webnovel

HOME (pt 2)

Ada sesuatu yang membuat jiwa Jimin kembali ke tubuhnya dan membuatnya membuka matanya perlahan-lahan. Kamar rumah sakit ini sangat nyaman dan tidak terasa berada dirumah sakit. Ia memang selalu kagum dengan bisnis keluarganya sendiri tapi ia bingung mengapa dirinya sama sekali tidak ingin menjadi bagian bisnis turun temurun ini.

Jimin mencari Suzy yang semalam dengan nyaman tidur memeluknya dan mereka berselimut berdua. Tapi ia tidak menemukan siapapun. Hanya ada sebuah meja dengan beberapa piring makanan dan sekuntum mawar dengan sebuah note tertempel dimeja.

"jangan biarkan perut kecilmu kosong pagi ini. Aku akan dinas dan tetap merawatmu sesuai jadwal. Salam cinta dari Suzy♡".

Jimin tersenyum setelah membacanya. Ia tidak tahu bahwa Suzy bisa melakukan hal seperti ini. Jimin beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan akan menikmati makanannya dan juga meminum vitamin. Ia akui memang dirinya benar-benar merasa kelelahan.

Jimin dan juga Bangtan Flowers tidak pernah berhenti melakukan berbagai macam project dan konser, dari yang kecil hingga yang besar, dari yang off air maupun on air. Akhirnya setelah beberapa tahun, ia merasa bahwa kali ini saat yang tepat untuk mendapatkan libur sejak mereka debut.

Tidak hanya Jimin yang libur namun seluruh member juga libur dan mereka memiliki cara masing-masing untuk menghabiskan libur panjang mereka.

Jimin memilih untuk menghabiskan waktunya bersama Suzy dan juga keluarganya nanti. Ia rindu melakukan kegiatan tanpa unsur komersil. Ia hanya ingin bersantai dan menikmati waktunya dengan nyaman bersama Suzy yang sangat ia rindukan.

Tapi pertama-tama ia akan beristirahat dirumah sakit ini.

Sebuah ketukan pintu terdengar dan seseorang masuk ke dalam kamar. Ia adalah dokter Jong Suk yang merupakan Kakak sepupunya sendiri.

"Bagaimana keadaanmu hari ini?", tanya Jong Suk yang merasa senang setelah sekian lama melihat Jimin lagi.

"lebih baik", Jimin tetap sibuk dengan makanannya.

Sebetulnya hubungan mereka tidak terlalu baik. Jimin selalu cuek dengan orang yang ia tidak anggap baik.

"Ada apa?".

Jong Suk menggeleng, "hanya ingin mengecek bintang besar dikamarnya. Aku akan pergi", Ia keluar dari kamar itu.

Jimin meletakkan sendoknya dengan kasar. Selera makannya langsung saja hilang setelah melihat Jong Suk. Jimin sangat kesal saat ia tahu bahwa Jong Suk yang akan menghandlenya.

Suzy kelelahan hari ini setelah ia banyak mendapatkan tugas. Bahkan Suzy tidak dapat berlama-lamar dikamar Jimin hingga lelaki itu memasang wajah badmood.

Sekarang waktunya makan siang. Suzy pergi ke nursing station. Ia terkejut saat banyak perawat yang duduk berkumpul. Saat ia bertanya ada apa, ia diberi jalan dan ternyata Jimin ada ditengah-tengah mereka. Ia melambaikan tangannya dan tersenyum.

Jimin melihat Suzy terdiam ditempatnya. Wajahnya memerah, ia buru-buru menghampiri Suzy.

"terima kasih kalian mau menjaga rahasia bahwa aku berada disini. Ya kalaupun kalian membocorkan, hmmm kalian tahu kan resikonya", Jimin mengedipkan mata dan berpamitan.

Para perawat berkata yang menenangkan Jimin dan mereka dengan heboh melambaikan tangan mereka.

Jimin menuntun Suzy keluar. Suzy memukul pundak Jimin lumayan keras.

"waeeee? sakit", Ia mengusap pundaknya yang terasa panas.

"apa sih yang kau fikirkan? Kenapa kau malah membongkarnya sendiri sedangkan aku khusus ditunjuk sebagai perawatmu".

