webnovel

ASOKA, MINE !

Pangeran berwajah tampan dan bengis itu, Konon katanya sangat membenci wanita. Tidak sengaja sang pangeran bertemu dengan seorang wanita bernama Asoka. Disisi lain Jedd, teman masa kecil Asoka, menyimpan rasa terpendam yang dia simpan rapat-rapat. Jedd takut, perasaan yang dia punya selama ini akan menghancurkan persahabatan mereka.

Dita_Cika · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
5 Chs

( PERTEMUAN )

Malam yang dingin, seperti biasa aku mencari kayu bakar yang sudah kukumpulkan dari pencarianku di hutan siang tadi, untuk dibakar di perapian. Supaya udara di sekitar ruang tamu di gubuk kecil yang kutinggali sedikit hangat.

"Ssrrr..." Tak terasa, air yang hangat mengalir pelan di pipiku. aku menangis tanpa sadar.

"Hentikan Asoka, jangan menangis lagi" Gumamku lirih.

Orang tua ku, sudah tenang di sana , bersama sang Tuan pemilik hidup. Mereka dibunuh dengan sadis oleh perompak jalanan saat tengah perjalanan menuju ke Kota, untuk membeli persedian makanan dan menjual sedikit hasil ladang kami.

Aku yang mendengar berita tentang insiden itu dari Bibi Jasmine, langsung menjerit dan menangis sejadi-jadinya.

"Dug, Dug, Dug !! Asoka ,apakah kau didalam !" Seseorang mengetuk pintu menghentikan lamunanku.

"Hmm, seperti suara Jedd." kataku dalam hati.

Aku bangkit dari depan perapian, dan membukakan pintu untuk Jedd. Dia adalah teman masa kecilku. Bisa dibilang, Jedd sudah kuanggap kakakku sendiri. Semenjak ada insiden yang merenggut orang tuaku, Jedd seperti biasa sebelum jam 9 malam selalu mampir kerumah, memastikan kalau diriku baik-baik saja. Entah, apa yang dia khawatirkan.

"Lagi-lagi datang untuk mengecek keadaanku yaaaa?" Tanyaku dengan suara mengejek.

"Besar kepala sekali kau Asoka ! Huh!" Balas Jedd, dengan muka yg tiba-tiba memerah.

Jedd langsung masuk kedalam rumahku, sembari meletakkan makan malam yang dibuat Ibunya untukku. "Ini untukmu, makanlah. Aku hanya mengantar saja." Jedd berkata sambil memalingkan wajahnya menuju kedepan pintu.

"Hei, terima kasih Jedd ! Salamkan untuk Ibumu. Aku senang sekali !" Jawabku tersenyum sambil menarik tangan kanan Jedd. Benar, aku sedikit menggodanya, karena sifatku memang jahil.

"Eeeh...a..a..apa yang Kau lakukan ! jangan tarik-tarik tanganku ! Sudahlah Aku pergi. Jaga dirimu, jangan keluar saat malam hari Asoka. Aku pergi dulu." Jedd langsung meninggalkan rumah dengan muka masih merah dan tersipu malu.

"Heran, ada apa dengan Jedd." Gumamku.

Padahal selama 17 tahun ini selalu bersama. Akhir-akhir ini setiap melihat dan menghampiriku Jedd selalu memalingkan wajahnya setiap kali mata kita bertemu.

"Ada apa ya, mungkin dia sedang tidak enak badan." Pikirku kebingungan.

*****

Pagi ini sangat dingin, hampir mirip seperti musim dingin pada bulan desember. Padahal sekarang masih pertengahan musim panas di wilayah bagian barat Kerajaan Amoris.

Tidak sengaja melirik jam di meja yang bersebelahan dengan foto Ayah dan Ibu. Waktu menunjukkan pukul 08.00 pagi. "Selamat pagi,,, Ayah ... Ibu... Hari ini Asoka pamit untuk berkerja paruh waktu di toko bunga milik Paman Rushell, Aku sayang kalian." Lirihku sambil tersenyum hangat, menatap foto kedua orangtuaku.

"Kruyukk..." Suara panggilan perut yang minta segera diisi.

Teringat diriku belum sempat sarapan, "Sudahlah, nanti saja aku mampir sebentar ke Toko Roti milik Bibi Jasmine, sekalian menuju tempat Paman Rushell." Pikirku sambil bergegas mengunci pintu rumah.

*****

"Bibi Jasmine,,,Bi..." Teriakku memanggil dari arah luar rumah Bibi Jasmine.

"Ohhh,, Asoka kesayanganku.. masuklah kemari nak ! Ambillah roti yang kau sukai." Bibi menyodorkan baki berisi penuh dengan bolu coklat kesukaanku, sembari tersenyum menatapku.

"Wahhh.. harum sekali kuenya Bibi... Terimakasih. Uangnya seperti biasa sudah Asoka letakkan di wadah kotak, warna kuning itu Bi.." Tangan kananku menunjuk kotak kuning diatas meja yang berwarna coklat keemasan. Kotak tersebut berjejer persis dengan foto Ibu dan Bibi jasmine. Mereka bersahabat sejak Orang Tuaku pindah dari kota sebelah. Jadi Bibi jasmine sudah menganggapku sebagai anaknya sendiri.

