webnovel

Antariksa [ Dari Angkasa ]

Yang dingin belum tentu galak. Rinai merasakannya dengan Antariksa Zander Alzelvin, ketua band The Rocket sekaligus ketos itu mengisi hari-harinya di masa-masa SMA Seperti apa keseruannya? Mari kita halu bagaimana memasuki kehidupan para tokoh seakan-akan berperan di dalamnya

hiksnj · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
51 Chs

30. Si pengkhianat

"Waktunya makan bersama. Silahkan bawa bekal kalian masing-masing. Kita akan makan disini, Brian siapkan kertas minyaknya," ucap Antariksa, makan bersama kali ini haruslah tertib dan tidak berisik.

Rinai mengambil bekalnya, ia ingin melihat menu apa yang telah Aurel masak. Nasi kuning, tempe tahu dengan bumbu pedas, jangan lupakan botok'an¹ yang jika di beli harganya hanya 2 ribu. Aurel membuat botok'an sendiri. Jika di Jakarta memang sulit di temukan.

"Waktunya makan enak Rin, semoga ke bagian semua ya,"

Semuanya berkumpul di lantai dengan berderet, kertas minyak Brian bagikan. Setelah semuanya pas barulah ia yang membimbing doanya.

"Sebelum makan, silahkan berdoa dulu. Berdoa mulai,"

Perut lapar dan ingin segera makan akhirnya sekarang bisa makan. Brian mengintruksikan bahwa bekal mereka harus di tumpahkan di kertas minyak tersebut. "Nasi sama lauknya di bagi rata ya, kalau makan jangan berbicara,"

Rinai membagikan lauknya kepada Caca dan Tia.

Caca mengernyit, makan tempe? Tidak, dirinya adalah anak berkelas tidak mungkin pula mmemakan kalangan bawah, tidak setara baginya. "Gak mau, lo aja nih," Caca memberikan tempe kepada Tia. Cewek itu memerima saja, lauknya sudah banyak mulai dari mie instan, sate, dan ayam panggang.

Tia mulai mencobanya. "Em, ya ampun pedes banget. Rinai, ini cabenya berapa?" Tia meneguk airnya hingga habis.

"Gak tau, mam- ibu yang masak," hampir saja Rinai mengucapkan'mama' mereka akan mengira Rinai anak dari kalangan berada.

"Hati-hati nanti lo sakit perut," bukannya Tia berhenti memakan tempe enak ini ia meminta lagi pada Rinai. Adel yang melihat interaksi Tia yang ramah pun senang, luluh karena tempe?

Rinai memberikan dua tempe pedasnya, sudah habis lauknya yang pedas itu di lahap Tia. Sampai Tia berpindah posisi makan di sebelah Rinai. Tia penasaran dengan bungkusan dari daun pisang itu belum di buka. "Ini apa Rin? Kayaknya enak nih, boleh gak gue buka?" Tia meraih botok'an itu.

"Boleh, kalau bisa habisin ya," tentu saja Rinai senang, ia alergi dengan daun singkong.

Tia menerimanya dengan senang hati. Caca heran, Tia berubah baik karena tempe? Dan makanan seperti daun ini?

Tia menoleh merasa di perhatikan oleh Caca. "Mau? Enak nih,"

Caca menggeleng, itu bukan sayur. "Gak ah, kayaknya gak enak,"

Antariksa menghampiri Rinai. "Di habisin ya, jangan sampai ada sebutir nasi yang tersisa," mata Antariksa tak lepas dari Rinai yang melahap nasi kuningnya hingga pipi Rinai menggembung lucu.

Rinai melirik sumber suara itu, Antariksa berada di belakangnya pantas saja buluna bediri, merinding dengan kehadiran seorang makhluk. Bukan hantu, tapi kebiasaan Rinai merinding membuatnya bisa tau jika yang mendekatinya adalah laki-laki.