Jimin menegakkan badannya, "karena percuma, kau tetap meninggalkanku. Dan aku sangat rindu denganmu".

"tapi bukan begitu caranya Parj Ji Min. Bagaimana kalau mereka akan membocorkannya?".

"mereka akan dipecat. Sangat mudah menemukan siapa yang membocorkan".

Jimin mendapatkan pukulan lagi dan ia langsung mengaduh kesakitan. Suzy berlalu menuju kamar Jimin. Mereka kembali melewati lift khusus perawat. Liftnya tidak semewah untuk pasien.

"Apa kau baik-baik saja dengan lift ini? tidak terlihat aman".

Suzy tetap diam. Ia masih kesal dengan Jimin.

Mereka sampai dikamar Jimin. Suzy duduk disofa, meregangkan badannya dengan nyaman. Ia benar-benar lelah padahal baru saja waktu berada dimakan siang.

Jimin akan memesan makanan untuk Suzy. Rumah sakit ini menyediakan restaurant yang memiliki makanan tidak kalah enaknya dengan retaurant diluar sana.

"bagaimana bisa kau kesana tanpa memberitahuku?",tanya Suzy dengan nada serius, wajahnya benar-benar tidak senang.

Jimin menghampiri Suzy dan duduk disampingnya, "kufikir kau akan senang dengan semua surpriseku tapi ternyata aku salah. Maafkan aku".

Suzy seketika merasa bersalah saat melihat Jimin menyesal, "bukan begitu maksudku tapi berjanjilah kau tidak akan mengulanginya lagi dan aku akan memaafkanmu".

Jimin jadi merasa penasaran, seperti ada sesuatu yang Suzy sembunyikan darinya tapi ia juga tidak terlalu yakin.

"Lee Suzy.... apa kau masih menyayangiku?", suara Jimin menyiratkan kesedihan.

Suzy menoleh melihat Jimin, ia tersenyum, "mana mungkin aku tidak menyayangimu saat aku menolak banyak laki-laki yang mengajakku kencan hanya karena menunggumu", ujar Suzy sembari bercanda namun itu adalah hal yang benar.

Jimin memeluk Suzy dengan erat setelah mendengar ucapan itu. Mungkin bagi Suzy itu adalah hal yang lucu namun Jimin merasa sangat lega saat ia mendengar ucapan-ucapan seperti itu.

Jimin dan Suzy makan siang bersama walaupun Suzy hanya punya waktu satu jam dan mereka tidak banyak berbicara. Jimin tidak berhenti mengecup atau mengusap kepala Suzy dengan rasa sayang. Suzy tidak pernah tahu bahwa Jimin sangat touchy seperti sekarang. Suzy menikmati setiap sentuhan Jimin.

_____

Jimin sedang berada diresepsionis, sudah 3 hari ia dirumah sakit dan keadaannya sudah benar-benar pulih. Jimin menggunakan masker hitam beserta dengan topi. Ia tidak ingin mengganggu suasana kondusif rumah sakit pagi ini.

Suzy datang membawakan beberapa barang yang tertinggal. Jimin sengaja meninggalkannya dan meminta pihak resepsionis menyuruh Suzy yang mengantarkan.

Ia ingin melihat Suzy lengkap dengan seragam dan saat bekerja. Ia sangat manis dengan seragam berwarna putih bersih. Wajahnya tersenyum dengan ramah.

Jimin menggoda Suzy dengan mengusap tangannya dan mengedipkan sebelah matanya. Suzy melihat ke sekeliling, dan benar saja pihak respsionis memperhatikan mereka karena mereka tahu bahwa pria itu adalah Jimin.

Suzy pamit dan buru-buru menghilang dari pandangan Jimin. Dia memang menyebalkan. Selalu saja menggoda Suzy. Selama Jimin di rs, tidak hentinya para perawat yang tahu bertanya banyak dengan Suzy. Mereka akhirnya percaya bahwa Suzy dan Jimin memang memiliki hubungan. Tapi Suzy tahu bahwa pasti itu menjadi bahan cibiran bukan sesuatu yang mereka kagumi. Itu mengapa Suzy tidak ingin mengekspos terlalu banyak.