"Kau ini Asoka... sudah dibilang beberapa kali, tidak usah membayar kue bolu buatan Bibi!Anggap Bibi ini Ibumu sendiri." Sungut Bibi Jasmine, sambil membungkus bolu coklat di kertas roti yang sudah dilipatnya.

Langsung kupeluk Bibi Jasmine, karena suara Bibi terdengar sedih. Sebenarnya aku tidak enak kalau terus menerus menerima gratisan makanan darinya. Sebab untuk menghidupi keseharian Bibi, Beliau berjualan roti yang dibuatnya setiap hari. "Terima kasih Bibi Jasmine,,, Asoka sangat bahagia dengan perhatian Bibi selama ini."

"Ini bawalah sayang, untuk bekalmu makan siang nanti... kebetulan Bibi mendapatkan pesanan bolu coklat sangat banyak untuk para buruh yang sedang melakukan pengerjaan rel kereta api bawah tanah, atas perintah Raja Brace."

Wajahku langsung sumringah. "Wahhhh, sekali lagi terima kasih Bibi !!." kataku sambil mencium pipi Bibi Jasmine.

Entah, sudah berapa kali aku berucap terima kasih kepada Bibi jasmine. Tapi yang jelas, Pagi ini bisa kuawali dengan baik dan bahagia. "Yah..Semoga." Lirihku dalam hati.

*****

Saat yang paling kunantikan, yaitu perjalanan ke toko bunga Paman Rushell ada beberapa kebun bunga yang kulewati, salah satu kebun dipenuhi dengan bunga mawar berwarna merah keunguan. Memang benar bunga mawar adalah bunga favoritku. Bunga tersebut sangatlah indah, perumpamaan tidak sembarang orang dapat menyentuhnya. Karena keindahan itu dilindungi oleh duri tajam. Duri disini yang kumaksud, melambangkan kekuatan dalam melindungi dirinya sendiri. Ibarat kata Terlihat Cantik tetapi tidak rapuh. Sama hal nya hidup yang kujalani sekarang, meskipun sulit tetap harus dilewati dan memandang jauh kedepan. Itu nasehat dari Ibuku, selalu kupegang sampai saat ini.

"Sratttt.....!!! Kikkkkkk...kikkkkkk" Suara Rem kereta kuda yang menyadarkanku dari lamunan.

Dari kejauhan aku melihat, seorang Pria turun dari kereta kuda yang sangat mewah berwarna merah pekat. Kelihatan Dia sedang kebingungan, karena Paman kusir mendadak mengerem.

Tanpa pikir panjang aku menghampiri mereka.

" Apakah ada yang bisa saya bantu Tu... tu..ehh apakah anda Pangeran Lucas !" Seruku ketakutan, langsung diriku menundukkan wajah sedalam mungkin.

"Ma..ma...maafkan atas kelancangan saya Pan..pangeran Lu..Lucas." Suaraku terdengar aneh, saking ketakutannya. Rasanya jantungku hampir meloncat keluar dari mulutku.

Sesaat hanya mendengar suara langkah kaki sepatu, entah itu suara sepatu Pangeran atau Paman kurir yang mendekat. Seharusnya aku langsung saja melanjutkan perjalanan dan tidak mampir. Dasar pagi yang apes sekali.

"Hei, kau.. siapa namamu!." Tanya pangeran dengan sinis sekali.

Aku yang masih ketakutan hanya bisa menunduk dan menjawab "Sa...saya Asok.. asoka Pa..pang..pangeran." Kutahan suaraku agar tidak terlalu bergetar.

Pangeran Lucas terkenal sangat kejam terhadap wanita, Dia sangat membenci wanita. Konon katanya ada rahasia dibalik itu semua. Tapi, yang namanya rahasia pasti akan terdengar juga dari satu mulut ke mulut lainnya. Alasan Pangeran Lucas sangat membenci wanita, disebabkan tunangannya Putri Laura telah menghianati cintanya 2 Tahun yang lalu, berselingkuh dengan adik Pangeran Lucas sendiri, Pangeran Lardos.

"Jadi Asoka namamu !!!" Sergap pangeran, lagi-lagi dengan suara ketus.

"Be..benar pangeran. sekali lagi saa..saya mohon maaf atas kelancangan sa..saya.." Jawabku dengan suara lirih, menahan air mata yang hampir jatuh.

Tiba-tiba Pangeran menyentuh daguku dan mengangkat wajahku. Didekatkan lekat- lekat wajahnya pada wajahku, tidak sengaja mata kami bertemu. Saling menatap satu sama lain. "Ahh..Warna mata yang dimiliki Pangeran sangatlah indah, berwarna hijau zamrud. Ditambah bulu matanya yang panjang nan ranum. Menggambarkan dibalik keindahan mata tersebut, entah ada sesuatu hal menyakitkan yang Pangeran sembunyikan selama ini." Isi dalam pikiranku kenapa malah memikirkan Pangeran!!

"Pergilah ! Tidak usah menampakkan wajahmu lagi !!" Bisik pangeran ditelingaku, suaranya kali ini benar- benar menakutkan.

Langsung saja aku berlari dan menjauh dari Tempat pangeran berada.

"Sial !!!!!" Teriakku dalam hati.

Sambil berlari dan dibuat menangis oleh Pangeran Lucas, saat itu pula aku berdoa supaya tidak pernah sekalipun berjumpa dengan Pangeran jahat itu.

***bersambung***