"Gak usah modus, sana pergi!" usir Rinai mengibaskan tangan kirinya, seharusnya tangan kanan saja di sela-sela jarinya terdapat beberapa nasi kuning, biarlah wajah Antariksa mengenai nasi kuning.

Antariksa menjauh, Rinai jika marah bisa berbahaya layaknya banteng. "Iya, gitu aja marah. Kalau sudah habis kertas minyaknya di buang di tempat sampah, jangan sembarangan," Antariksa menjauh, ia harus merundingkan materi apa saat jurit malam nanti dengan Brian, Agung dan Rafi.

Tia bersendawa. "Akhirnya gak laper lagi, Rinai kapan-kapan kalau ke sekolah bawa bekal ya. Sama itu daun yang di bumbui ada pete kecil-kecil, jangan lupa tempe pedasnya,"

Caca menyenggol Tia. "Eh, lo kerasukan apa sih? Kok sok baik sama Rinai?" tanya Caca dengan nada tak suka.

"Masakannya enak ca, rugi kalau lo gak nyobain seumur hidup,"

"Terserah lo deh, awas aja ya lo adalah musuh di balik selimut,"

Antariksa kembali mengintruksikan bahwa saatnya sholat maghrib. "Kalian bawa perlengkapan sholat?"

"Bawa kak," jawab mereka serempak.

Mencari Cica? Ia tidak suka dengan pramuka, baginya akan semakin membuat kulit putihnya menghitam.

"Ambil ke tenda masing-masing, tempat wudhunya di barat,"

Saat sudah mengambil perlengkapan sholat, Caca, Salma dan Dinda justru duduk manis di kursi panjang sambil bergosip. Tia? Semenjak kejadian mencoba tempe dari Rinai sahabatnya ini ikut sholat juga, bahkan wudhunya pun bersama dengan Rinai.

"Keenakan emang, sekarang geng Rinai bertambah satu kan personilnya," Caca menatap sinis Tia yang justru tertawa dan bermain air dengan Rinai.

"Sabar ca, kayaknya Tia itu pengkhianat deh," ucap Salma mengambil kesimpulan, lalu saat Tia melewatinya tak menyapa sama sekali.

Antariksa mendapati Caca dan para sahabatnya duduk santai sambil bergosip. Jika memang waktunya kedatangan tamu tak mungkin pula bisa bersamaan seperti itu. Antariksa curiga jika Caca tak membawa perlengkapan sholat atau memang malas saja.

Antariksa menghampiri Caca. Di tatap lekat oleh Antariksa membuat Caca gugup. "Ada apa kak?" tanya Caca mencoba bersikap biasa.

"Kenapa gak sholat? Apa alasannya?" pertanyaan Antariksa membuat Caca seperti di tusuk langsung. Untungnya ia tau dengan quotes di Instagram.

"Begini kak, kami sudah bersahabat lama dari SMP. Jadi, sampai apa-apa itu bareng kak. Kayak sekarang ini, pasti kak Antariksa tau,"

Antariksa menggeleng, persahabatan lama membuat kebersamaan terikat dengan kuat? Yang benar saja.

"Saya tidak percaya, silahkan ambil wudhu dan pinjam mukena," bagi Caca mungkin Antariksa adalah kriteria idaman, mengingatkan ibadah dan tak boleh di bantah. Semoga Antariksa adalah jodoh gue, pikirnya.

☁☁☁

"Untuk api unggunnya akan di nyalakn sekarang juga. Brian, kayunya kumpulkan di tengah-tengah. Nanti Rafi yang menyiram kayunya dengan gas,"

Setelah api unggung menyaka rasa hangat mulai menjalar.

"Mari bernyanyi Hymne Pramuka atau Satya Darma Pramuka Indonesia,"

"Bernyanyi sambil mengelilingi api unggun," tambah Brian.

Semakin ramai, Rafi menyalakan kembang api. Hingga para penduduk mulai berdatangan ingin melihat indahnya kembang api.

☁☁☁

Botok'an¹= sejenis daun singkong yang di bumbui, daun ini di rebus. Terdapat pete kecil.