webnovel

Chapter 154

Kenzo mempertimbangkan apa yang dikatakan oleh adiknya sebelum pergi dari kamar ini. Ia diam melamun dan tangannya masih menggenggam selembar foto tersebut.

'Tapi Kak lebih baik kapan-kapan kamu harus datang ke makamnya. Dia juga ingin kamu bahagia.'

Meraupi wajahnya dengan kasar. "Apa benar aku harus datang ke sana? Tapi aku harap itu semua bukanlah nyata," gumam Kenzo, resah.

Keyakinannya cukup kuat jika wanita yang dicintainya ini belum meninggal. Namun, apa boleh buat takdir tidak akan pernah bisa mendengarkan keinginannya sama sekali, hingga kenyataan pahit itu benar adanya.

Sewaktu wanita itu dikuburkan Kenzo tidak datang sama sekali sampai detik ini. Pantas saja adiknya itu memberikan komentar yang keras, ini agar hatinya bisa sadar dengan garis takdir yang Tuhan berikan.

"Akan aku pertimbangkan nanti ya, sampai sekarang aku masih takut kalau yang ada di dalam sana itu kamu," ujar Kenzo, dengan mata yang menatap foto tersebut.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com