penjelasan tersebut. Belajar bersama, diskusi dan tanya jawab berlangsung selama beberapa jam. Situasi ini membuat Kinan dan Jo tampak semakin akrab dan nyaman satu sama lain. Terlihat sesekali keduanya bersenda gurau dan tertawa bersama hingga tak disadari waktu sudah mulai petang. Privat room yang tertutup membuat mereka tak melihat bila langit sudah mulai jingga. Beruntung sekali acara belajar mereka sudah selesai. Kinan sudah menjelaskan apa yang kurang dipahami Jo hingga tuntas.

"Emm.. udah jam 5 ni Jo. Anterin gue pulang yuk." Pinta Kinan.

"Bentar ya Nan." Ucap Joshua. Lelaki itu kemudian beranjak meninggalkan Kinan di privat room itu. Privat room yang disekat dengan kaca bening membuat Kinan bisa melihat apa yang dilakukan Joshua di luar ruangan itu. Joshua menghampiri teman-temannya. Ia tampak berbincang-bincang dengan mereka. Beberapa menit kemudian Ia kembali menghampiri Kinan ke dalam privat room itu.

"Ayo balik Nan." Ujar Joshua.

"Oya mau bungkusin sesuatu gak buat Bang Biyan ?" Tanya Joshua.

"Gak usah Jo. Ntar gak dimakan ama dia." Jawab Kinan asal saja agar Jo tidak membungkuskan makanan untuk Biyan. Kinan berfikir itu akan merepotkan Jo.

"Yaudah yuk." Ajak Joshua untuk pulang.

Kedua muda mudi ini merapikan barang bawaannya dan memastikan tidak ada yang tertinggal.

Kemudian mereka berjalan keluar dari privat room itu dan menghampiri segerombolan teman-teman Joshua.

"Gue balik duluan ya." Pamit Joshua pada teman-temannya.

"Gue kawal ya Jo sampe rumah Kinan." Ucap Stevan.

"Kagak usah. Ganggu aja lo." Ujar Joshua.

Teman-teman Jo seakan paham dengan ucapan Jo bahwa Ia tak ingin momennya diganggu seperti saat konvoi menuju kedai lokale tadi siang.

"Dah Joshua.. jangan ngebut-ngebut ntar Kinan jatoh bahaya." Goda salah satu dari mereka.

"Titip gadis manis Kinanku ya Jo. Jangan sampe lecet." Ucap seorang lagi.

"Jo.." baru seseorang ingin berkata sesuatu namun Joshua segera memotong ucapan itu

"Aaahh bacot lo pada. Kinan ini milik gue." Klaim Joshua mengejutkan teman-temannya. Kinanpun terkejut mendengar ucapan Joshua. Spontan saja Kinan langsung menoleh ke arah Joshua dengan ekspresi terkejutnya. Sementara itu Joshua dengan santai seolah tak terjadi hal apapun dan menggenggam tangan Kinan lalu menariknya berjalan menjauhi kerumunan teman-temannya.

Perasaan hati Kinan tak karuan mengingat ucapan Jo tadi. Kinan berusaha mengabaikan hal itu dan menganggap Jo hanya bercanda saja dengan mengatakan hal itu. Kedua muda mudi ini lalu berjalan bergandengan menuju parkiran kedai itu. Sesampainya di parkiran Joshua baru melepaskan tangan Kinan.

"Sorry Nan.. kalo gak gitu ntar lo bakal jadi bulan-bulanan mereka. Jadi gue.." Ucap Joshua belum selesai namun sudah dipotong oleh Kinan.

"Gapapa kok Jo.. santai aja." Jawab Kinan sambil tersenyum dan memegang lengan Joshua.

Joshua memandang wajah gadis cantik dihadapannya sambil tersenyum. Entah mengapa Ia merasa sangat nyaman bila bersama gadis ini. Senyuman Kinan selalu membuat hatinya teduh. Mereka berdua bersiap-siap untuk pulang. Motor gede berwarna hitam itu melaju meninggalkan kedai dan membelah jalanan ibukota.

◇◇◇

Biyan mondar mandir di dalam kamarnya. Ia mencemaskan adiknya. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 sore. Langit sudah menampakkan semburat jingganya dan sebentar lagi akan gelap namun belum ada tanda-tanda adiknya akan pulang. Biyan bingung bagaimana cara menghubungi Kinan sedangkan ponsel Kinan tidak dibawa karena pihak sekolah melarang siswa siswinya membawa ponsel ke sekolah. Pihak sekolah menganggap ponsel bisa mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Apa Biyan hubungi Kedai Lokale saja untuk menanyakan apakah adiknya masih disana atau tidak. Tapi ini terlalu berlebihan, Kinan tidak akan suka cara Biyan yang seperti itu. Biyan sangat menyesalkan mengapa semalam Ia tidak menanyakan pukul berapa Kinan akan pulang. Meskipun Ia pergi bersama lelaki yang Biyan percayai akan tetapi tetap saja Joshua baru Ia kenal. Apa Joshua benar-benar bisa dipercaya. Konflik sedang terjadi di lubuk hati Biyan. Perasaannya berkecamuk. Ia berusaha tenang. Ia memutuskan akan menunggu Kinan maksimal hinggal pukul 8 malam ini. Apabila tidak ada kabar dari Kinan maka Ia akan menyusulnya ke Kedai Lokale.

