webnovel

Tak Mudah

Awalnya tidak mudah memang bagi Rama untuk menerima pernikahan dengan seorang gadis yang bahkan belum dikenalnya.

Namun beberapa Kali dirinya jalan dengan Sinta...ya...walaupun harus mengajak si pembuat onar Romi...dirinya merasa cocok pada gadis itu. bahkan dirinya tertarik dengan gadis tersebut. Meskipun dirinya gengsi tapi dirinya tidak mengelak kalau dirinya menyukai gadis tersebut. Dan entah kenapa dirinya justru bersyukur Sinta lah yang bersedia menikah dengan dirinya, bukan kakak- kakak Sinta yang lain.

awalnya dirinya terkejut bukan main saat tahu jika kawan ayahnya itu Punya empat orang putri, karena dari cerita ayahnya, sang sahabat memiliki tiga orang anak, Dua perempuan dan satu laki - laki. Namun saat keluarganya sampai disana sahabat ayahnya itu mempunyai Lima orang anak. awalnya dirinya mengira ketika terakhir keluarganya bertemu dengan keluarga kawan ayahnya tersebut mereka baru mempunyai tiga anak.

Namun sampai rumah, sang Ayah masih saja membahas kalau dirinya tidak mungkin salah, sang sahabat memang hanya memiliki tiga orang anak, Santi si sulung, lalu Arya dan terakhir si bungsu Sinta. Namun kenapa Arya justru memiliki tiga orang adik, Mawar, Lili juga Sinta.

Saat dirinya mengatakan mungkin saat terakhir mereka bertemu memang keluarga itu baru punya tiga anak, namun jawaban dari sang Bunda mematahkan pemikirannya. " ya memang tiga,,waktu dulu kami menjenguk dirumah sakit saat lahiran Sinta,,dan mereka hanya memiliki Dua anak yang lain,,lagi Pula umur mereka berempat tidak jauh berbeda" kata sang Bunda waktu itu.

Bukan apa - apa, bagaimana jika ternyata yang dijodohkan dengan dirinya adalah Mawar atau Lili, yang bahkan orang tuanya sendiri juga tidak yakin kalau mereka anak kandung dari sahabat ayahnya. Bukan masalah memang anak kandung atau bukan, namun...tetap saja tidak akan sama nantinya.

terlepas dari apapun masalah dikeluarga calon mertuanya itu. kini dirinya sekarang duduk disini, di sebuah restoran menunggu sang gadis datang. Dan inilah juga yang selama ini diinginkannya. jalan berdua tanpa adanya sipembuat onar. Kadang Rama menyalahkan orang tuanya, kenapa dirinya harus Punya adik disaat dirinya hampir lulus kuliah...kini lihat sendiri hasilnya....sang adik pantas menjadi anaknya.

Tak lama dirinya menunggu sang gadis datang dengan malu - malu. senyum nya merekah saat melihat kembali wajah itu. wajah yang membuat Hari - harinya kacau. bagaimana tidak, saat dirinya meeting dengan klien dikantor, wajah ayu gadis ini selalu memecah kosentrasinya. Bahkan berhari - Hari dirinya kurang tidur karena sellau saja terbayang wajah manis rupawan dihadapannya ini.

jika jatuh cinta memang semembahagiakan ini....dirinya tentu saja sangat berterima kasih kepada orang tuanya karena memilihkannya istri yang sangat....membuat hatinya berbunga - bunga dan jantungnya berdetak lebih cepat.

"kamu tahu...kemaren aku kedokter spesialis jantung" kata Rama memulai pembicaraan garingnya. Sinta agak terkejut mendengarnya."siapa yang sakit jantung bang?" Tanya Sinta tidak sabar. "abang....sejak bertemu denganmu jantung abang berdetak tidak seperti biasa,,coba kamu denger baik - baik....detak jantung abang bahkan saat ini lebih cepat lagi berdetaknya" kata Rama serius. "jadi abang sakit jantung" kata Sinta semakin terkejut. Namun gelengan kepala Rama membuatnya Makin bingung. "dokter bilang abang tidak sakit jantung,,jantung abang baik - baik saja....tapi....jantung abang akan berdetak sangat cepat saat abang memikirkan kamu, dan saat kamu berada disisi abang maka jantung abang akan semakin laju berdetaknya" kata Rama lagi.

Sinta langsung menundukkan wajahnya dan menyampirkan anak rambutnya kebelakang telingganya. dirinya sangat malu Rama mengatakan hal itu. " bahkan senyum malu - malumu membuat hati abang terasa seperti lilin ....meleleh" kata Rama lagi. Karena begitu malu dan tak tahu harus menjawab apa, Sinta mengalihkan pandangannya.

langsung saat itu juga wajahnya berubah tegang. dirinya bertemu pandang dengan Mata sang kakek.

Rama yang menyadari perubahan wajah Sinta segera menoleh ke arah yang dikihat Sinta. Dan saat itulah dirinya tahu....bahwa Sinta tidak datang sendiri namun bersama keluarganya. Rama tentu tahu bahwa wajah itu adalah wajah kakek , nenek juga paman Sinta karena dirinya pernah melihat foto mereka bersama dengan ayahnya.

Biarpun hatinya tidak karuan, namun dirinya harus membuat kesan yang baik dihadapan calon keluarganya itu. karenanya dengan mengumpulkan segenap keberaniannya dirinya berjalan menghampiri keluarga Sinta.

"maaf ya....aku sudah melarang mereka ikut, namun mereka ...." kata Sinta lirih.