webnovel

Arkais | Kumpulan Puisi

Satu antologi kuno yang terlahir dari aksara-aksara tercecer. Berisi banyak kisah, adapun itu sebatas pengalaman, perjalanan cinta, merasakan kehilangan, di tampar kecewa, di rundung benci, juga berbagai pergulatan hati dan pikiran lainnya, semua terpapar dengan kompleks. Sebuah ketersengajaan jika diberi bentuk yang pragmatis dengan tujuan membebaskan pembaca menafsirkannya dengan hebat. Arkais yang selama ini selalu mengarah kepada hal-hal yang kuno saja, kini hadir dengan pengertian yang baru. Menikmati metafora, alegori ataupun personifikasi bak merasakan angin pantai sembari mengunyah biskuit dan menyeruput kopi hitam. Benar-benar jauh dari istilah kuno, lampau juga usang. Dan sekarang, berilah sedikit waktu pada aksara-aksara yang tak lagi kuno ini untuk mengisi ruang imajimu, dan esok simpanlah ia sebagai peganganmu.

iqblpne · ย้อนยุค
Not enough ratings
3 Chs

RANIA#3

RANIA/3

Malam baik saja, perempuan di lorong itu yang sedang tak baik; ia menggantung nasib pada angin malam, agar kalimat terakhirnya tersampaikan. Naas, jerih payahnya ternyata palsu, utang memutari hidupnya, kini akan mati sebab, obat kemarin belum lunas juga.

Terkepung, semuanya kelam

Apa daya, kini hanya menghitung mati

"Mati kau, Rania."

Tertancap, tertembak, tak terpikir sembunyi, laku bengis menghabisinya; bukan, uang untuk obat-obatan

menusuknya dari belakang.

Angin malam tergesa-gesa, ingin merusak mozaik

Sesuatu amat cepat datang, menghambur pada jendela milik pasien.

Bergumul dengan mati, saat semilir pawana malam

berputar-putar pada telinga laki-laki itu, menyampaikan berita mati

Jantung tak karuan memompa, napas tersengal, mata

mengerjap-ngerjap, lalu berdamai dengan mati.

"Tak mencintaimu, bukan seperti itu. Tak mencintaimu dengan biasa saja, itu maksudku. Lebih dari itu, aku mencintaimu dengan sangat, sungguh sangat yang membuat kita sempat menyicipi masa-masa senja."

2019