Setelah memberikan nomor ponsel adiknya kepada Edo, Arthur berlalu begitu saja.
Sedangkan Edo kembali mengganggu Romi.
"Ayo, mana dompetmu! Cepat berikan kepadaku!" sergah Edo.
"Tapi—"
"Cepat lakukan saja apa yang aku perintahkan!" sergah Edo.
Dan kedua temannya, juga kembali mengancam Romi untuk memukulinya lagi.
Akhirnya dengan terpaksa dia menyerahkan dompet dan buku PR-nya kepada Edo dan kawan-kawannya.
"Nah, begitu dong! Tinggal menyerahkan saja apa susahnya sih!" ujar Edo sambil tersenyum dan hendak berlalu pergi.
"Tunggu!" teriak David.
Edo dan kedua temennya menoleh.
"Wah ada Pahlawan, lagi rupanya! Kenapa, si Culun, ini banyak sekali yang membela, tadi Arthur, dan sekrang kau!" cantas Edo. Mengingat tentang Arthur yang mengaku jika dia adalah Kakaknya Mesya, membuat Edo menjadi yakin kalau David dan Mesya tidak sedang berpacaran.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com