webnovel

Meminjam Ruangan Pribadi (2)

"Oh, ternyata bisa seperti itu ya…?" Mendengar apa yang dikatakan para tetangganya saat mereka berjalan pergi, Su Ran merasa dia baru saja kehilangan banyak uang.

Saat dia menyesali keputusannya, dia kembali ke dalam apartemen dan mulai membersihkan diri.

Sepuluh menit kemudian, Su Ran berjalan melewati nenek Da Bao dengan tanpa riasan apa pun. Nenek Da Bao hampir tidak mengenali tetangga yang tinggal satu lantai dengannya selama beberapa tahun terakhir.

"Kau? Oh? Su, Su Ran? Kau mau keluar rumah?" Lagipula, nenek Da Bao baru saja mengambil barang-barangnya secara cuma-cuma. Sekarang, saat melihat Su Ran, akan sangat canggung untuk tidak menyapa Su Ran.

"Ya, mau keluar."

***

"Seseorang yang bekerja di malam hari keluarnya pagi-pagi sekali? Matahari pasti akan terbit dari Barat. Dengan gaya pakaian barunya, sepertinya dia benar-benar sudah berganti kulit," gerutu nenek Da Bao setelah Su Ran tidak lagi terlihat.

Su Ran mengikat rambutnya menjadi ekor kuda hari ini. Dia tidak memakai riasan apapun dan juga tidak berusaha menyembunyikan bekas luka di dahinya seperti yang biasa dilakukan pemilik aslinya. Dia mengenakan pakaian yang sama seperti kemarin dan juga sepasang sepatu kets putih.

Hampir semua sepatu milik pemilik aslinya ada hak yang tingginya lebih dari 10 sentimeter bergaya stiletto, dan ada juga sepasang yang tingginya lebih dari 15 sentimeter. Sepasang sepatu kets yang sudah dicuci berkali-kali hingga mulai memutih jelas bukan milik "Su Ran".

Jika itu bukan milik Su Ran, maka itu pasti milik Su Han.

Ketika Su Han meninggalkan rumah, dia hanya membawa tas yang berisi buku-bukunya dan pakaian, tidak ada yang lain. Su Ran menebak, sepasang sepatu ini sudah ditinggalkan sejak saat itu.

Setelah tinggal bersama "Su Ran" selama lebih dari sepuluh tahun, tentu saja Su Han punya barang yang masih tertinggal di sana. Apapun yang tertinggal, tidak akan ketahuan di tengah banyaknya barang milik pemilik aslinya.

Untuk anak yang berusia 12 tahun, ukuran sepatunya sudah 37, sama dengan ukuran pemilik aslinya. Saat digunakan, sangat pas.

Setidaknya, bagi Su Ran saat ini, sepatu kets buluk milik putranya jauh lebih nyaman dibandingkan sepatu hak tinggi pemilik aslinya yang juga dapat diklasifikasikan sebagai senjata.

Dengan gaya barunya, tidak hanya tetangganya, bahkan mereka yang sehari sebelumnya bekerja dengannya pun kesulitan untuk mengenalinya.

Benar saja, tepat ketika dia tiba di klub tempat pemilik aslinya bekerja, dia dihentikan.

"Berhenti. Siapa kamu?"

"Hah? Ada sesuatu yang harus aku urus, jadi aku…."

"Sesuatu yang harus diurus? Apa kau tahu, tempat macam apa ini? Tidak boleh masuk. Ini bukan kedai teh susu, kami tidak buka pada siang hari."

"Ya, Paman Wang, ini aku, Su Ran." Menyadari bahwa dia tidak mengenalinya, Su Ran memperkenalkan dirinya.

Ketika dia bertransmigrasi, dia mendapatkan ingatan milik pemilik aslinya, jadi dia cukup familiar dengan tempat kerja beserta orang-orang yang bekerja dengan pemilik aslinya.

"Su Ran? Kau Su Ran?

"Ya ampun. Kau tidak memakai riasan. Aku tidak mengenalimu sama sekali." Setelah dia mengingat-ingat kembali, Paman Wang terkekeh malu.

"Jadi, kenapa kau datang sepagi ini?"

"Aku perlu mengurus sesuatu."

"Ah… kau ingin berhenti bekerja," tebak Paman Wang.

Selama bertahun-tahun, banyak yang meninggalkan tempat ini untuk menjalani kehidupan yang lebih baik – beberapa kembali ke rumah lama mereka; ada yang mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus di tempat lain, ada yang menikah dan punya anak. Tentu saja, ada juga yang dipinang oleh orang kaya.

Dilihat dari penampilan Su Ran, dia mungkin termasuk dalam kelompok yang akan berganti pekerjaan dan menjalani hidupnya secara normal.

"Kurang lebih begitu," Su Ran tersenyum sambil mengangguk.

"Kalau begitu, semoga beruntung."

Paman Wang hanya menjadi satpam di sini karena dia tidak punya pendidikan yang tinggi. Dia bukan orang yang jahat. Ia sungguh merasa sedih saat melihat ada begitu banyak gadis muda yang terjun ke profesi ini.

Sekarang setelah melihat ada seseorang yang tadinya bekerja di sini, ingin mencari pekerjaan yang normal, Paman Wang benar-benar merasa bahagia untuknya.

"Apa Hong-jie sudah datang?"

Hong-jie adalah wanita yang kemarin membawa para wanita untuk pergi ke kediaman Gu. Semua "tuan putri" di klub melapor kepadanya sehingga Su Ran harus berbicara dengannya kalau ingin berhenti dari pekerjaannya.

Author: Gongzi Shang