webnovel

Antariksa [ Dari Angkasa ]

Yang dingin belum tentu galak. Rinai merasakannya dengan Antariksa Zander Alzelvin, ketua band The Rocket sekaligus ketos itu mengisi hari-harinya di masa-masa SMA Seperti apa keseruannya? Mari kita halu bagaimana memasuki kehidupan para tokoh seakan-akan berperan di dalamnya

hiksnj · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
51 Chs

41. Hadiah Antariksa

Antariksa meniup peluitnya, skor unggul di raih oleh Ips 5.

Adel bertos ria dengan Rinai. "Yess, akhirnya kelas kita menang," ujarnya riang.

"Yuk, ke kantin dulu," ajak Tia, ia sudah menunggunya di dekat tangga. Ketiganya melangkah ke kantin, ada yang beda. Personilnya bertambah satu, Tia yang dulunya paling judes sekarang takluk semenjak Rinai membawa lauk tempe pedas dan botok'an.

"Karena kelas kita menang, jadi gue mau traktir kalian," ujar Adel. Akhirnya yang di tunggu-tunggu makan sepuasnya.

Tia langsung menyebutkan pesanan mulai dari cilok, siomay, batagor, nasgor, es dawet, cireng, tahu mercon, dan pelengkapnya seblak. "Udah, itu aja del. Lagi laper nih," rengek Tia, Adel seharusnya sadar diri kalau Tia ini makannya porsi tiada batas.

Adel menghela nafas sabar. "Ya udah, di habisin lo ya. Kalau sampai masih ada sisanya, mending gue traktir Rinai doang," ancam Adel, percuma memesan makanan banyak kalau tak habis kan mubadzir.

Tia berdecak kesal, meragukannnya?

"Pasti habislah,"

Perut Rinai sudah berbunyi, Adel ini terlalu lama berbincang dengan Tia. "Cepetan dong, gue laper nih," kesal Rinai tak sabaran. Kenyangnya makan cinta Antariksa?

Adel sudah tau kesukaan Rinai kalau bukan tahu mercon. "Bu Ucik, tahu merconnya dua ya. Isinya pedes terlalu,"

B Ucik mengangguk. Hati-hati itu temen lo juga del.

Antariksa tadinya ingin memberikan hadiah spesial ke Ips 5. Tapi Rinai sudah ke kantin.

Antariksa memberikan peluitnya kepada Rafi. "Bentar ya,"

"Hati-hati sa, awas kesandung cintanya readers," ujar Agung setelah Antariksa berlari menjauh.

☁☁☁

Antariksa duduk di sebelah Rinai. Cewek ini menggeser tubuhnya agar Antariksa tak semudah itu dekat dengannya. Buat kami aja ya Rin.

"Kayaknya gue bantuin Adel deh," Tia beranjak pergi, memang ada benarnya Adel kesusahan membawa pesanannya.

Rinai ingin menyusul Tia tapi Antariksa mencekal tangannya. "Apaan sih, gak usah modus deh!" bentak Rinai garang.

Antariksa terkekeh, wajah emosinal Rinai ini membuat hatinya senang. Membuat Rinai kesal sudah menjadi kebiasannya sekarang. "Duduk dulu, gak mau ngomong sama pangeran ganteng?" goda Antariksa mengedipkan matanya.

Rinai muntah bohongan. "Huwek, males gue. Percaya diri banget kalau pangeran ganteng,"

"Sini ponsel lo,"

Rinai mengernyit, untuk apa?

Rinai memberikannya, percayalah tak ada salahnya ia mendapat notifikasi dari Antariksa yang akan membuat hari-harinya terasa menyenangkan walaupun aslinya menyebalkan.

Antariksa mengetikkan nomernya, di simpannya dengan nama AntaRinai.  "Nih," wajah Antariksa yang senyum-senyum terus membuat Rinai curiga, ia mengecek ponselnya oh ternyata Antariksa memberikan nama sakral. Yes seneng banget dong, aww jadi baper.

"Awas aja kalau chat dari lo itu gak penting," ancam Rinai, aslinya ia ingin meminta Antariksa mengirimi gombalan saja seperti dulu dengan rayuan puisi.

Sedangkan di halaman SMA Permata, Rafi mulai mengumumkan siapa yang berhak juara pertama akan mendapatkan hadiah spesial dari Antariksa. Suara Rafi menggema di seluruh penjuru sekolah.

