webnovel

Antariksa [ Dari Angkasa ]

Yang dingin belum tentu galak. Rinai merasakannya dengan Antariksa Zander Alzelvin, ketua band The Rocket sekaligus ketos itu mengisi hari-harinya di masa-masa SMA Seperti apa keseruannya? Mari kita halu bagaimana memasuki kehidupan para tokoh seakan-akan berperan di dalamnya

hiksnj · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
51 Chs

39.Tim voli

Kelas Ips 5 memasang wajah serius saat mengerjakan soal analisis dari bu Syifa.

Caca mengeluh. Menatap sedih buku tulisnya yang masih bersih dari coretan. "Gimana nih? Otak gue kan pas-pasan," curhatnya pada Dinda.

Dinda menoleh terkikik. "Makanya belajar dong,"

Antariksa dan Brian memasuki kelas dengan kertas pengumuman tentang lomba tanding voli antarkelas. Sebelum nantinya akan menghadapi ujian kenaikan kelas.

Hening, untuk kaum hawa matanya terhipnotis dengan Antariksa.

"Itu calon suami gue,"

"Namanya aja Antariksa Zander Alzelvin. Yang Zander ini artinya pembela. Alzelvin itu teman dari istana yang tampan,"

"Eh ibunya ngidam apa ya waktu hamil?"

"Singkong kali,"

Antariksa terfokus pada Rinai yang masih menulis.

"Untuk yang masih menulis tolong perhatikan saya sebentar," dari dulu udah perhatiin kak.

"Rin, berhenti dulu nulis jawabannya. Gak mau liat yang bening-bening dulu nih?" bisik Adel, Rinai meletakkan pulpennya kasar.

"Besok akan ada lomba tanding voli antarkelas. Jadi, setiap kelas ada perwakilan mengikuti lomba voli. Akan ada hadiah menarik dari Antariksa," jelas Brian membacakan kertas pengumuman.

"Gimana kalau hadiahnya hati kak Antariksa buat aku?"

"Eh, hadiah apa nih? Pasti bikin kangen terus dong kalau dapet,"

Suara sahutan lainnya mulai membuat kelas Ips 5 kembali menjadi pasar.

"Semuanya diam, masih ada penjelasan lagi. Untuk jumlah pemainnya terdiri dari sepuluh orang, enam pemain utama dan empat sebagai cadangan. Harus sportif, gak ada yang curang atau diskualifikasi," tambah Antariksa, tentu kaum hawa langsung berebut angkat tangan ingin menjadi pemainnya.

"Tenang, nanti sekretaris yang akan mencatatnya. Terserah kalau ingin mengajukan diri. Sekian, terima kasih atas perhatiannya," ucap Antariksa undur diri. Sama-sama kak.

"Syila, tolong catat siapa yang ingin berpartisipasi,"

Sesuai perintah bu Syifa, Syila maju ke depan.

"Hanya 10 orang ya, kalau gak ikut main gak usah kecewa, jadi supporter aja,"

Caca mengangkat tangannya lebih dulu. "Gue ikut,"

Syila mencatat nama Caca di buku tulisnya.

Lalu Adel.

Adel melirik Rinai. "Lo gak ikut? Lumayan loh bisa deket kak Antariksa, apalagi jadi pemenangnya,"

Kesal, Rinai memukul Adel meggunakan buku tulisnya. "Lebih baik gak usah ikut sama sekali,"

Adel mengusap bahunya, pukulan Rinai itu sama seperti tetangganya yang biasanya menjemur kasur dan di pukuli supaya tidak berdebu. Yang pedesaan tau dong.

"Gengsi jangan di pendem terus. Kalau kak Antariksa diambil cewek lain, habis lo!" setuju del!

'Jangan dong, gue juga mau kali sama kak Antariksa,'  teriak Rinai dalam hati. Depannya gak mau, aslinya very-very mau.

Rinai mengangkat tangan kanannya. Terpaksa, bukan lebih tepatnya takut ucapan Adel ada benarnya.

Dinda, Tia, Salma, Andre, Cici, Nizar dan Vio sudah mengajukan dirinya.

Caca berdecak kesal. Melirik Rinai sadis. "Mau ikutan capee juga huh?" Dinda yang mendengar itu pun memberikan permen coklat kesukaan Caca. "Santai aja, lo kalau main voli harus maksimal biar kak Antariksa ngelirik lo,"

Caca menerima permennya. Coklat menenangkan mood buruknya.

