webnovel

Bad X Bad: My Dear Vanessa

Apa yang aku dapat dengan balas dendam? Cinta!! Ya aku mendapatkan cinta. _Vanessa Summer Griffin_

AgathaQuiin20 · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
403 Chs

Bad-34

Harusnya, Vanessa tidak berada di ruangan kotak, lebar, luas begini. Tapi mau bagaimana lagi dia harus berada di ruangan ini bersama dengan Regan. Karena paksaan pria itu, dan Veronica juga percaya jika Regan bisa membujuk dan juga membuat Vanessa mau pergi ke kantor. 

Dan disinilah wanita itu, duduk dengan anteng di kiri kebesarannya. Dengan Regan beberapa kali mengambil gambar Vanessa dan menggiring foto itu pada Veronica. Untuk membuktikan jika pagi ini dia pergi ke kantor. 

Merasa jengah dengan sikap Regan. Vanessa pun langsung mengambil ponsel pria itu dan melemparnya asal. Tidak peduli jika ponsel itu akan rusak dan pecah. Yang terpenting, dia tidak lagi mengambil gambar Vanessa. 

"Rusak Ness … " pekik Regan.

"Nggak peduli!! Siapa suruh ngambil foto aku." 

"Vero yang nyuruh!!" 

"Terus nurut!! Jadi cowok yang tegas dikit dong, punya prinsip. Jangan apapun yang Vero katakan langsung iya iya aja!! Kamu punya pilihan kan!!" seru Vanessa kesal. 

Regan hanya diam. Kalau saja Vanessa tahu apa yang terjadi antara Regan dan juga Veronica, ucapan dari bibir yang pernah dicicipi tidak akan keluar. Berjalan mengambil ponsel itu, Regan duduk di sofa ruangan itu. Begitu juga dengan Vanessa hanya mengikuti jejak Regan. Duduk di samping pria itu dan menatapnya penuh tanda tanya. 

Bukan perkara foto atau ucapan itu. Vanessa lebih kesal jika Regan lebih memilih menuruti apapun yang Veronica katakan. Bukannya, Vanessa sudah bilang, tidak semua perkataan Veronica, Regan harus mengiyakannya. Dia memiliki keputusan dan Vanessa juga yakin jika Regan juga bisa berontak apapun itu. Tapi yang ada bukannya menuruti apa kata Vanessa, Regan lebih memilih mengikuti apapun yang Veronica katakan. 

Merasa tidak dianggap oleh Regan, Vanessa memutuskan untuk pergi. Tapi yang ada pria itu langsung menarik tangan Vanessa hingga membuat wanita itu kembali duduk di samping Regan. 

Tiba-tiba saja, Regan langsung memeluk Vanessa dengan begitu erat. Mengabaikan panggilan masuk dari Veronica entah yang keberapa. Tidak tahu apa maksudnya, Vanesaa pun menepis tangan Regan. 

"Apa sih!!! Jangan peluk-peluk!!" cetus Vanessa. 

Regan menjauh, dia pun menatap Vanessa sejenak. "Cemburu aku lebih dengerin Vero dibanding kamu?" 

Mendengar kata cemburu pun, Vanessa segera menoleh. Siapa juga yang cemburu pada Regan, apalagi itu perkara Veronica yang tidak ada faedah nya sama sekali. Kalau Regan lupa, Veronica itu kekasihnya dan Vanessa itu bukan siapa-siapa Regan. Untuk apa juga Vanessa harus cemburu pada Veronica. Wanita itu hanya tidak suka kalau Regan tidak sanggup berkata TIDAK pada Veronica. Hanya itu saja selebihnya Vanessa tidak peduli. 

Sekali lagi Regan tertawa. "Malam itu? Tanpa pemilikan ini? Kamu milikku!! Jadi .. Kamu memiliki hak untuk cemburu atas diriku!!" 

Vanessa membeku, dia pun menatap Regan tidak percaya. Malam itu mereka hanya … "Gila ya kamu!!"

"Karena kamu." jawab Regan cepat. "Semua ini karena kamu, dan kamu yang menjadi pelaku utama dalam mengacaukan hidupku!!" ujarnya penuh dengan peringatan.