Moto gede berwarna hitam itu berhenti di tepi jalan raya tepat di depan gerobak bertuliskan martakan telor dan martabak manis. Joshua mematikan mesin motornya.

"Kinan, sebentar ya." Ucap Joshua meninggalkannya dan menghampiri abang penjual martabak.

"Martabak telornya yang spesial 1 ya bang sama martabak manisnya rasa keju sama kacang ya." Pesan Jo pada penjual martabak itu.

Sang penjual mengangguk paham dan segera membuatkan pesanannya. Sementara Kinan yang menunggu di dekat motor Jo memperhatikan apa yang dibeli oleh lelaki ini. Kinan tidak bertanya pada Jo. Ia hanya mencurigai bahwa lelaki ini membelikan makanan untuk abangnya. Hanya sekitar 10 menit pesanan Jo sudah siap. Joshua segera membayar pesanannya dan beranjak menghampiri Kinan kembali.

"Ayo Kinan." Ucap Joshua.

Kinan segera naik ke motor gede itu dan Joshua melajukan motornya menuju rumah keluarga Farhan.

Jam dinding Kini menunjukkan pukul 6 sore. Joshua dan Kinan memasuki halaman rumah keluarga Farhan. Biyan yang mendengar suara motor itu melihat dari jendela kamarnya untuk memastikan bahwa itu benar-benar adiknya. Biyan melihat muda mudi berboncengan memasuki halaman rumahnya dan Biyan segera turun ke lantai 1. Motor gede itu terparkir di depan rumah keluarga farhan. Saat Kinan turun dari motor tiba-tiba sudah ada kakaknya yang menyambutnya di depan pintu rumah.

"Kakak tungguin dari tadi. Kakak kira kamu gak bakal pulang." Ejek Biyan pada adiknya.

"Iihh Kak Biyan.. pulang dong. Maaf ya kemaleman kak." Ucap Kinan sambil memeluk kakaknya.

Joshua menghampiri kedua kakak beradik ini sambil membawa martabak yang sudah dibelinya tadi.

"Halo bang.. sorry nganter Kinannya kemaleman." Ujar Joshua.

"Gapapa Jo. Asal sama lo mah gue percaya kalo adik gue baik-baik aja. Masuk yuk." Ucap Biyan sambil memegang pundak Joshua.

Ketiga muda mudi ini memasuki rumah keluarga Farhan. Ini pertama kalinya Joshua main ke rumah teman perempuannya. Joshua melihat desain interior rumah ini yang terkesan sangat mewah. Biyan mengajak Joshua duduk di sofa.

"Oya ini tadi gue beliin martabak buat Bang Biyan." Ucap Joshua meletakkan bingkisan berisi martabak itu diatas meja.

"Yaelah repot-repot lo bray. Thanks ya." Ucap Biyan.

"Sama-sama bang." Jawab Joshua.

Mereka berbincang-bincang tentang banyak hal. Biyan dan Joshua terlihat lebih akrab dibandingkan pertemuan sebelumnya. Ternyata Joshua bisa diandalkan juga batin Biyan dalam hati.

Tak terasa jam dinding sudah menunjukkan pukul 8 malam. Joshua memutuskan berpamitan karena tidak enak bila Ia harus lebih lama lagi di rumah ini. Ia yakin Kinan pasti sangat lelah dan butuh istirahat.

"Gue pamit balik dulu ya bang. Udah malem juga nih." Alasan Joshua.

"Sering-sering main kesini ya Jo. Rumah gue selalu terbuka buat lo." Ucap Biyan.

"Oya thanks ya udah jagain dan anter adik gue pulang." Ujar Biyan lagi sambil tersenyum.

"Iya bang siap. Sama-sama bang. Oya, lain kali gue ngajak Kinan jalan boleh kan bang ?" Izin Joshua pada Biyan.

Biyan menoleh ke arah Kinan. Kinan tampak terkejut dan malu-malu mendengar hal itu. Biyan kemudian menatap Joshua lagi.

"Boleh. Asal tujuannya jelas dan baliknya gak kemaleman. Adik gue cewek soalnya kasian kalo balikmya kemaleman." Jawab Biyan.

Joshua mengangguk paham

"Yaudah gue balik ya bang. Kinan gue balik dulu ya. Jangan lupa mandi terus istirahat. Thanks buat hari ini Nan." Pamit Joshua mengucapkan salam perpisahan dan tak segan mengungkapkan perhatiannya pada Kinan meskipun ada kakaknya Kinan disini.

"Gue juga makasih Jo. Lo udh traktir makan tadi terus pake repot-repot bawain martabak buat Kak Biyan. Hati-hati di jalan ya." Ucap Kinan sambil tersenyum.

"Sama-sama Kinan." Ucap Joshua menengok ke arah Kinan dan tersenyum. Kemudian Ia melajukan motornya dan keluar dari halaman rumah keluarga Farhan.

◇◇◇