"Baiklah, inilah saat yang di nanti. Untuk juara ketiga dulu, jatuh kepada sebelas ips empat. Perwakilan ya,"

Agung yang sebagai memberikan hadiah di meja panjang pun memberikan kepada seorang siswi rambutnya berkepang dua. "Selamat ya,"

"Hadiahnya apa nih kalau dari kak Antariksa?"

"Gak mungkin boneka, emang satu untuk semua?"

"Makanan kali, atau gak singkong satu karung,"

Antariksa menarik tangan Rinai menuju halaman sekolah. "Kamu aja yang jadi perwakilan,"

Rinai masih bingung dengan kata-kata Antariksa, apakah kelasnya menang?

Saat Rinai sudah di halaman dan di sebelah Agung, Rafi mengumumkan juara pertamanya. Hati Rinai berdebar tak karuan.

"Juara pertama adalah, sepuluh Ips lima,"

Suara riuh tepuk tangan mulai bersahutan. Siulan genit di tunjukkan oleh Rinai yang cantik.

Rinai menghampiri Agung. Hadiahnya berukuran persegi dan tebal, sebesar apa ya?

"Wah, pujaan hati nih yang menang. Tapi di hati Antariksa belum," susah gung banyak saingannya.

Ada yang tak terima Rinai maju, bisa tidak Rinai itu menyingkir saja dari sebelah Antariksa?

"Sini, biar gue yang bawain," Caca berbaik hati, lumayan berat. Apa ya isinya? Penasaran, ia akan membuka nanti setelah tanding voli ini selesai.

Setelah Caca pergi, Antariksa memberikan kalung pemberian dari ayahnya. Masih ingat kan?

Rinai terkejut dengan perlakuan Antariksa yang kini memasangkan kalung itu di lehernya.

Pekikan iri dari para hawa SMA Permata.

"Eh masa kalung?"

"Inisial R lagi,"

"Apa rencana Antariksa ya? Sengaja pilih ips lima biar Rinai itu maju sebagai perwakilan,"

"Udah, makin cantik," ucap Antariksa kagum setelah kalung inisial 'R' itu terpasang cantik.

Rinai menatap kalung itu. 'Sebenarnya sih gue gengsi aja, tapi mau gimana lagi kalau Antariksa aja semanis ini,' awas sakit gigi lagi Rin.

Daripada berdekatan dengan Antariksa seperti ini lebih baik Rinai berkumpul dengan teman-temannya.

☁☁☁

Setelah halaman SMA Permata sepi karena semuanya memilih pulang barulah kelas Ips 5 mulai membuka hadiah pemberian Antariksa.

Caca si raja kepo langsung menyobek bungkus itu. Hingga tampillah satu paket minuman teh gelas. Sahutan kecewa mulai memprotes.

"Eh, kok di kasih teh sih? Emang kita ini tamu?"

"Gue kira apaan, bungkusnya gede. Eh tau-tau teh gelas. Kak Antariksa ini gimana sih, katanya hadiahnya spesial,"

"Gak asik ah, air minum gue masih utuh noh,"

Caca memberikan satu paket teh gelas itu ke Dinda. "Bagiin aja sama mereka yang mau, apalagi yang cowok,"

Adel yang baru saja sampai pun bingung mengapa teman sekelasnya memilih membubarkan diri dan pulang.

Setelah Adel tau rupanya hadiah ini yang di sebut istimewa.

Adel mencari Rinai, cewek itu duduk di depan kantor guru sambil fokus dengan ponselnya.

"Lo gak mau minta teh tuh sama mereka?" tanya Adel setelah ia menghampiri Rinai.

Rinai menatap Adel. "Gak," kembali fokus dengan ponselnya, Aurel belum membalas pesannya.

Mata Adel fokus dengan kalung berinisial 'R'. "Hayo, dari siapa nih? Kayaknya baru," Adel mencolek dagu Rinai.

Rinai menepisnya. "Apaan sih, gak usah kepo!" sentaknya galak. Udah tau kok dari Antariksa.

"Pasti dari kak Antariksa kan, soalnya berita lo di kasih kalung itu viral Rin. Seantero sekolah udah tau, apalagi di sosial media,"

Rinai mengernyit, sampai se-viral itukah?

"Biarin,"

"Lumayan Rin, followers instagram lo nambah banyak,"

Rinai sempat kesal karena notifikasi followers baru. Untungnya instagram Rinai tidak di kunci. Rinai mengeceknya, sudah 38,4 ribu!

☁☁☁