Vanessa menatap Regan tidak percaya. Bagaimana bisa semuanya salah Vanessa, dia hanya diam saja tanpa melakukan apapun. Dan yang jelas itu semua bukan salah Regan. Jika pria itu tergoda dengan Vanessa, itu tandanya bukan salah Vanessa, tapi salah Regan sendiri yang tergoda dan tidak kuat iman. Harusnya dia ingat jika Vanessa adalah adik kekasihnya. 

"Bukan aku. Tapi kamu sendiri." ucap Vanessa. 

"Kamu yang menarikku dalam hidupmu. Kamu yang membuatku tidak bisa berpaling, meskipun aku sudah memiliki Vero. Kamu tau … kalau aku tega, aku akan meninggalkan Vero demi kamu."

Begini kalau ucapan orang kalau belum mendapatkan apa yang pria itu inginkan. Jika sudah dapat, mana mungkin Regan mengatakan hal itu pada Vanessa.

"Tapi aku--" ucapan itu terpotong ketika tiba-tiba Regan menghampirinya dan langsung mengecup bibir Vanessa. Agar wanita itu tahu, jika dia juga memiliki hak yang sama seperti Veronica. 

****

"Dia bilang begitu?" tanya Chrissy menatap ke arah dapur.

Vanessa memutuskan keluar kantor setelah makan siang. Jadwal hari ini kosong, dan jika ada pun juga langsung dilibatkan ke arah Veronica, karyawan kantor masih belum bisa menerima jika Vanessa adalah bos baru mereka. Rasa ingin memecat tapi melihat latar belakang karyawannya membuat Vanessa berpikir dua kali. Sedangkan mereka saja tidak memikirkan Vanessa sama sekali. 

Wanita itu baru saja menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dan juga REgan waktu mereka masih di kantor tadi siang. Jika REgan ingin memiliki hubungan khusus bersama dengan Vanessa. Padahal pria itu tahu betul siapa Vanessa. Dan ketika wanita itu mengingatkan, nyatanya Regan tidak peduli sama sekali. Dia akan adil pada Vanessa dan juga Veronica. 

Bukannya ini rencana yang bagus? Regan masuk ke dalam permainannya untuk menghancurkan semuanya, terutama Mira. 

Angel mengatupkan bibirnya, ketika melihat REgan datang membawa satu gelas jus apel pesanan Vanessa. Wanita itu barusan meminta Regan untuk membuatkan jus apel. Tentu saja pria itu langsung pergi ke dapur untuk membuat jus apel. Dalam pikiran Vanessa, dia bisa mengganggu atau memeluk Regan yang ada di dapur tengah memasak. Namun, hal itu harus hancur saat Chrissy dan juga Angel melarang Vanessa masuk ke dapur. Bukannya apa, mereka hanya trauma karena dapur apartemen Angel hampir saja meledak karena ulah Vanessa. 

"Itu dulu karena aku nggak tau itu apa!!" cetus Vanessa. 

"Tetap saja bikin trauma. Kamu masuk dapur …. hancur!!" ucap Angel dan membuat Chrissy tertawa. 

Vanessa hanya geleng kepala, dia pun mengambil kuncir rambutnya untuk mengingat rambutnya yang panjang. Tapi yang ada, REgan lebih dulu menarik tali itu dan mulai mengikat rambut Vanessa dengan rapi.

Tentu, hal itu menua komentar positif dari cHrissy dan juga Angel, jika Regan pandai dalam mengikat rambut panjang. Dulu, rambut REgan juga pernah panjang dan selalu diikat jika dia keluar atau mungkin membiarkan tergerai. Tapi karena bosan dengan rambut panjang, dia memilih memotong pendek hingga sekarang.

"Kan cakep kalau rambut panjang." celoteh Vanessa. 

Regan tertawa. "Habisin shampoo. Tapi lebih nyaman pendek sih."

"Yang penting cakep, Gan, mau pendek atau apa mah Nessa suka semua." tambah CHrissy tertawa.

Tangan Regan reflek terangkat dan mengusap kepala Vanessa, hingga membuat rambut wanita itu berantakan. Tapi masih terlihat cantik dan menggemaskan. Baju rajut panjang berwarna cream, yang menutup celana putih yang dia kenakan, lalu dipadukan dengan sneaker putih yang entah kenapa malah membuat Regan suka. Dia suka penampilan Vanessa, apapun yang melekat pada tubuh wanita itu di mata Regan terlihat menawan dan cantik. 

"Mau makan malam?" kata Regan.

Vanessa menatap bingung, dia itu mau ngajak atau cuma nawarin aja?

To Be Continued