Mursal masih di sana hingga beberapa lama, dia menatapi wajah Aini yang masih tampak terlelap. Tatapan wajahnya terlihat mulai membaik, gurau khawatirnya mulai menghilang. Dia hanya bisa tersenyum saat ini walaupun Aini tidak juga bangun sejak tiga puluh menit dia di sini.
Perlahan, Mursal menegakkan tubuhnya. Dia menatap Aini sekali lagi, lalu menghela napas perlahan.
"Aku pulang dulu, Ain. Segeralah bangun, sembuh. Besok kita akan melihat gedung pernikahan kita kalau kamu sudah membaik." Dia tersenyum lagi di akhir kalimat lirih yang terucap. "Jangan menyerah, oke? Kita akan berjuang bersama."
Perlahan dia melepaskan genggaman tangannya. Lalu tersenyum semakin lebar saat wajah Aini bergerak pelan tapi tidak bangun. Itu artinya gadis ini tetap baik-baik saja.
"Aku pulang," bisiknya pelan, nyaris tak terdengar. "Assalamu'alaikum, Aini?"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com