webnovel

Chapter 10 ~ Lunch or Study

Mentari pagi yang bersinar cerah ceria menyambut gadis cantik berambut sebahu yang selalu mengenakan bando hitam di kepalanya. Ia turun dari sebuah motor gede berwarna merah yang dikemudikan seorang lelaki berpakaian putih abu-abu. Seperti hari-hari biasanya gadis ini melewati beberapa koridor dan harus menaiki tangga menuju lantai 2 letak kelasnya berada. Sesekali menyapa atau sekedar tersenyum kepada teman sebayanya yang Ia temui selama perjalanan langkahnya menuju kelas. Akhirnya Ia menginjakkan kakinya di kelas yang Ia tuju. Kinan duduk di bangkunya dan meletakkan ransel hitamnya diatas meja. Entah mengapa matanya melirik ke arah laci meja tersebut kemudian Ia memeriksanya. Sekaleng susu putih dengan gambar beruang Ia temukan bersama sebuah kertas berwarna biru yang terlipat. Kinan mengambil susu dan kertas itu lalu membuka dan membaca pesan yang tertulis.

Pagi Kinan ! Jangan lupa minum susu ini ya Kinan. Nanti pulang sekolah gue tunggu di parkiran. -Jo

Kinan terkejut membaca pesan itu. Ia segera memasukkan sekaleng susu beserta kertas itu ke dalam tasnya. Ia berharap tidak ada seorangpun yang memperhatikan perilakunya sejak tadi. Jantungnya masih berdebar-debar. Ia terus berfikir mengapa lelaki ini tiba-tiba jadi romantis. Biasanya dia selalu cuek dan dingin. Kinan berusaha senetral mungkin agar tak terlihat terjadi hal apapun.

"Hey.. Kinan ! Lo utang cerita sama gue." Ujar Chacha yang tiba-tiba sudah berada disamping Kinan.

"Astaga Cha... lo ngagetin gue." Ucap Kinan sambil mengelus dadanya.

"Lagian lo pagi-pagi udah bengong aja."

"Emm.. engga kok." Jawab Kinan berusaha menutupi.

"Buruan cerita sama gue. Lo kemaren kemana ? Kenapa gue chat gue telpon gak diangkat ?" Ujar Chacha penuh tanya.

Kinan akhirnya menceritakan semuanya pada sahabatnya. Chacha adalah teman yang paling dekat dengan Kinan dan sudha Kinan anggap sebagai sahabatnya. Segala sesuatu selalu Kinan ceritakan pada Chacha begitupun sebaliknya. Ia paling tidak bisa berbohong atau menutupi sesuatu kepada sahabatnya ini.

"Jadi Kak Biyan kemaren telat jemput lo ? Dan Joshua nemenin lo nungguin Kak Biyan sampe dia dateng ? Ya ampun gue melewatkan momen ini kemaren.." Respon Chacha histeris.

Pasalnya Chacha belum pernah melihat sahabatnya ini dekat dengan lelaki manapun baik dari sekolah ini maupun sekolah lain. Itu sebabnya Chacha begitu gembira mendengar Kinan dekat dengan Joshua.

"Terus apa yang terjadi ?" Tanya Chacha sangat antusias.

"Terus.. kita makan ice cream bareng di resto cepat saji. Kak Biyan yang teraktir." Jawab Kinan.

"Lo, Joshua sama Kak Biyan gitu maksud lo ?" Tanya Chacha memastikan.

" Iya.. baru balik itu sore cha. Sorry ya gua baru jawab jam segitu kemaren." Ucap Kinan penuh penyesalan.

"Gapapa kali Nan.. lo pergi sama Jo aja udah bikin gue seneng banget." Goda Chacha.

"Ssssttt... jangan kenceng-kenceng. Ntar ada yang denger terus jadi gosip." Ucap Kinan.

◇◇◇

Jam pelajaran kini sudah usai. Semua siswa siswi merapikan buku dan alat tulisnya. Hari ini Kinan tidak akan di jemput Biyan karena Ia sudah membuat janji untuk belajar bersama Jo di kedai lokale sepulang sekolah. Kinan sengaja tidak memberitahu Chacha. Ia berusaha mencari alasan agar Chacha tidak memaksa menemaninya menunggu jemputan atau mengantarkannya pulang. Kinan bilang bahwa Kak Biyan akan datang sebentar lagi dan Ia memaksa Chacha pulang duluan. Untung saja Chacha menuruti keinginannya. Semua siswa berhamburan keluar kelas masing-masing saat bel tanda pulang sekolah dibunyikan. Kinan memilih menemani Chacha ke gerbang sekolah terlebih dahulu untuk memastikan bahwa Chacha benar-benar sudah meninggalkan sekolah sebelum Ia dan Jo akan pergi bersama. Sesuai rencananya Chacha pulang duluan menaiki mobil putih yang selalu menjemputnya setiap hari. Kinan berjalan menuju parkiran sekolah. Sebenarnya Ia tidak tahu di sebelah mana Jo memarkirkan motor kesayangannya itu. Tidak perlu menunggu waktu lama untuk menemukan Joshua di parkiran itu karena Jo sudah menunggu Kinan tepat di sebelah laboratorium IPA.

