webnovel

Bertemu Rival Arkala

"Udah, ya ... lo jangan murung terus, dong. Gue liatnya jadi ikutan sedih."

Arsena berdecak samar dan merebahkan kepala di atas meja. Setelah menangisi kesalahannya selama berjam-jam, gadis itu tidak bersuara dan hanya fokus dengan ponsel yang memperlihatkan pesan yang dia kirim pada Arkala.

"Chat gue nggak dibaca sama Arkala. Jangankan dibaca, dibuka aja enggak," ujarnya, memulai topik pada Aileen.

"Sen, Kala masih butuh waktu. Dia juga pasti marah, emosi, dan bingung harus ngomong apa ke Om Danu. Selama ini Arkala selalu dimarahin sama bokapnya, karena dia sering tawuran. Tapi karena Bu Anna, Kala pelan-pelan bisa berubah."

"Bu Anna?" Arsena menoleh, tanpa mengubah posisinya. "Emang Bu Anna ngapain?"

"Gue kan pernah bilang sama lo, kalau Bu Anna itu adalah guru yang paling Arkala segani. Dia nggak berani ngebantah kalau ditegur atau disuruh sama Bu Anna. Terus, Bu Anna diminta sama Om Danu buat nasihatin Arkala."

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com