Jimin sedanh bersiap-siap saat mendengar ada dua orang perawat yang sedang berbincang.

"jadi benar Lee Suzy adalah pacarnya Park Ji Min Bangtan Flowers?".

"iya. Kurasa ia hanya akan berakhir dicampakkan. Lagi pula, Lee Suzy tidak terlalu cantik untuk Park Ji Min".

"Apa mungkin Lee Suzy datang ke para biksu?".

Jimin mendengar kelanjutan perbincangan dua perawat itu dengan rasa geram. Mereka berkata bahwa Suzy bukan perempuan yang pantas dengannya. Jimin terkejut mendengar perkataan semua itu.

Selama ini Jimin terlalu sibuk dengan dirinya dan boy groupnya. Tapi Jimin tahu bahwa saat ia menyatakan cinta, pada saat itu semuanya mendukung dan berita yang ada pun selalu baik. Jimin bukan orang yang selalu memperdulikan sosial media kecuali hanya untuk menyapa para penggemarnya.

Jimin langsung membuka aplikasi Youtube dan mencari video pernyataan cintanya. Ia menscroll comment dan comment yang terbaru berisi hujatan dan juga bullyan mengenai Suzy. Jimin segera membuka group chatnya bersama Bangtan Flowers.

(Bagaimana ini? Mengapa banyak orang yang mencibir Suzy? Apa kalian tahu mengenai ini? Tolong jawab), Jimin menggigit bibir bawahnya dibalik maskernya. Ia benar-benar ingin melepas maskernya tapi itu tidak mungkin, ia merasa sangat panas.

(Bagaimana mungkin kau baru tahu? Apa kau begitu gaptek? Ku fikir selama ini kau sudah faham), balas V. Ucapannya ketus namun Jimin sadar itu adalah yang harusnya ia tahu. Jimin benar-benar merasa menyesal.

(Ada apa memangnya? mengapa kau baru tanya?), J-hope membalas juga.

(Apa Lee Suzy baik-baik saja?), tanya V lagi.

(Aku benar-benar menyesal tidak menyukai sosial media. Aku baru mendengar dua orang berbicara mengenai kami dengan sangat menyakitkan dan aku melihat Youtube).

(Itulah mengapa aku memintamu untuk aktif hyeong), ujar Jung Kook yang baru saja bergabung.

(Tolong jelaskan mengapa jadi begini? Apa kalian ada yang tahu?), Jimin mulai memohon.

RM sedang mengetik dan lumayan memakan waktu. Jimin tahu bahwa RM pasti mengetahui hal yang dia tidak tahu.

(Sudah-sudah. Semuanya tenang. Maaf Jimin, aku tidak memberitahumu sebelumnya karna kurasa kau harus peka dan bertanggung jawab. Tapi karena akhirnya kau menanyakan, aku akan menjelaskan yang ku tahu. Setelah kau menyatakan cinta, reaksi memang begitu bagus. Tapi setelah beberapa bulan selama kita tour di Korea dan kau tidak pernah terlihat bersama Suzy. Muncullah rumor dimana hubungan kalian hanya palsu, aku dan Manager beserta Pd-nim percaya bahwa ini rekayasa haters. Banyak pula yang mulai mencibir bahwa mana mungkin kau menyukai perempuan biasa seperti Suzy. Kami memberikan ekstra penjaga untuk Suzy namun yang tidak mengganggunya sama sekali).

Jimin menelan salivanya saat balasan dari RM muncul.

(bagaimana kau bisa tidak memberitahuku sama sekali?).

(kurasa kau seharusnya lebih tahu daripada ku. Aku tidak mau bertanya lebih dahulu dan membuatmu merasa buruk).

(wow Suzy perempuan yang kuat. Apa dia tidak pernah memberitahumu sedikitpun?), tanya V.

(Tidak. Aku benar-benar merasa bodoh).

(Hyeong... Berjanjilah untuk tidak meninggalkannya setelah semua ini), Jung Kook memberikan sticker dengan gambar kelinci sedang bersedih.

