webnovel

ALZYAS

kehilangan seorang ibu sangatlah menyakitkan, apa lagi tepat di hadapan kita, dan itulah yang dirasakan oleh Alzyas. Alzyas melewati hari-hari nya dengan penuh kebencian, apa lagi dirinya harus tinggal satu rumah dengan orang yang sudah menyebabkan ibu nya tiada. Aditya, laki-laki tampan dan merupakan capten tim basket di sekolah Alzyas adalah satu-satunya orang yang mampu mencairkan hati Alzyas yang telah lama membeku dan tentu saja itu juga tidak mudah bagi Aditya. Tepat di pesta ulang tahun Alzyas yang ke 17 tahun Alzyas harus kembali menerima kenyataan pahit tentang dirinya.

RinduIbu · วัยรุ่น
Not enough ratings
88 Chs

Malika Keluar dari Sekolah

" eh, denger-denger katanya Malika bakalan pindah sekolah loh " ujar Shasa sembari menikmati sepiring batagor yang ada di hadapan nya

" dasar cewek, gosip mulu " celetuk Joko

" beneran Jo.... gue nggak buat gosip "

" tau dari mane Lo, kalo tu dedemit bakalan pindah sekolah? " Narina sedikit malas membahas tentang Malika, namun dirinya juga sangat ingin tahu apa penyebab musuh nya itu pindah sekolah.

" tadi gue nggak sengaja denger dari antek-antek nya Malika di toilet " Shasa menyeringai sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" gue nggak yakin " Narina masih belum percaya dengan apa yang baru saja dia dengar

" ya udah kalo Lo nggak percaya " Shasa mengerucut kan bibir nya

" idih, tu bibir pengen banget rasa nya gue kuncir!!!! " Joko yang baru saja hendak menjahili Shasa tiba-tiba mengurungkan niatnya saat melihat Arga, Denny dan Sammy datang.

" mau Lo apain cewek gue " Arga yang datang langsung mengambil gorengan milik Joko dan langsung duduk di samping Shasa diikuti oleh Denny dan juga Sammy

" kagak..... kagak gue apa-apain kok, cewek Lo kang Arga " Joko tersenyum jahil

" pasti Lo mau jahilin Shasa, selain Narina Lo kan juga paling demen jahilin tu lemot " tuduh Denny dan langsung mendapat bogem mentah dari Joko,

" anj*** Lo ya " gerutu Denny, dengan memegangi perutnya yang terasa sakit

Sammy hanya tersenyum melihat kegaduhan sahabat nya.

" nah, mumpung ada Sammy Lo tanya aja sama ni cowok " tunjuk Shasa

Denny dan Joko yang tadi masih terlihat baku hantam tiba-tiba berhenti, dan serentak memandang ke arah Sammy.

" apa? kenapa kalian ngeliatin gue kayak gitu? " Sammy merasa canggung saat teman-temannya memandang tajam ke arah dirinya

" nih kata si lemot, tadi dia denger dari para dayang - dayang Malika, kalo tu anak bakalan pindah sekolah, emang bener? secara Lo kan sepupunya " Shasa sedikit kesal karena Narina menyebut dirinya lemot

" iya " jawabnya singkat

" serius? "

BRAAKKKKKKKKKK

Narina menggebrak meja kantin membuat semua siswa-siswi yang berada disana terkejut begitupun juga teman-teman nya

" Anjirrrrrr, kaget gue " Denny mengelus da** nya

" setan Lo ye!!!! Lo ngagetin kita semua juminten!!!!!! " Joko langsung menoyor kepala Narina, namun gadis itu tak menghiraukan nya, dia masih menatap ke arah Sammy menunggu jawaban lelaki itu karena Narina masih belum percaya dengan apa yang di katakan oleh Shasa

" udah ngagetin kita satu kantin, dan Lo masih belom percaya gue tampol beneran ya Lo Nar!!! " ucap Shasa yang sudah mengepalkan kedua tangannya

