Setelah mendapat pertanyaan dari gadis tersebut, maka Rian pun sedikit kaget apalagi gadis tersebut meminta nomor wa nya. Selama sebulan ini tidak ada satu orang pun yang sekedar menanyakan kabar Rian via wa maupun media sosial lainnya, bahkan orang tua dan saudara Rian pun tidak ada yang peduli. Maka mendapat pertanyaan seperti itupun dia sedikit bingung. Tapi Katon dengan tangkas menangkap sirat keraguan Rian.
"Temen saya ini baru saja rusak hp nya mbak, jadi belum sempat beli hp baru. Mungkin mbak bisa titip saja nomor wa mbak, nanti kalau sudah beli dia bisa wa mbak langsung gimana?" Tanya Katon sambil berharap
"Bener??" Tanya gadis tersebut kepada Rian
"eh iya mbak, kemaren saya pas lagi beres2 hp saya jatuh dan pecah LCD nya. Jadi saya putusin buat beli hp baru saja, tp karena belum ada waktu jadinya belum bisa beli hp baru mbak." Jawab Rian menguatkan alibi Katon
"Oke deh, nih kartu nama gua, disitu ada nomor wa gua, kalau ud ada hp nya jangan lupa kabari gua yah. Nambah temen siapa tau bisa saling bantu." Jawab Gadis tersebut lugas. Kemudian ia pun mengeluarkan selembar seratus ribu
"Bang, ini buat bakso ya, kembaliannya deposit yah. Jadi kalau gua datang kesini lagi bisa makan gratis. Hahahahaa, see you guys!"
Gadis misterius itu pun berlalu begitu saja menuju mobil Fortunernya yang nampak gagah di parkir di pinggir jalan. Sementara itu Rian dan Katon hanya melongo melihat gadis itu pergi dan alangkah terkejutnya saat membaca diberikannya kartu nama yang diberikannya.
Felicia Sheren Atmaja
Manajer
Alangkah terkejutnya Rian dan Katon saat membacanya. Ternyata dia adalah putri tunggal dari Pak Atmaja Eka Maulana, pemilik Atmaja Group. Perusahaan retail makanan terbesar di negeri ini dan di Karawang ini merupakan pusat bisnis dari Atmaja Group. Selain itu yang lebih mengejutkan adalah bahwa Rian mengerti bahwa Atmaja Group adalah saingan berat dari Putra Nusantara Group, group yang dimiliki oleh ayahnya, dan jika ia hidup di jalur yang benar mungkin nanti ialah yang akan menjadi pemimpin grup ini. Rasa kagum sekaligus minder terhadap Felicia pun muncul dalam hati Rian. Kagum bahwa yang barusan makan dengannya adalah seorang anak konglomerat juga dan tidak segan2 untuk berteman dengan orang yang kelasnya lebih rendah. Begitupun dengan Katon yang tampak kaget dengan apa yang ia baca di kartu nama.
"Bang, tuh anak manajer tuh, anjirrrr tau gitu gua minta endorse bakso gua bang!!"
"hahaha, boleh kalau dia mau?? Kan biar bakso kita maju, bener ga Ton??" tanya Rian semangat.
"YA pasti bang. Hahahahaha mantap lah pokoknya!"
Seminggu setelah kejadian itu kehidupan Rian dan Katon pun berjalan seperti biasa. Berjualan bakso dan hang out bareng. Rian mulai dikenal orang2 sekitar sebagai Putra karena ia memperkenalkan diri sebagai Putra kepada orang baru yang di temuinya. Dari tukang parkir sampai pengamen semuanya Rian kenal di daerah itu. Selain itu sering juga mereka berdua sekedar saling berbagi bakso gratis pada pengemis atau pengamen. Seperti biasa malam ini sebelum tidur Rian melakukan rutinitas biasanya yaitu sekedar browsing di internet, ig, ataupun berita. Iseng iseng Rian membuka akun ig Jenni dan pas di klik ternyata Jenni telah memasang profil picture dengan seorang pria yang Rian kenal sebagai juniornya di zaman SMA dulu. Hancur hati Rian melihatnya walaupun ia telah merelakan Jenni bahagia dengan orang lain. Jauh di dalam hatinya Rian berjanji akan membuat Jenni menyesali semuanya termasuk meninggalkannya disaat Rian tdk memiliki apa apa lagi.
Jam menunjukkan pukul 23.30 malam, Katon sudah tidur sedangkan Rian masih berkutik dengan hp nya. Tanpa sengaja ia teringat dengan Gadis Misterius yang tempo hari datang ke warung mereka. Kemudian ia meraih kartu nama yang diberikan oleh gadis itu. Rian mengetik nomornya dan menulis
"Hai, ini aku abang tukang bakso."
