Mata Arnold berputar malas, sudutnya mengarah tajam padaku. "Yah, lu mah, gue lagi, gue lagi. Awas loh nanti kalau lu jadi jatuh cinta sama gue," kata Arnold.
"Ya katanya kan ipar, jadi harus saling bantu," jawabku.
"Antara ipar dan memanfaatkan," kata Arnold setengah menggerutu. Aku hanya tertawa mendengar ucapannya.
Entahlah, perasaanku saat ini sedang bimbang. Antara harus percaya pada Arnold, atau asumsi polisi. Karena mau bagaimanapun, benar yang dikatakan oleh Pak Satyo, saat ini aku tidak bisa mempercayai siapapun termasuk Arnold. Tapi kalau memang dia pelakunya, seharusnya dia tidak membantu polisi mencari bukti seperti sekarang.
Tidak lama kemudian, Arnold datang membawa si Ibu warung, rombongan polisi sudah pulang ke basecamp nya masing-masing. Kami duduk ngobrol bertiga, wajah si Ibu tidak lagi sangar seperti tadi. Sudut matanya terus melirik pada Arnold. Mungkin saja dia sedang takut.
"Bu. Sekarang jawab jujur, dari mana Ibu temukan dompet ini?" tanya Arnold.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com