Mursal tersenyum, seraya menganggukkan kepalanya. "Baiklah, nanti saya kirimkan. Saya akan susun lagi karena ini bisa di katakan rahasia."
"Kejutan?"
Mursal tersenyum.
"Wah, ternyata Nak Mursal romantis juga orangnya. Baru tahu saya!"
Mursal tersenyum lagi lalu mengambil beberapa lembar uang untuk di serahkan pada Man, selaku pekerjanya yang paling tua. "Ini uangnya, Bapak bisa beli cat hijau tua dan juga golden. Saya akan segera mengirimkan konsepnya. Butuh pekerja tambahan?"
Man dan Tian saling tatap. "Siapa?"
"Penata cat misalnya, mana tahu Bapak bingung menentukan. Atau nanti kita bicarakan lagi, saya susun dulu konsepnya?"
Man mengangguk-angguk. "Lebih baik begitu, Nak. Karena kita harus menyesuaikan semuanya juga."
"Baiklah, saya masuk dulu, ya? Pak Man dan Mas Tian mau ikut berbuka dengan kami?"
"Nanti saja, Mas. Istri saya akan mengantarkan makanan berbuka buat kami kok, jangan khawatir."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com