Kedua insan yang tidak saling sapa sudah tiga hari ini tiba-tiba berpapasan di lobi saat hendak pulang. Cuaca hujan dan beberapa lampu ruangan di perusahaan ini sudah mati menimbulkan efek yang cukup jenaka, mereka kikuk saat saling menatap.
"Kau bekerja lembur lagi hari ini?"
Ashlea mengangguk sebentar kemudian berlalu dengan cangkir kopi kosong di tangannya, sepertinya ia hendak meminta air hangat ke dapur utama sebab air hangat di divisi merek habis dan alatnya rusak serta kompor disana sudah lama tak digunakan jadi tidak yakin apakah masih berfungsi.
"Baiklah, semangat." Devano berkata seorang diri.
Bahkan Devano saja heran, bagaimana bisa orang secuek Ashlea. Setelah melakukan tindakan yang cukup melampuai batas, gadis itu masih terbilang cukup santai.
Sesampainya di ruangan, setelah emnyeduh kopi yang beraroma menenangkan, Ashlea menyenderkan tubuhnya di senderan kursi, memejam sedikit sembari menikmati sunyinya malam dan bau khas dari kopi mocca kesukaannya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com