" berani Lo??????? " Narina memelototkan matanya pada Shasa

" enggak " Shasa kembali menyeringai seraya menggeleng kan kepalanya

" Eh, seriusan? kok bisa? " Joko duduk mendekati Sammy

" masalah yang menyangkut Alzyas itu sampe ke telinga kepala sekolah, dan pihak sekolah memberikan sanksi kepada Malika yaitu keluar atau di keluarkan, bokap Malika nggak bisa apa-apa, karena apa yang dilakuin sama Malika emang sebuah kesalahan, belum lagi laporan-laporan dari semua siswa-siswi yang sering di bully sama Malika, jadi itu juga yang buat bokap Malika semakin murka " Sammy sangat menyesali perbuatan sepupunya.

~~~~~~~~~

Raka merebahkan tubuhnya di atas sofa, pekerjaan nya di kantor sungguh sangat menguras tenaga dan pikiran nya, belum lagi tentang putrinya Alzyas yang tidak ingin kembali kerumah, semua bercampur aduk menjadi satu. Emely datang menghampiri suaminya dengan membawa baki berisikan secangkir teh hangat lalu meletakkan nya di atas meja tepat di hadapan suaminya, lalu duduk di samping nya.

" bersihkan dulu tubuh mu mas, aku akan menyiapkan makan malam untuk mu "

" aku tidak lapar " Emely menoleh ke arah suaminya yang terlihat sangat lusuh

" ada apa? apa kamu ada masalah di kantor? "

" tidak ada, aku hanya lelah "

Tangan Emely hendak mengusap pundak Raka, namun tiba-tiba lelaki itu berdiri lalu beranjak meninggalkan Emely seorang diri. Emely langsung tertegun atas sikap dingin Raka karena tidak biasanya suaminya itu bersikap seperti ini.

" ada apa dengan mas Raka " batin Emely

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, Emely dan Milly baru saja menyelesaikan makan malam mereka, namun tak nampak Raka keluar dari kamarnya untuk ikut bergabung. Setelah membereskan meja makan dan meminta Milly untuk istirahat, Emely pun beranjak menuju kamarnya.

Saat membuka pintu kamar, Emely terkejut karena mendapati suaminya tengah terbaring tengkurap di atas ranjang yang masih mengenakan pakaian kerjanya bahkan masih mengenakan sepatu, Emely memandang raut wajah suaminya yang terlihat sangat lelah. Dia mendekati suaminya lalu membuka sepatu Raka satu persatu, setelah itu Emely duduk dipinggir ranjang.

" kamu pasti sangat lelah mas, sampai-sampai tidak sempat membersihkan diri " Emely mengusap lembut wajah suaminya, dan menatap lekat mata suaminya yang tertutup rapat Emely baru menyadari bahwa ada sisa airmata di sudut mata Raka.

Emely kembali terbayang saat Alzyas mengusir dirinya.

Siang tadi, Emely memberanikan datang seorang diri ke apartemen Azka untuk menemui Alzyas dan mencoba membujuk agar putrinya mau kembali kerumah, namun bukannya di terima dengan baik, Emely justru mendapatkan amarah dari putri kandungnya sendiri, beruntung di sana tidak ada Azka, karena jika tidak Emely akan semakin mendapatkan tekanan dari kakak iparnya itu.

" PERGI DARI SINI AUNTY!!!!! HIDUPLAH BERBAHAGIA AKU NGGAK AKAN MERUSAK KEBAHAGIAAN KALIAN SEPERTI YANG TELAH DILAKUKAN OLEH IBUKU!!!! "

Emely kembali terisak mengingat kalimat yang di lontarkan oleh Alzyas, pekikan suara Alzyas yang mengusir dirinya terus berdenging di telinganya.

~~~~~~~~~

" Alzyas "

Gadis itu langsung mengusap airmata nya, ketika Larasati datang menghampiri lalu duduk disampingnya, wanita tua itu menggenggam tangan Alzyas dengan lembut kemudian mengusap wajah cucunya yang terlihat sembab karena menangis.

" Oma tahu, sebenarnya cucu Oma itu sangat baik, dia tidak akan tega menyakiti siapapun " Larasati tersenyum sebelum melanjutkan perkataannya.

Larasati menjadi saksi bagaimana Alzyas mengusir Emely tadi siang, namun Larasati tidak bisa berbuat apa-apa dan tangisan cucunya membuat dirinya lemah tak berdaya.

" Oma, apa Zyas tadi terlalu kasar sama aunty Emely "

" yang Oma tahu, tadi itu cucu Oma hanya sedang marah dan Oma yakin suatu hari nanti amarah cucu Oma akan mereda " Larasati menangkup wajah Alzyas dengan kedua tangan nya yang sudah terlihat keriput.

