Perjalanan yang begitu panjang, dari Surabaya menuju Jakarta. Tak terasa melelahkan bagi Arthur dan yang lainnya, meski mereka sudah melewati waktu hingga berjam-jam lamanya.
Yang terpenting bagi mereka adalah keselamatan Celine.
Bahkan Mesya tak mengeluhkan rasa lelahnya, padahal saat ini dia tengah mengandung.
Walau sempat merasakan mual, namun karena besar keinginannya untuk menyelamatkan Celine, dia pun dapat mengabaikan segala keluhan pada tubuhnya.
***
Melihat rumah mewah bak istana di depan mata, membuat Arthur serasa ingin murka. Rumah itu di mata Arthur dan yang lainnya, adalah neraka.
Kalau saja bukan karena Celine, mereka tidak akan sudi menginjakkan kaki mereka di rumah ini lagi.
Dengan langkah cepat mereka memasuki rumah itu tanpa permisi.
"Ayah! Ibu! Di mana kalian?!" teriak Arthur dengan emosi yang menggebu-gebu.
Sementara David dan Mesya mengikuti pria itu dari belakang.
"Ayah! Ibu! Di mana kalian menyembunyikan, Celine!?" teriaknya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com