(Sudahlah. Tidak ada gunanya kau menyesal. Kau harus menggantinya selama liburan ini), kata RM.

Jimin memijit kepalanya. Ia merasa pusing.

(baiklah.. Terima kasih semuanya. Aku akan mencari cara sendiri. Maaf mengganggu liburan kalian).

Jimin menaruh kembali handphonenya. Ia bergegas pergi dari rumah sakit.

____

Pagi ini Suzy sudah dibuat kesal. Ia membawa tas yang berisi peralatannya untuk menginap saat dinas dirumah sakit. Ia dihentikan untuk magang namun dengan nilai yang lebih cepat turun. Itu semua perintah atasan dan juga pihak kampus menyetujuinya.

Saat didepan pintu kamarnya ia berpapasan dengan Jin Na yang hendak membuang sampah. Suzy melihat sekilas bayangan sampah-sampah berisi bekas junk food dan bir.

"habis pesta?".

Jin Na menyengir, "biasalah. Apa itu? omo... Kau sudah selesai magang?", Jin Na terkejut dan ia mengikuti Suzy masuk kedalam kamarnya.

"Aku dihentikan dan diberikan nilai lebih awal. Pasti ini semua karena Madam Jane", Suzy menaruh tasnya dengan kasar.

"wow enaknya ya punya calon mertua konglomerat".

"apa maksudmu?", Suzy melempar pandangannya yang tajam.

"ya kau tidak perlu bersusah payah".

"Kau fikir aku mau seperti ini?", nada suara Suzy lebih tinggi dab bergetar, "membuat semuanya berfikir aku memang mahasiswa emas disaat mereka bersusah payah untuk bekerja dirumah sakit mewah itu?".

Jin Na yang baru selesai cuci tangan terkejut mendengar ucapan Suzy, ia menghampiri sahabatnya yang terlihat tertekan.

"Lee Suzy, ada apa? kenapa kau menangis?".

"Aku lelah... Mereka semua selalu mencibirku sebagai mahasiswa emas karrna aku direkomendasikan oleh Madam Jane, aku menjadi anak buah dokter terkenal, mereka tidak tahu bagaimana lelahnya menjadi anak buah dokter sialan itu. Mereka berfikir aku sangat beruntung dan tidak memiliki apapun", Suzy menitikkan air mata. Dadanya terasa sesak, ia merasa usahanya sia-sia.

"Dan sekarang aku selesai belum pada waktunya. Itu semua pasti karena Jimin. Itu pasti karena ia ingin menghabiskan waktu denganku", Suzy menunduk dan mendekap lututnya.

Suzy memang rindu dengan Jimin tapi bukan berarti ia bisa diperlakukan seperti ini. Ia berusaha melakukan semua tugas dengan sungguh-sungguh tapi ternyata ia selesai dengan cara yang mudah. Suzy merasa sia-sia selama ini bersusah payah memenuhi tugas dari Dokter Jong Suk.

Jin Na tahu bagaimana Suzy selalu bersungguh-sungguh terhadap yang ia inginkan dan ia miliki. Jin Na mengusap rambut Suzy.

"tenangkanlah dirimu. Dan sebaiknya bicarakan ini dengan Jimin. Tapi jangan merusak waktu kalian berdua, okay?".

Suzy menggeleng, ia sangat marah untuk bertemu dengan Jimin. Lebih baik ia menyendiri. Jin Na pun pamit, ia harus tetap kuliah walaupun kepalanya masih berat akibat pesta semalam.

Suzy tertidur sehabis menangis selama dua jam. Saat bangun, ia merasa sangat haus. Ia meminum air putih dan mengecek handphonenya.

Jimin mengirimkan foto sebuah cafe yang tidak asing dengan caption, (beritahuku jika kau sudah membuka pintu).

Suzy ingat bahwa itu adalah cafe diseberang tempat tinggalnya. Suzy langsung menelfon Jimin.

"apa kau baik-baik saja?", tanya Suzy tanpa berbasa-basi.

"masih. Tapi aku kepanasan karens menutup diriku dari atas hingga bawah. Bisakah kau bukakan pintumu?".

"baiklah. cepat".

