webnovel

Diam-Diam Perhatian

"Te, oper gue!"

Arkala berdiri dengan luka di kakinya. Lelaki itu fokus memperhatikan Matteo dan teman-teman yang sedang berjuang mempertahankan harga diri mereka.

Ya. Yang mereka pertahankan hanya harga diri, tidak lebih dari itu. Arkala tahu, meskipun mereka mengatakan tidak apa-apa, tetap saja rasa ingin menang itu terus menggebu. Apalagi Rangga yang selalu menyombongkan diri di hadapan mereka. Bagaimana jika tim lawan benar-benar menang? Mungkin kesombongan Rangga akan meningkat sepuluh kali lipat.

"Vin, shoot!"

BRAK!

"Yes!" Arkala bersorak sembari menahan nyeri di kakinya. Kemudian dia menoleh, tatkala mendengar sorak sorai bahagia yang diteriakkan oleh pasukan pendukung.

Awalnya dia fokus memperhatikan semua orang yang ada di atas tribun, namun ketika menoleh sedikit ke samping kanan, Arkala tidak sengaja melihat Arsena.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com