webnovel

ALZYAS

kehilangan seorang ibu sangatlah menyakitkan, apa lagi tepat di hadapan kita, dan itulah yang dirasakan oleh Alzyas. Alzyas melewati hari-hari nya dengan penuh kebencian, apa lagi dirinya harus tinggal satu rumah dengan orang yang sudah menyebabkan ibu nya tiada. Aditya, laki-laki tampan dan merupakan capten tim basket di sekolah Alzyas adalah satu-satunya orang yang mampu mencairkan hati Alzyas yang telah lama membeku dan tentu saja itu juga tidak mudah bagi Aditya. Tepat di pesta ulang tahun Alzyas yang ke 17 tahun Alzyas harus kembali menerima kenyataan pahit tentang dirinya.

RinduIbu · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
88 Chs

Tegang

Para tamu undangan baik dari teman-teman sekolah Alzyas maupun rekan kerja Raka sudah memenuhi ballroom hotel berbintang di salah satu pusat ibukota malam ini.

Larasati dan Herman sedang sibuk menyambut para tamu undangan dari rekan-rekan bisnis keluarga mereka, begitupun juga dengan Raka dan Emely.

" gue kayak ngehadirin pesta orang kaya " ujar Joko dengan takjub kedua bola matanya menatap ke setiap sudut ballroom yang sudah dipenuhi oleh para tamu

" emang ini acara orang kaya!!! " sahut Denny

" pantes aja Alzyas bening banget, orang bapak sama maknya cakep gitu!!!! " ujar Joko lagi sembari memperhatikan Raka dan Emely dari kejauhan dengan takjub

" kalo gue perhatiin ya, Alzyas mirip loh sama istri kedua bokapnya " ujar Denny yang memerhatikan Emely " malahan nih ya, Milly yang nggak ada mirip-mirip nya sama sekali, sama nyokap ataupun bokapnya " lanjutnya

" hussttttt jangan sembarang kalo ngomong Lo, kalo di denger sama empunya bisa berabe Lo Den!!! " balas Sammy

" Guys!!!!! gue lagi nggak salah liat kan?? " Arga tidak melanjutkan kalimatnya, kedua matanya tertuju pada beberapa orang pemuda yang seumuran dengan nya yang sedang duduk santai menikmati minuman mereka

" Lo liat apaan, sampe mata Lo mau keluar gitu, Arga " Sammy menyikut perut Arga membuat pemuda itu meringis kesakitan lalu menunjuk kearah yang di lihat nya tadi

" Lah.... itu kan anak-anak tim basket nya SMA Garuda " ucap Denny yang mengikuti arah pandang Arga dan juga Sammy.

" kok mereka ada disini ya "

" di undang sama Alzyas mungkin, secara mereka kan temennya di sekolah yang lama " Sammy merangkul Joko

" masa iya, cuma tu cowok sama antek-antek nya doang yang diundang " Joko melipat kedua tangannya di depan d**a

" Hai Guys!!!!!!!!! " Narina dan Shasa menghampiri keempat pemuda itu

" hai!!!! baru sampe yah? " Arga langsung menghampiri Shasa yang berdiri di samping Narina

" iya!! " Shasa tersenyum manis pada Arga

" acaranya mewah banget yah... gue kayak berasa lagi di negeri dongeng!!! " Ujar nya lagi

" Aditya mana? dia dateng kan? " tanya Narina yang tidak melihat sosok pemuda tampan itu

" nggak tau, gue udah nelfon dia tapi hp nya nggak aktif " jawab Denny

" kalo tu orang kagak muncul, bener-bener kelewatan!!!!!! pacarnya ulang tahun dia malah nemenin cewek lain!!? " Joko terlihat sangat geram

" maksud Lo cewek Laen? siapa? " tanya Narina dengan wajah cengok nya

" yah siapa lagi kalo bukan Jassie!!! " sahut Arga

" Udeh!!!!!! tunggu aja dulu, siapa tau dia lagi di jalan " balas Sammy " jangan pada negatif thinking "

" tau Lo pada!!!! " tambah Shasa " oh ya, yang ulang tahun mana ya??? " Shasa mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut mencari keberadaan gadis itu.

" MILLY!!!!! " panggil Sammy yang melihat gadis itu hendak menghampiri Larasati dan juga Herman yang sedang menyambut para tamu

" mampus, kok jantung gue deg-degan gini ya setiap liat kak Sammy " batin Milly, dia pun berjalan menghampiri Sammy dan juga teman-teman nya

" hai kak.... udah pada lama ya dateng nya? " sapa Milly pada mereka semua

" kagak kok, baru aja kita dateng " Joko mewakili teman-temannya menjawab

" Alzyas mana? " Narina sungguh tidak ingin berbasa-basi

" kak Zyas udah otw kesini kok kak sama Uncle Azka " jawab Milly dengan memperhatikan mereka satu-persatu " kak Aditya mana? "

" Aditya lagi dijalan, mungkin bentar lagi sampe " jawab Sammy dengan cepat kemudian sedikit melirik kearah teman-temannya

" yakin Lo, kalo dia lagi jalan " gumam Arga namun masih dapat didengar oleh Sammy

Tak berapa lama, semua pandangan para tamu undangan tertuju pada pintu utama yang baru saja terbuka, nampak sosok seorang gadis cantik yang mengenakan gaun berwarna biru malam dihiasi batu swarovski yang menambah keindahan gaun yang dia kenakan, rambut panjang nya yang bergelombang dibiarkan terurai dengan mahkota kecil yang menghiasi rambutnya, penampilan gadis ini benar-benar mencuri perhatian para tamu undangan.

