webnovel

Am I His Mate?

"Kau adalah Mate ku, milikku. Sejauh apapun kau pergi atau bersembunyi, aku akan selalu menemukan mu." Kata kata itulah yang selalu terngiang-ngiang di kepala Rose selama satu tahun ini. Rose tak mengerti kenapa ia selalu mendapat suara suara itu. Rose juga tak tahu menahu tentang kebenaran yang selama ini disembunyikan oleh kedua orang tuanya. Sementara itu, seorang penguasa Blue Moon Packs tengah bersiap menyambut pengkhianat yang membawa lari Mate nya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya?

hanyeoreum_30 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
10 Chs

Propose

Sementara itu di Blue Moon Packs, Jacob tampak bersemangat. Sejak semalam ia tak bisa tidur pasalnya hari ini adalah hari yang sangat ia tunggu tunggu. Satu hari yang ia tunggu diantara ratusan tahun ia menantu datangnya hari yang indah ini. Hari dimana akhirnya Moon goddess menjawab doa doanya. Jacob akan bertemu kembali dengan Matenya.

Ya.

Jacob akhirnya mendapatkan sinyal kehadiran Matenya. Tak hanya itu seorang mata mata yang dikirimnya ke dunia manusia pun mengabarkan kalau ia telah menemukan Luna mereka. Bahkan sang Luna akan datang ke Forks untuk menghadiri acara Fashion Show yang diselenggarakan oleh salah satu perusahaan Fashion terbesar di Amerika.

"Cepat cari tahu di hotel mana Mate ku akan tinggal selama disini. Aku tak kan membiarkannya pergi lagi." Ucap Jacob kepada mata matanya melalui Mindlinknya. Jacob menanti dengan tidak sabar. Setelah menunggu hampir satu jam, akhirnya Jacob pun mengetahui dimana Hotel tempat Matenya tinggal.

Jacob langsung berlari keluar dari Packsnya untuk menemui Matenya. Tapi belum membuka pintu mobilnya, Jaden menahan tangannya. Jacob menyentak tangannya dengan cukup kuat. "Kau tahu apa hukuman bagi orang yang berani menghalangi jalanku." Ucap Jacob geram.

"Maafkan saya Alpha. Saya bermaksud baik agar anda tidak berbuat hal yang membuat Luna kita terancam." Ucap Jaden.

"Apa maksud mu? Kau bertele tele." Ucap Jacob semakin kesal. "Maaf kelancangan ku Tuan. Saya memahami kegembiraan anda karena sebentar lagi akan bertemu dengan Luna. Kami pun merasa senang tuan. Tapi tidakkan anda berpikir jika menemui Luna saat ini justru membahayakan nyawanya?!"

Jacob menatapnya tak suka tapi Jaden harus mengatakan ini demi keselamatan ratu mereka. "Tidakkah Tuan pahami bahwa diluar sana para Rogue pun berebut mencari info tentang keberadaan Luna. Jika saat ini anda terburu-buru menemui Luna bukan tidak mungkin Luna akan kembali menghilang atau mungkin juga di sergap oleh para Rogue sialan itu. Lebih baik kita pantau terlebih dahulu. Biarkan para manusia itu melindungi Luna untuk sementara sebelum kita yang mengambil alih setelah situasi aman."

"Aku tak peduli. Akan ku korbankan nyawaku demi melindunginya. Kau tahu sudah berapa lama aku menunggunya. Kau pikir aku masih ingin menunggunya lebih lama lagi sementara dia ada di sekitarku?!" Jacob menghajar sebuah pohon besar dalam sekali tinjuan hingga pohon tak bersalah itu tumbang.

"Maafkan aku Tuan. Aku sangat yakin Tuan mampu melindungi Luna. Tapi tidakkan ini terlalu tergesa gesa. Tolong pikirkan sekali lagi tuan. Hanya sampai pertunjukan Fashion itu berakhir tahan sampai hari itu. Selanjutnya kami akan membantu tuan untuk membawa Luna kembali ke rumah."

Jacob kembali berpikir tapi Nick wolfnya terus merongrongi dirinya untuk segera bertemu Mate mereka. Itu justru membuat Jacob semakin frustasi dan marah besar. Mobil Mercedes Benz keluaran terbaru yang akan ia pakai untuk menjemput Matenya yang jadi korban.

Jacob melampiaskan amarahnya ke mobil mewah tersebut hingga penyok di bagian depan mobil. Dengan amarah yang semakin tinggi, Jacob memutuskan kembali masuk ke dalam rumah. Menunggu hari dimana ia benar benar tidak di halangi untuk bertemu dengan Matenya.