" Oma " lirih Alzyas, lalu memeluk neneknya dan tangisnya pun kembali meledak.

Larasati sangat memahami kepribadian cucunya. Larasati juga bisa melihat dan merasa bahwa sesungguhnya cucunya itu sangat merindukan ayahnya, namun karena di selimuti amarah Alzyas berusaha untuk menangkis itu semua. Larasati juga pernah memergoki Alzyas yang duduk disudut kamar sembari diam-diam memeluk foto Raka dengan air mata yang menetes Alzyas lalu mengatakan,

' I MISS YOU DADDY, I MISS YOU SO MUCH '

" Oma yakin, bahwa masih ada kasih sayang di dalam diri Zyas untuk Daddy " Alzyas langsung melepaskan pelukannya dari sang nenek lalu mengusap airmata nya yang kembali menetes.

" Oma benar kan? "

Alzyas langsung mengalihkan pandangannya kesamping, dia melihat foto sang ayah yang dia sembunyikan di balik bantal tidur nya karena setiap malam Alzyas memeluk foto Raka ayahnya. Larasati diam-diam tersenyum karena sedari tadi dia juga melihat foto yang di sembunyikan oleh Alzyas.

~~~~~~~~~~

Beberapa hari telah berlalu, Alzyas sudah jauh lebih baik dan mencoba untuk berdamai dengan keadaan, tidak seperti kemarin-kemarin selalu berusaha untuk tersenyum pada semua orang walau sangat dipaksakan, lebih banyak berdiam diri bahkan selalu menyendiri.

" Jokooooooooo itu makanan gue!!!!!!!!!! " lengkingan suara Narina begitu nyaring di kantin

" Dikit doang Nar "

" dikit apaan monyettttt Lo udah ngabisin 85% dari makanan gue, Lo liat tu gorengan gue tinggal atuuukkkkk!!!!! " Narina sangat geram dengan Joko yang selalu menghabiskan makanan milik nya

" kalian berdua berantem mulu sih!!!!!! sakit ni kuping gue " Alzyas berdecak kesal

" temen Lo tu pelit banget " ucap Joko sambil menjulurkan lidahnya

" enak aja ngatain gue pelit, Lo tu yang nggak ada akhlak makanan orang mau dihabisin "

" Udah stop!!!!!!! " Alzyas menutup telinganya karena tak ingin mendengar Narina dan Joko beradu argumentasi lagi

" bener-bener ya Lo berdua kagak ada akur-akur nya " celetuk Arga

" jodoh tuh " sambung Denny

" Yoi bro " Joko terlihat bersemangat mendengar kalimat Denny

" jodah jodoh enak aja Lo kalo ngomong, gue libas mental Lo!!!!" sahut Narina tak terima

Aditya hanya tersenyum kecil sambil menggeleng kepala melihat tingkah Narina dan Joko

" Gue minta ya satu " Shasa yang baru saja datang langsung mencomot makanan milik Narina. Tanpa merasa bersalah Shasa melahap habis, bahkan dirinya tidak menyadari bahwa Narina sudah mengeluarkan tanduk.

" Shasaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!! " pekik Narina membuat semua teman-temannya menutup telinga mereka, lalu mereka tertawa kecuali Shasa dan Narina. Ingin sekali rasanya Narina menghantam wajah Shasa yang hanya clingak clinguk saat melihat teman-temannya tertawa

" Sha, Lo udah bangunin macam betina tidur " ucap Joko di sela-sela tawanya

" apa, gue kan nggak ngapa-ngapain "

" tuh di tangan Lo apaan " tunjuk Alzyas dengan menahan tawa

" Gorengan " jawab Shasa dengan polos nya, lalu menatap piring kosong di hadapan Narina kemudian kembali menatap teman-temannya satu persatu.

" gue pesen lagi " Shasa langsung berlari kocar-kacir menuju kedai penjual gorengan di kantin mereka.

" tega banget ya Lo pada ngetawain cewek gue " ujar Arga

" alahhhhhh sok-sokan, pada hal Lo ketawa yang paling kenceng!! " sahut Sammy membuat Arga menyeringai dan menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu berlari menyusul Shasa.