"Hai Jo.. udh lama ya ? Sorry gue tadi nemenin Chacha ke gerbang dulu." Sapa Kinan pada Joshua.

"Engga kok baru aja." Jawab Joshua dengan senyuman khasnya.

"Bentar ya gue ambil motor dulu disitu. Lo tunggu disini aja Nan." Ucap Joshua.

"Oke." Jawa Kinan.

Kondisi parkiran sekolah saat itu tidak terlalu ramai. Namun lumayan banyak teman-teman yang Kinan kenali berada di parkiran tersebut. Tak jarang beberapa teman menanyakan tumben sekali Kinan ada di parkiran sekolah. Biasanya Kinan selalu diantar jemput oleh supir atau dengan kakak kandungnya yang terkenal sebagai atlit basket dan alumni sekolahnya. Tak perlu menunggu lama akhirnya Joshua menghampirinya menggunakan motor andalannya. Joshua memberikan helm kepada Kinan. Kinan segera memakai helm tersebut dan naik ke motor Jo. Motor gede itupun berjalan menuju gerbang sekolah. Teman-teman Kinan yang melihat Ia berboncengan dengan Joshua mulai membicarakan dan memperhatikan mereka hingga mereka keluar area sekolah. Kinan hanya mengabaikan pandangan dan cibiran teman-temannya. Tak jauh dari sekolah ternyata rombongan geng Joshua sudah menunggu Joshua datang bersamanya. Jo hanya membunyikan klakson tanda bahwa Ia sudah tiba. Tidak menunggu babibu teman-teman geng Joshua mengikuti Jo di belakang motor Joshua. Beberapa ada yang di depan mendahului Joshua dan Kinan. Konvoi ini tak sedikit menarik perhatian warga sekitar atau pengendara lain yang mereka lewati. Kinan merasa risih dengan semua ini. Mengapa mereka harus konvoi saat Kinan bersama Joshua dan mengapa mereka ikut ke kedai lokale sedangkan Jo bilang Ia hanya mengajak Kinan belajar bersama. Kina sedikit kesal namun apa yang bisa Ia lakukan selain diam.

Waktu tempuh dari sekolah Kinan dan Jo hingga ke Kedai Lokale sekitar 30 menit. Kini mereka sudah sampai di tempat tujuan. Masing-masing dari mereka memarkirkan kendaraannya. Kinan segera turun dari motor dan melepaskan helmnya. Ia memperhatikan semua teman-teman Jo. Tak ada seorangpun perempuan diantara semuanya. Kinan hanyalah gadis satu-satunya.

"Ayo masuk Nan." Ajak Joshua.

Kinan hanya mengangguk tanda mengerti.

Kedai Lokale ini terkesan lumayan mewah bila dibandingkan dengan cafe-cafe lainnya. Desain ruangan yang serba coklat dan putih dengan dihiasi lampu berwarna kuning berbalut lampion membuat kedai ini tampak nyaman untuk bersantai. Joshua mengajak Kinan ke salah satu ruangan dengan dinding kaca. Kinan rasa tempat ini biasa digunakan untuk rapat atau sekedar kerja kelompok. Hanya mereka berdua saja yang memasuki ruangan tersebut. Sementara teman-teman Jo yang lainnya duduk di sudut ruangan yang terlihat dari ruangan mereka.

"Mau makan apa Kinan ?" Tanya Joshua yang kemudian menyodorkan buku menu kedai ini.

Kinan sibuk membolak balikkan buku menu tersebut. Ia kemudian memilih memesan steak daging dan kentang goreng dengam minuman ice matcha. Joshua memesan chicken saos teriyaki dan minuman ice capuccino. Kinan dan Joshua saling diam tanpa bicara setelah pramusaji kedai itu pergi untuk membuat pesanan mereka.

"Jadi kita lunch atau belajar bareng ?" Ucap Kinan mencairkan suasana.

Joshua tersenyum manis sambil menatap Kinan.

"Sekalian aja Kinan. Kan pas banget jam makan siang." Jawab Joshua singkat.

"Iya sih bener." Jawab Kinan.

"Lo udah izin sama Kak Biyan kan ?" Tanya Joshua.

"Udah Kok Jo." Ucap Kinan.

◇◇◇