"Jika kau berani menghalangiku lagi, akan ku habisi nyawamu hari itu juga. Tak peduli kau orang kepercayaan ku atau pun bukan. Berani mencegahku sama dengan menyerahkan nyawa. Kau mengerti!" ucap Jacob kepada Jaden sebelum ia masuk ke dalam kastil.

Jaden membungkukkan badannya. Setidaknya ia bernafas lega karena Jacob tidak keras kepala dengan bersikeras ingin bertemu dengan Luna mereka. "Fiuuuh…" ucap Jaden lega.

***

Jaden masuk ke sebuah kamar dimana seorang wanita cantik tengah terbaring dengan beberapa selang infus di tangannya. Wanita cantik itu tersenyum melihat kedatangan Jaden. "Morning beib." sapa Jaden sambil mencium dahi Serena kekasihnya.

"Morning too. Bagaimana apa kau berhasil menghalangi Alpha Jacob untuk pergi menemui Luna?" tanya Serena khawatir mengingat Alpha mereka sangatlah keras kepala apalagi mengenai sang Luna yang telah lama dicari.

Sebenarnya sejak Serena siuman, Serena melihat pertanda sang Luna dengan sangat jelas. Tak hanya itu Serena juga melihat musuh musuh yang mulai gencar melihat gerak gerik sang Alpha. Ia takut jika Jacob memaksa untuk menemui Matenya, sang Mate akan kembali menghilang dan dengan mudahnya di rebut oleh para Rogue.

Untuk itulah Serena mengutus kekasihnya untuk sebisa mungkin mencegah Jacob untuk sedikit lagi menahan diri untu bertemu dengan Matenya. Awalnya Jaden menolak rencana Serena tapi akhirnya ia pun luluh. Demi packs dan keselamatan Ratu mereka, ia rela jika harus menjadi korban saat berusaha mencegah Jacob.

"Ya kau tahu sendiri. Ku pikir tadinya akan sangat susah membuatnya mengerti tapi syukurlah Jacob mau menuruti kata kataku."

"Syukurlah kalau begitu. Aku yakin Alpha kita memikirkan beribu kali untuk berusaha melindungi Luna dari musuh musuh kita. Maka dari itu ia memilih menyerah."

"Kau benar sayang. Apapun akan ia pertaruhkan demi Luna seperti aku yang mempertaruhkan hidupku demi melindungi dan membuat mu bahagia disisiku." Ucap Jaden sambil membuka sebuah kota kecil yang berisikan cincin berlian langka untuk melamar kekasihnya.

Serena menutup mulutnya seakan tak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh kekasihnya. "Jaden…Kau…"

"Marry me Serena…"ucap Jaden melamar sang kekasih. Kedua mata Serena berkaca kaca. Ia terdiam sesaat tak tahu harus berkata apa. "Will you marry me, Serena?" tanya Jaden dengan mantap.

Bulir bulir air mata mulai membasahi wajah cantik Serena. Dengan lembut Jaden menyeka air mata bahagia kekasihnya. "Jangan menangis sayang, kumohon. Bukan tangisan yang ku inginkan darimu." Ucap Jaden memuja.

"Ku tanya sekali lagi. Will you marry me?" Serena mengangguk mantap. "I will." Jawab Serena. Jaden memeluk kekasihnya dengan erat. Sebuah ciuman mesra pun tercipta. Jaden menyematkan cincin berlian di jari manis Serena sebagai tanda cinta. "Oh Jaden…aku tak menyangka kau akan melakukan hal ini." Ucap Serena disela sela tangisan bahagianya.

"Aku sudah lama menantikannya sayang. Maaf jika membuatmu menunggu lama." Serena menggelengkan kepalanya. Keduanya kembali berciuman. "Terima kasih sudah memilihku menjadi pasanganmu Jaden."

"Aku yang harusnya berterima kasih padamu sayang. Kita akan bersama sama selamanya. Aku sangat mencintaimu."

"Me too…"

Sementara itu di tempat lain Jacob tersenyum saat Jaden mengirim Mindlink kepadanya tentang lamarannya yang diterima oleh Serena. Ia pun mengucapkan selamat dan ikut berbahagia. Jacob pun ingin segera menyusul kebahagiaan Jaden dan Serena bersama wanitanya yang kini ia tahu nama samarannya yaitu Rose.

"Jika puluhan tahun ini aku menanti dan mencarimu, aku akan tahan sebentar lagi untuk segera menemuimu sayang. Tak kan ku lepas lagi dan kita akan hidup bahagia selamanya." Gumam Jacob.

***