webnovel

Ardiansyah: Raja dari Neraka

Dunia yang kalian semua kenal telah lama hancur, teman dan keluarga kalian kini entah bertamasya di Surga atau membusuk di Neraka. Namun bagi yang terpilih, Sang Pencipta telah membangunkan Dunia baru untuk mereka yang di dasarkan atas sihir dan sains. Dunia yang diisi oleh tiga bangsa, dengan rumah dan tubuh yang berbeda. Ilmuan cerdas di Angkasa, pengrajin kreatif di Daratan, serta seniman yang bermandikan keindahan di Lautan. Kisah Dunia baru ini terlalu panjang untuk kuceritakan dalam satu kali pertemuan. Jadi untukmu temanku, akan kubagi mereka menjadi beberapa bagian. Part 1: Prologue (Vol 1 & 2) Takdir Amartya untuk menjadi raja atas Bumi ini sudahlah ditetapkan. Demi mengagungkan kelahirannya, Sang Pencipta mengalirkan api neraka di dalam darahnya. Namun hatinya jatuh cacat sebagai bayarannya, dan satu-satunya yang bisa menyempurnakannya hanyalah seorang gadis es, dengan kunci di hatinya. Part 2: A Party of 8 (Vol 3 - 7) Makhluk-makhluk nista datang mencemari Daratan, dan atas nama kemurnian tanah suci ini, Mereka yang Abadi mengumpulkan prajurit-prajurit terbaik dari generasi termuda. Manggala dan rekan-rekannya harus bisa menghadapi tantangan ini, dan menyelamatkan apa yang berhak diselamatkan. Part 3: Throne of the Ocean (Vol 8 - 10) (Warning 18+ only) Perang tiada akhir terus melanda seisi Samudra, yang sudah teramat ganas dari detik dirinya dilahirkan. Gumara yang ditinggalkan keluarganya terpaksa mengemban tanggung jawab untuk bangkit, dan kembali membangun kejayaan itu atas nama sang pembawa ular. Dunia ini dipenuhi aturan yang nista, namun bukan berarti kita harus tenggelam di dalamnya.

PolarMuttaqin · แฟนตาซี
Not enough ratings
413 Chs

Chapter 22: Magic Post

"Hmm teh Alea bilang kalau kita harus berkelana melalui kota-kota para Siska, ia juga telah menggambarkan garis-garis panah yang bisa kita ikuti."

Costancia dan Shanala saat ini berdiri mengapit Gumara, di saat pemuda itu tengah membuka lebar peta yang dipegangnya, agar mereka bertiga dapat melihatnya dengan jelas.

"Lalu garis yang berliku-liku ini apa?"

Si permaisuri bingung melihat eksistensi garis yang lebih kecil dan rapih ketimbang panah-panah yang digambar Sarma tua itu.

"Oh itu nya… itu mah jalanan atuh."

Jawab Shanala, tak sadar kalau kedua Pelukis yang bersamanya ini tak pernah melihat benda yang dimaksudkannya sepanjang hidup mereka.

"Jalanan?"

Mereka berdua pun menoleh pada gadis kucing itu, mengharap pencerahan darinya.

"Enya, itu… yang ada di sana."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com