"Liat aja nanti di pertandingan," Caca mempunyai ide licik untuk menyingkirkan Rinai.

☁☁☁

Semua kelas sudah sepi, tapi tidak untuk Ips 5. Syila akan menentukan peran yang ikut tanding voli besok.

"Caca, lo tosser ya. Adel libero, Rinai smasher, Cici server. Yang lain tetap bantuin jaga netnya. Kalau bisa sekarang latihan aja, soalnya ini antarkelas," jelas Syila yang lebih faham tentang keolahragaan.

"Yuk ke lapangan," Adel yang memimpin, Rinai sampai heran Adel itu serba bisa, pramuka, voli, entah selanjutnya apa.

Sampai di lapangan Syila memberikan dua bola voli dari keranjang bola. "Mainnya yang bener ya, gak ada yang coba-coba curang,"

Andre mengambil kedua bola voli itu. "Gini aja, gimana kalau di bagi. Bayangin aja kalau udah tanding,"

Semua mengangguk. Masing-masing lima orang. Rinai sebagai smasher mulai melambungkan bola volinya.

Caca kesal, bukannya tosser itu yang mengatur serangan atau pemberi umpan kepada smasher?

"Ish, Rinai nyebelin banget sih. Seharusnya kan gue dulu," Caca menghentakkan kedua kakinya kesal.

Caca tak fokus hingga bola voli melayang ke arahnya mengenai bahunya. "Aww, yang bener dong,"

Syila menghampiri Caca. "Makanya kosentrasi dong, kalau besok tanding lo gini lagi bakalan kalah," tegur Syila kesal.

"Ya iya, gitu aja sewot," Caca melirik Syila malas.

Kembali di lanjut, hingga waktu mulai sore mereka memilih pulang. Hanya tinggal Rinai dan Adel.

Rinai mencoba menghubungi Aurel. Hanya suara operator yang menjawabnya. "Apa masih di kantor ya?" Rinai melihat jam tangannya, sudah pukul 3 sore.

Adel masih setia menunggunya. "Gimana? Jadi di jemput gak?" Rinai tadinya ingin pulang bareng dengan Adel, tapi Aurel kadang sibuk.

Rinai menggeleng. "Cari ojek langganan lo del. Udah nemu belum?" Rinai percayakan pada Adel, pilihannya itu membuat uang saku aman, tak begitu mahal. Jika ojek baru biasanya meminta dua kali lipatnya.

"Itu, ayo Rin," ojek langganan Adel sudah datang, memakai helm melon kerap di sapa pak melon di SMA Permata.

Kalau ojeknya pak melon dalam perjalanan pulang akan ada obrolan apa saja.

"Kok baru pulang?" tanya pak melon seperti biasanya selalu menjadi pertanyaan pertama.

"Latihan voli, buat tanding besok," jawab Adel. Rinai memilih diam, menikmati semilir angin yang sejuk. Latihan tadi membutnya gerah, akhirnya mendapatkan AC alamiah.

"Oh, jalannya puter balik aja ya. Soalnya di lampu merah ada razia,"

"Iya deh pak, asal gak ke tangkep aja. Apalagi bertiga gini," Adel setuju saja, pernah ia memilih ojekan baru bukan langganan, nekat sekali saat razia tetap santai dan ujung-ujungnya Adel turun dan jalan kaki menyebrangi lampu merah, sungguh nasibnya yang malang saat itu. Pernah gak? Hati-hati ya nyebrangnya, apalagi jalan kaki di lampu merah.

Adel akan kesal dua kali lipat karena ini jalan pintasnya tempat buaya daratan yang nongkrong di warung lesehan.

Dan benar saja ada 8 buaya daratan yang mengedipkan matanya genit. 'Lama-lama gue bawain rete¹ lo semua,' kesalnya.

Rinai biasa saja, buat apa menanggapi mereka?

☁☁☁

Rete¹= dalam bahasa jawa itu buaya kecil (anaknya)

Tosser= Pengatur serangan atau pemberi umpan pada smasher.

Smasher atau spiker= Bertugas untuk melakukan smash atau serangan namun pemain ini juga berfungsi sebagai blocker ketika tim bertahan.

Libero= Bertugas sebagai defender atau orang yang menerima boka smash dari tim lawan.

Server= Pemain yang mempunyai tugas sebagai servis setelah melakukan servis akan berfungsi sebagai defender.