webnovel

Antariksa [ Dari Angkasa ]

Yang dingin belum tentu galak. Rinai merasakannya dengan Antariksa Zander Alzelvin, ketua band The Rocket sekaligus ketos itu mengisi hari-harinya di masa-masa SMA Seperti apa keseruannya? Mari kita halu bagaimana memasuki kehidupan para tokoh seakan-akan berperan di dalamnya

hiksnj · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
51 Chs

29. Pergantian pemimpin Bantara

"Ya ampun, gerah banget sih," keluh Caca saat ia memasuki tenda yang sudah Adel dirikan. Setelah mengambil tas dan di letakkan di dalam tenda Caca ingin beristirahat, namun Adel menyuruhnya untuk berbaris.

"Dalam hitungan kesepuluh kalau kalian tidak baris sesuai kelasnya, di mohon jalan jongkok," teriak Antariksa, mereka langsung membentuk barisan.

"Mageran, cepet!" walaupun Adel masih ada rasa peduli setidaknya kelas Ips 5 tidak ada yang jalan jongkok, itu sungguh melelahkan.

Adel menarik tangan Caca, mencari Andre yang berada di barisan terdepan.

"Belum apa-apa udah capek," Adel kesal hingga menyeret Caca sangat berat entah jenis makanan apa yang di konsumsi.

"Baiklah, semuanya sudah berkumpul. Disini saya akan memilih siapa yang pantas menjadi pemimpin Bantara," ucap Antariksa membuat anggota Ambalan laki-laki bersorak senang, akhirnya Antariksa lengser juga, sudah cukup popularitasnya di SMA Permata mulai dari ketos, anggota band The Rocket, dan pembina pramuka sekaligus pemimpin Bantara.

Antariksa mulai mengarahkan tangannya membentuk barisan angkare, namun yang namanya anggota baru mereka masih terdiam. "Baris sesuai tangan saya, angkare,"

Setelah semuanya berbaris Antariksa mengganti polanya lagi yaitu kolone terbuka kedua belah tangan di kepalkan dan di acungkan di samping badan setinggi bahu. Rinai tampak melamun sehingga ia tertinggal barisan, Antariksa menghampirinya menyadarkan Rinai. "Sst, kok ngelamun? Mikirin apa nih?" bukannya marah Antariksa malah menggoda Rinai.

Rinai mulai terperangah, wajah Antariksa sangat dekat sekali membuatnya gugup, kenapa harus melamun sih? Kesalnya.

Antariksa kembali serius, kali ini ia akan mengajarkan bentuk-bentuk barisan.

Kedua lengan Antariksa di bentangkan ke samping setinggi bahu. "Kalau ini kalian tak tau akan saya beri hukuman ringan," ucapan Antariksa sontak membuat Caca ingin berbuat kesalahan, semua Ambalan berbaris berderet sedang dirinya masih kolone terbuka.

Jengah, Antariksa menghampiri Caca pasti ini kesalahan yang di sengaja. Ada-ada saja modusnya.

Namun Brian menyuruh Antariksa mengarahkan barisan saja, biarlah Caca menjadi urusannya. Caca tampak gugup, aura Brian membuatnya kehabisan nafas.

"Sengaja? Kalau mau modus gak boleh saat di pramuka, semuanya serius tapi ada saatnya nanti bisa seru-seruan," Brian menjeda ucapannya, ia mulai berbisik untuk kata-kata terakhir ini. "Kalau mau modus lagi, mau saya tinggal disini?"

"G-ngak kak, maaf," Caca langsung kembali ke barisan kelasnya. 'Apa-apaan sih Brian, gue kan mau pdkt sama Antariksa kok gak boleh.'

Setelah Antariksa mengintruksikan barisan mulai dari berderet sampai berbanjar. "Untuk perwakilan kelas, silahkan membimbing teman-temannya apakah sudah faham apa belum,"

Untuk ips 5 kali ini Rinai, ia ingin mencobanya. Semua temannya melirik Rinai takut-takut jika Rinai belum faham. Tapi Adel percaya.

Kedua belah tangan Rinai di kepalkan dan di acungkan di depan dada setinggi bahu. Barisan kolone tertutup. Semua teman-temannya sudah faham.

Adel berdecak kagum. "Wah Rin, lo tau gak? Waktu lo mengintruksikan kak Antariksa lihat lo senyum-senyum, astaga ganteng banget Rin. Sayang banget kalau lo gak liat,"

Rinai memutar bola matanya malas. "Terus aja di bahas kak Antariksa sampai terbit matahari berganti bulan. Gue eneg del," Rinai mulai duduk di tangga, rupanya sudah saatnya istirahat. Perutnya mulai lapar, entah kapan makannya.

Kruyuk

Rinai meringis, Adel langsung tertawa. "Laper ya? Tapi tenang kok, biasanya kalau makan itu malah kenyang banget Rin. Soalnya kan nasi sama lauk pauk itu di bagi rata. Yang bawa tempe bisa dapat ayam goreng nih,"

"Beneran? Terus kapan? Lapar nih del, kalau kelamaan bisa maag nanti," biasanya saat siang ia sudah habis dua mangkuk mie ayam.

"Kalau haus minum aja Rin, yuk ke tenda,"

Rinai mengambil minumnya, tau saja membawa dua botol. Jika habis memang air apa yang di gunakan?

Faham jika Rinai memikirkan tentang air Adel sudah tau. "Tadi kak Brian bawa dua galon kok, pasti ke bagian,"

Untung saja, Rinai kira nanti kehabisan air minum dan berakhir air keran, dirinya langsung pilek nanti.

Belum istirahat dengan lama, suara Antariksa menyuruh semua Ambalan kembali berbaris. Kali ini ia sudah tau siapa yang akan menjadi pemimpin Bantara selanjutnya, namun Antariksa bukan memilih satu orang tetapi tiga kelas yang mengintruksikan barisannya dengan rapi.

"Rinai, Aji dan Aditya silahkan berada di samping kiri saya," ucapan Antariksa membuat Rinai harus berada di barisan paling ujung. 'Bilang aja modus, emang cowok jaman sekarang seneng bongkar pasang hati cewek,'

Antariksa fokus menatap Rinai, wajah cewek itu memasang ekspresi jutek. 'Kalau yang jutek biasanya setia,' Antariksa pernah mengkonsultasikan kepada Agung, hanya cowok itulah ucapannya ada benarnya.

"Kalian adalah yang terpilih,tapi masih ada pelantikan yang harus kalian hadapi. Mulai saat jurit malam, ke area air terjun dan buku syarat-syarat kecakapan umum golongan penegak. Ambalan, Bantara dan yang paling tinggi adalah penegak laksana. Untuk pembina penegak laksana kali ini sedang berhalangan tidak bisa hadir, dan saya di amanahkan untuk melatih kalian,"

'Kenapa sih harus Rinai? Gue juga bisa dong,' gerutu Caca dalam hati, semua posisi spesial dan istimewa Rinai mendapatkannya dengan mudah.

☁☁☁