webnovel

BAD DREAM

Ketenangan dan ketampanan itu menutupi semua kegilaannya. Copyright 2NadaNada, 2019

2NadaNada_ · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
6 Chs

PROLOG

Tap. Tap

Tap. Tap

Suara langkah kaki berbalut sepatu mahal terdengar bergema di suatu lorong yang hening membuat suasana menjadi terasa mencekam. Aura dominan menguar dari sosok tersebut, suasana lorong yang gelap tak membuat dirinya merasa kesulitan melangkah. Dia terus melangkah lurus dengan pasti, sampai didepan suatu pintu dia melambatkan langkah kemudian berhenti.

Kriet

Bunyi pintu terbuka berderit sedikit memekakkan telinga, didalam ruangan tersebut terlihat seseorang yang terikat dengan borgol sedang susah payah meronta melepaskan diri. Sosok yang telah membuka pintu mendekati dia yang sedang terikat, seiring langkah sosok itu mendekat semakin kuat rontaan yang dilakukan nya agar bisa terlepas.

"Hiks. Hiks"

"Lepaskan aku, kumohon"

Sosok yang mendekat masih bungkam tidak mengeluarkan kata sampai berhasil berada cukup dekat dengan dia yang terikat sambil memohon dilepaskan. Suaranya terdengar lirih memilukan bercampur gemericing besi rantai tetap tidak bisa menggerakkan hati sang dominan.

"Kumohon.. Sasu~"

Mendengar dia menyebutkan namanya, "Sasu" melangkah lebih mendekat kemudian berjongkok tepat dihadapan sosok terikat tersebut. Tangannya terangkat membelai rambut indah yang sekarang telah kusut karena gerakan meronta yang dia lakukan. Perlahan kemudian meremas dagunya dan mendongakkannya.

"Milikku adalah milikku, Sakuraku yang manis ingin melawan ya~"

Sakura, sang gadis yang tengah terikat menggelang keras dengan wajah penuh kengerian. Tak menyangka sang pacarnya Uchiha Sasuke tega mengikatnya ditempat yang dia sendiri tidak tau ada dimana.

"Pacarku tidak boleh bersama dengan laki-laki lain, bahkan berpegangan tangan. Nanti tangannya aku potong loh~"

Sasuke berujar dengan senyum miring yang terlihat menyeramkan. Remasannya didagu Sakura menguat hingga terkesan ingin meremukkan. Sakura hanya menggelang ingin melepaskan tangan Sasuke yang terasa menyakitkan. Ingin menyangkal insiden jabat tangannya dengan sahabat laki-lakinya hanya sebuah "ucapan selamat" semata.

"Sepertinya kau harus kutandai milikku agar semua orang tahu"

Setelah berbisik demikian, Sasuke mendongakkan kepala Sakura hingga lehernya terlihat. Sang Uchiha mendekatkan kepalanya sambil sedikit membuka mulut. Sakura melihat hal demikian merasa panik dan bingung.

"Sasuke, apa yang kau lakukan. Jangan mendekat!. Jangan!"

Seolah menulikan telinga Sasuke semakin mendekatkan tubuh mereka hingga kepalanya tiba didekat leher Sakura. Sasuke berbisik lirih ditelinga sang gadis Haruno.

"Mine"

Satu gigitan keras dan dalam membuat Sakura memekik sakit hingga mengeluarkan air mata. Dia bergerak gelisah ingin melepaskan diri dari Sasuke.

"Sasu sakit, jangan gigit!. Jangan"

"Cut!!"

Suara nyaring tersebut menghentikan kegiatan Sasuke. Dia menoleh kearah sumber suara dengan roman wajah sedikit terganggu.

"Apa-apaan ini Sasuke, tidak ada scene kau menggigit Sakura disini, kau hanya membisikkan kata-kata ancaman agar Sakura ketakutan"

Sutradara itu mengomeli Sasuke atas kesalahan scene yang dia lakukan, sedangkan orang yang dimaksud hanya memandang datar tanpa berniat melepaskan genggamannya dikepala Sakura. Semua Kru meringis kasihan, bukan untuk Sasuke tetapi untuk sang gadis Haruno yang terisak lirih digenggaman sang Uchiha. Terlihat lehernya memerah dengan bekas gigitan yang lumayan dalam.