Tit..tiiit...tiii.. balasan cepat dari Gadis itu
"Hai finalehhhhhhhhhhhhhh di waaaaa,btw ini gadis pembeli bakso." Masih ingat gua?disertai emot ngakak
"Masih lah, kan lu masih ada deposit di warung kita!hahahaha" jawab Rian
"Bsok jualan?"tanya gadis tersebut
"iya, kenapa?"
"Besok jam 1 gua kesitu, tungguin ada yang mau gua kasih lihat nanti."
"Ok."
"oiyah, nama lu siapa?"
"Putra, nama lu Felicia ya?"
"Kokk tau??"
"kan lu ninggelin kartu nama?"
"hahahaha iya gua ngetes aja." Balas Felicia padahal dalam hati ia benar2 lupaa. Karena sungguh Feli sangat amat banyak pekerjaan di kantornya. Apalagi ia adalah sang manajer.
Keesokan harinya Rian bercerita kepada Katon bahwa Feli akan datang jam 1 nanti. Katon pun senang mendengarnya dan berharap si Feli mau sekedar mengendorsekan baksonya biar dikenal. Mereka pun mulai mempersiapkan diri untuk berjualan, hingga sebuah mobil Rubicon berhenti di depan mereka. Feli pun turun dengan celana pendek dan sneaker merah kesayangannya.
"Hello guys, apa kabar? Ramai?" tanya Feli
"Baik nih Fel, kenalin gue Katon. Dan syukurlah ramai." Balas katon sambil bersalaman dengan Feli
"Ton, gua boleh pinjem Putra ga seharian??" tanya Feli dengan tampang memelas
"Boleh ajah, asal lu mau endorse kan bakso kita ini, gimana??"
"hahahaha, deal!! Gimana Put? Ikut gua?" tanya Feli
Rian memandang Katon dengan tampang bloon tapi Katon dengan tersenyum menganggukkan kepala seolah setuju dengan usul Feli.
"Ok deh Fel, tapi jangan pulang kemaleman yaks! Ton gua jalan dulu ya ada apa2 wa aja!"
"Ok ati ati kalian yaaa main bersih ahahahahaha." Ledek Katon yang langsung mendapat cubitan dari Feli.
Feli dan Rian pun segera meluncur dimana Rian yang menjadi pengemudi mobil Rubicon Feli.
"Mau kemana Fel?"
"Ikutin aja maps yang gue kasih Put."
Rian pun segera mengikuti arah di maps tersebut. Tidak lama kemudian masuklah mereka ke perumahan elite di daerah tersebut dan tiba2
"Depan kiri Put. Klakson 3 kali abis itu masuk di garasi berwarna merah."
Rian pun mengikuti perintah Feli kemudian mereka memasuki sebuah rumah yang sangat mewah, tiga tingkat, terdiri dari banyak batu marmer yang mahal harganya dan mereka berhenti di dalam garasi warna merah. Garasi warna merah ini adalah garasi khusus mobil Jeep seperti Rubicon. di rumah Felicia ada 7 garasi dan semuanya memiliki warna yang berbeda seperti pelangi. Walaupun rumah Felicia sangat mewah tapi Rian tersenyum kecil karena rumah Rian empat kali lipat lebih besar dari rumah Feli dan mungkin yang terbesar di negara ini. Tapi untuk menjadi orang yang benar Rian mencoba untuk merendah dan merasa takjub dengan rumah Feli.
"Gilak!!!! Baru kali ini gua ktmu rumah gede segini!!" jerit Rian
"hahaha. Makasih Put, tapi denger2 ada yang katanya rumah orang lebih gede dari rumah gua. Berkali kali lipat gedenya. Entah itu mitos atau beneran." Sahut Feli
Rian hanya tersenyum mendengarnya. Mereka pun masuk kedalam rumah. Ternyata ayah dan ibu Feli masih kerja. Ayahnya adalah Direktur Atmaja Group sedangkan ibu Feli adalah wakilnya. Otomatis kegiatan mereka sangat sibuk. Mereka pun langsung naik ke kamar Feli. Sementara Rian duduk di ruang tamu kamar, Feli pun menyempatkan diri ganti baju. Sambil menunggu Feli, iseng Rian pun melihat lihat foto keluarga Feli. Setelah melihat cukup banyak akhirnya matanya tertuju pada sebuah foto. Foto yang membuat ia terkejut dan sangat tidak percaya.
"what te fuck!!" gumam Rian
Antara percaya dan tidak Rian mengambil foto tersebut, foto dimana Feli waktu kelulusan SMA berfoto dengan seseorang yang benar2 membuat Rian tak percaya.
"INI MIMPI ATAU BUKAN?" Gumam Rian pada dirinya sendiri
Bersambung…