Suzy sangat khawatir, fans Bangtan Flowers bukanlah fans sembarangan. Mereka bisa sangat histeris jika melihat salah satu member sedang ditempat yang tidak seharusnya. Suzy mondar-mandir saat ia menunggu bel berbunyi.

Bell terdengar dan Suzy langsung membuka pintu lalu menarik Jimin masuk. Ia melihat keluar sebentar dan sepertinya tidak ada yang mengikuti Jimin.

Jimin terkekeh melihat tingkah laku Suzy. Ia masuk kedalam kamar Suzy yang kecil. Ada satu tempat tidut berukuran single yang tergeletak dibawah dengan sprei berwarna kuning dan juga selimut. Kamar ini memiliki balkon untuk menjemur pakaian. Ada sebuah lemari, meja rias yang juga bisa digunakan sembari duduk dilantai. ditengah-tengah ruangan, tidak jauh dari pintu masuk ada meja kecil dan karpet. ada corner untuk dapur, kulkas. Kamar ini memang kecil tapi sangat lucu dan nyaman. Suzy sangat pinta mendekorasi kamarnya.

Segelas air dingin disuguhkan oleh Suzy diatas meja kecil. Jimin langsung duduk dan meminumnya. Ia tadi berlari agar bisa sampai dengan cepat.

Suzy hanya diam dan menghindari pandangan Jimin. Ia masih merasa kesal dan ditambah mereka berada dikamarnya berdua saja.

Jimin jadi merasa tidak enak. Ia mengalihkan pandangannya melihat-lihat lagi namun tidak banyak yang dapat dilihat.

"mengapa kau kesini?", tanya Suzy.

"kenapa? apa kau tidak senang?".

Suzy terdiam.

Jimin mengeluarkan tiket pesawat atas namanya dan Suzy.

"ini apa?".

"liburanlah denganku. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu".

Suzy mendorong tiket pesawat itu dan mendengus, "sudah kuduga".

Jimin menatap Suzy tidak mengerti dengan respon Suzy.

"Kau fikir aku ini apa? Kau memperlakukanku seperti ini. Ku fikir kau sudah berubah ternyata tidak. Kau masih saja Jimin yang tidak memikirkan diriku sama sekali".

Jimin merasa seperti dipukul dengan ucapan Suzy. "Apa maksudmu?".

Mata Suzy sudah berkaca-kaca. Ia tidak baik menahan emosinya.

"Kau melakukan semuanya sesukamu. Kau tidak pernah memikirkan bagaimana dengan pendapatku".

Jimin menghampiri Suzy, "Lee Suzy, kau bicara apa?".

"kaukan yang membuatku selesai dari magang dengan jalur khusus?".

Jimin mengangguk perlahan tapi ia tidak mengerti dimana salahnya melakukan itu. Ia hanya ingin Suzy tidak berada dilingkungan tidak baik.

Suzy menghembuskan nafas, "Kau harus bertanya padaku lebih awal. Bukan begini caranya. Kau fikir, semua yang kau lakukan adalah surprise untukku?".

Jimin melepas genggaman tangannya, "Maaf. Aku hanya tidak ingin kau berlarut-larut dilingkungan yang tidak baik".

"Apa maksudmu? itu adalah urusanku".

"Saat kau diperlakukan seperti itu karena diriku, itu bukan hanya urusanmu. Kau fikir aku hanya akan duduk menonton dirimu kesulitan karenaku?", suara Jimin bergetar dan lebih tinggi dari biasanya, "Kau fikir aku hanya duduk diam melihatmu diperlakukan tidak adil karena seorang Park Jimin? Apa kau fikir aku laki-laki tidak pantas untuk bertanggung jawab atas apa yang kau rasakan karena diriku? dan selama ini dengan bodohnya aku tidak tahu apapun. Apa kau lebih nyaman begitu? Baiklah. Maaf!", Jimin berdiri. Ia memakai semua masker, topi, jaket dan sepatunya saat didekat pintu.

Suzy tidak dapat menahan Jimin pergi meninggalkannya. Ia menutup wajahnya dan menangis lagi. Suzy mendengar suara pintu tertutup.

***