"Haah, Hei jangan melihat saja. Tolonglah aktris kita disana"

Setelah Sutradara berkata demikian, Kru Kesehatan mendekat kearah sang aktor dan aktris didepan sana. Meminta izin mengobati Sakura karena takut akan tatapan Sasuke yang serasa menusuk mereka.

"Sakura, ikutlah kami untuk mengobati luka mu itu"

Sakura mendesis menyetujui, kemudian rantai yang berada ditubuhnya dilepas satu-satu oleh salah satu Kru Properti. Setelah terlepas dia beriringan pergi bersama Kru Kesehatan ke backstage. Pandangan Sasuke tak pernah lepas dari Sakura hingga berbelok kemudian hilang.

"Sasuke, kurasa cukup sampai disini saja dulu. Kau mungkin kelelahan dan lapar hingga menganggap leher Sakura adalah sebuah makanan. Aku paham karena kau dan Sakura baru murid SMA"

Sutradara dan para Kru yang bertugas membubarkan diri masing-masing tanpa melihat diseberang sana, Sasuke menyeringai kesenangan.

...

"Terima kasih telah mengantarku pulang, Sasuke"

Sakura berkata setelah mobil yang dia tumpangi berhenti tepat didepan Apartement nya. Sasuke tidak menyahut, pandangannya terfokus pada leher Sakura yang diperban tipis. Melihat arah pandang Sasuke , sang gadis Haruno menyahut.

"Ah ini tidak apa-apa, lukanya tidak parah kok. Aku tadi menangis karena sedikit terkejut. Lagipula, kata Sutradara kau sedang kelaparan sehingga menganggap leherku adalah makanan"

Sakura mengatakan itu sambil tertawa kecil, tidak menyadari tatapan Sasuke berpindah dari leher menuju wajahnya dan semakin intens menatapnya. Tapi memang Sakura orangnya tidak peka, dia tidak menyadarinya.

"Hn"

"Ah, kau memang selalu irit bicara. Aku jadi kasihan kepada perempuan yang akan menjadi pacarmu nanti, semoga saja dia tahan dengan sikapmu ini"

Tanpa Sakura sadari, Sasuke menyeringai kecil. Merasa tidak ada tanggapan Sakura lalu membuka pintu mobil kemudian menutupnya. Dia mengucapkan salam kepada Sasuke.

"Sasu, sekali lagi terima kasih. Untuk luka ini jangan khawatir, aku tau kau tidak sengaja melakukannya. Mana mungkin kau berniat menggigitku kan?"

Sakura tertawa atas candaannya sendiri. Kemudian terhenti dan memilih fokus saat dia melihat mulut Sasuke bergerak mengucapkan sesuatu.

"..."

Deg

Dia pasti salah dengar, dengan kikuk dia mencoba menatap sasuke.

"Ah i-iya. S-selamat Malam dan hati hati, S-sasuke"

Sakura berbalik dan bergegas pergi ke kamar Apartement nya yang berada di lantai dua, saking cepatnya malah terkesan seperti berlari. Menekan tombol Lift dengan cepat dan terburu-buru, dia menunggu di Lift gelisah hingga sampai di lantai dua dengan nomor kamar tujuh puluh enam. Mengeluarkan kunci dengan tergesa-gesa dan serampangan kalau diperhatikan tangannya gemetar ketakutan, ketika pintu terbuka dia langsung masuk dan menutup pintu.

Hah. Hah

Hah. Hah

Deru napasnya terasa berat, seakan-akan telah berlari dari kejaran sesuatu. Jatuh terduduk dibelakang pintu, tak lama kemudian mengintip melewati jendela dan dia masih melihat mobil Sasuke berada didepan Apartement nya. Dia kembali merasakan perasaan gugup itu dan bergegas menutup jendela dengan gorden.

Dia kembali memikirkan perkataan Sasuke tadi, dia tidak mungkin salah dengar. Tapi tidak mungkin juga Sasuke berkata demikian, untuk apa dia bilang begitu dan apa artinya?.

"Sasuke bilang, dia ingin melumatku?"

... End Of Prolog ...

Its my firts story, hope you all enjoy it. And if you like this story don't forget to vote, comment, and follow me. Okey? Thanks.