webnovel

Anti Sosial

Laras itu gadis biasa, tidak suka basa-basi dan pendiam setengah mati, bergerak bagaikan robot dengan pandangan sayu dan mulut terkatup. Rafan adalah Bos yang sangat disiplin, bermulut pedas dengan wajah tidak merasa bersalah, seminggu yang lalu dia mengalami kecelakaan, kedua matanya mengalami kebutaan. Meski begitu, tidak pernah terlihat raut kesedihan di wajah tampannya, Seno bahkan sampai bingung karena Bos nya malah semakin gila kerja setelah keluar dari rumah sakit, bahkan Dia tidak sama sekali melupakan Hobinya yang suka memecat orang jika di rasa orang itu sudah tidak pantas untuk berkerja di perusahaannya. Rafan membutuhkan Sekertaris Baru, tidak masalah lelaki atau perempuan, asalkan bisa bekerja dengan benar. Seno pusing sekali mendengar ucapan Rafan, tidak bisa berpikir atau mencari ditengah pekerjaannya yang menempuk, Hingga Seno melihat Laras di ruang pentry sedang membuat kopi hitam untuk dirinya. "Apa dia saja ya ?" gumam Seno dengan sorot mata terus menatap Laras. Setelah membaca cerita ini dan masih ada rasa penasaran dalam benak kalian, aku sarankan untuk membaca kembali ceritaku yang berjudul I Missing You yang menjadi lanjutan cerita dari cerita ini, terimakasih.

Dina_Nurjanah_7988 · วัยรุ่น
Not enough ratings
192 Chs

Kantor polisi

"Selamat Pagi, bisa bertemu dengan Pak Vano ? Kami dari kepolisian."

Beberapa pria itu langsung menunjukkan lencana kepolisian begitu gerbang besar itu terbuka, satpam yang berjaga itu pun segera mempersilahkannya untuk masuk kedalam dan membukakan gerbang rumah itu agar mobil mereka bisa masuk.

"Tolong panggilkan Pak Vano nya, kami tunggu disini saja"

"Bbb...baik Pak"

Satpam itu pun segera berlari masuk kedalam rumah, memanggil bosnya untuk segera menemui polisi yang sudah menunggunya.

***

"Vano bangun Vano!"

Sherlina mengguncang badan adiknya itu yang masih tak bangun juga, wajah wanita itu terlihat panik, bagaimana tidak, pagi-pagi rumahnya sudah kedatangan tamu yang tak di undang dari kepolisian yang mencari adiknya.

"Vano bangun!"

"Apaansi Lo!"

Vano menepis tangan Sherlina dengan mata masih terpejam, nadanya mengulet, menarik selimutnya dan tidak semakin pulas.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com