Suara tepukan tangan para tamu bergemuruh menyambut kedatangan Alzyas. Gadis itu tersenyum canggung saat semua mata tertuju pada dirinya, dengan hati-hati dirinya memasuki ruangan besar itu yang di decoration dengan nuansa serba putih dan sudah dipenuhi oleh para tamu undangan.

" OMG Alzyas cantik banget "

" Alzyas jadi princess satu malam "

" ya ampun!!!!! Lo cantik banget sih, Alzyas "

" Alzyas beneran kayak princess malam ini "

Senyum bahagia begitu merekah diwajah Raka saat menyambut kedatangan putri mahkota nya, Alzyas berjalan dengan sangat hati-hati menuju tempat Raka dan Emely berdiri sembari menggandeng lengan Azka, takut kakinya kesleo karena sepatu heels yang dia pakai sedikit mempersulit langkah nya, dan sungguh gadis itu benar-benar begitu terkejut dengan pesta mewah yang sudah di rancang dengan sempurna oleh ayah dan juga pamannya itu.

" ini sangat berlebihan Uncle!!! " bisik Alzyas

" biasa saja " sahut Azka yang tak memperdulikan tatapan tajam dari keponakannya.

" HAPPY BIRTHDAY PRINCESS DADDY!!!! " Raka langsung menyambut Alzyas dengan sebuah pelukan.

Tepukan tangan kembali bergemuruh setelah Raka mengecup kening Alzyas dengan penuh kasih sayang, diiringi oleh Emely, Larasati dan juga Herman.

" Selamat malam para tamu undangan!!! " Raka menyapa semua tamu undangan

" Terimakasih untuk semua rekan kerja saya, yang dari luar kota maupun dalam kota karena kalian telah menyempatkan diri untuk hadir memenuhi undangan saya ya itu untuk merayakan ulangtahun putri saya yang ke 17 tahun " Raka kembali merangkul Alzyas

" terimakasih juga untuk semua teman-teman sekolah Alzyas yang sudah hadir dan ikut memeriahkan acara ini "

Tiba-tiba cahaya lampu mulai padam, namun tak membuat para tamu undangan kalang kabut karena bersamaan dengan itu sebuah layar besar di hadapan mereka menyala memperlihatkan gambar bayi mungil yang cantik dan lucu, Alzyas melepaskan dirinya dari rangkulan dari sang ayah, sedikit mendekat ke layar kedua sudut bibir Alzyas terangkat keatas membentuk senyuman karena potret bayi mungil itu adalah dirinya sendiri.

Raka pun menghampiri Emely yang berdiri tak jauh dari dirinya, Emely langsung menggenggam tangan Raka, karena semua kebenaran akan terungkap malam ini. Raka merangkul Emely memberikan kekuatan kepada istrinya agar bisa melawan semua rasa takut nya.

" kamu tenang semua akan baik-baik saja " ujar Raka yang meyakinkan istrinya

" ya ampun itu Alzyas masih kecil ya, lucu banget sih "

" iya apa lagi waktu dia pakek baju balet ya ampun gemes deh "

" ternyata Alzyas pernah ompong, hahahaha "

Azka mendekati keponakan nya lalu merangkul nya, karena akan ada foto yang lebih membuat nya terkejut lagi.

" are you happy? " tanya Azka

" Sangat!!!! kalo aja Mommy ada disini, Zyas pasti bakalan lebih bahagia lagi!!!! " kedua bola mata Alzyas mulai berembun " tapi sekarang keadaannya udah nggak kayak dulu lagi " jawab Alzyas dengan tersenyum membuat Azka terdiam.

" Pah, apa cara ini benar? " bisik Larasati pada Herman

" Semoga saja "

" mama takut, kalau semua nya akan kacau "

" mama tenang saja, papa yakin Raka dan Azka sudah menyiapkan nya dengan matang " Herman mengusap pundak istrinya.

Emely memejamkan matanya dan mempererat genggaman tangan suaminya saat foto pernikahan dirinya dan juga Raka muncul dilayar besar itu, senyuman yang sedari tadi mengembang diwajah cantik Alzyas perlahan luntur ketika melihat seorang wanita menggendong bayi perempuan di atas ranjang rumah sakit dengan wajah bahagia, karena Alzyas tahu bahwa bayi itu adalah dirinya namun kenapa bukan Kirana yang di atas ranjang itu melainkan wanita lain.

Alzyas memandang kearah Emely dan layar secara bergantian, lalu beberapa saat kemudian lampu kembali menyala. Alzyas memandang kearah Raka dengan penuh pertanyaan di kepalanya.

Gadis itu melepaskan rangkulan nya dari Azka kemudian berjalan dengan perlahan menghampiri sang ayah.

" please explain to me " pinta Alzyas dengan nada dingin.

Suasana yang tadinya penuh dengan tepuk tangan kini berubah menjadi hening, Azka mengusap wajahnya dengan sedikit frustasi berharap keponakan tidak kembali meledak dan bisa menerima semua kenyataan dan kebenaran ini.