webnovel

Alice Sang Penyihir

Di kehidupan sebelumnya Alice merupakan seorang penyihir yang tak tertandingi. Ia adalah ketua dari organisasi The Golden Witch, organisasi penyihir terhebat di dunia. Namun suatu hari Alice mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang bangsawan yatim piatu yang selalu ditindas oleh paman dan sepupunya. Ketika dirinya ingin dijual, Alice bertemu dengan seorang pria tampan. Ternyata pria tampan itu adalah Damian yang notebene seorang duke yang sangat di takuti oleh seluruh orang di kerajaan. Tentu saja hal itu membuat Alice terkejut, namun yang membuatnya lebih terkejut adalah Damian berkata secara langsung bahwa ia tertarik pada Alice. Dengan bantuan Damian, Alice berusaha mengembalikan kekuatannya dan mencari tahu siapa orang yang melakukan pembunuhan pada tubuh Alice yang asli.

krt_tika · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
11 Chs

Jatuh Cinta?

"Alce Dian."

Damian memasuki ruang kerjanya dengan perasaan yang bercampur aduk. Ini pertama kalinya ia dapat merasakan perasaan yang seperti ini kepada seorang perempuan. Damian menyadari perasaan ini semakin lebih dalam ketika dirinya dapat mengenal Alice lebih dalam. Awalnya Damian hanya ingin mengetahui mana apa yang ada di dalam diri Alice, namun semakin lama dirinya mengenalnya semakin ia melihat bahwa Alice sangat menarik.

Damian mengira bahwa Alice akan sama seperti perempuan pada umumnya. Tapi saat kejadian di pusat perbudakan, Alice memberikan kesan yang sangat menempel di pikirannya. Perempuan pada umumnya akan mulai ketakutan dan menangis jika mengalami hal seperti itu, sedangkan Alice dapat bertindak dengan rasional dan tenang.

Ketika melihat reaksinya yang berbeda membuat Damian ingin melindunginya agar ia dapat melihat reaksi-reaksi menarik lainnya. Dan dimana Damian mencoba untuk menghangatkan tubuh Alice membuat dirinya tahu kalau Alice memiliki mana yang berbeda dari manusia pada umumnya. Rasa bahagia, senang, dan antusias langsung memenuhi dirinya sekakan Damian sedang menemukan harta karun yang sangat berharga. Mulai saat itulah Damian berpikir untuk menjaga hartanya ini agar tidak disentuh dan dirusak oleh orang lain.

Tanpa Damian sadari perasaan yang awalnya hanya untuk menjaga harta karun menjadi sesuatu hal yang lebih bermakna. Damian tidak hanya menyukai mana dan reaksinya, namun semua dari Alice adalah favoritnya. Ia menyukai semua dari diri Alice.

"Nort."

"Ya Tuan, saya di sini."

"Buka gerbang,"

Sekejab mata Nort terbuka lebar mendengar perintah dari tuannya. Sudah lebih dari seratus tahun gerbang itu tidak pernah dibuka lagi. Dan Nort tahu jika tuannya meminta untuk membuka gerbang, maka ada hal yang darurat sedang terjadi.

"Baik Tuan."

Nort menggambar lingkaran sihir di dalam ruang kerja Damian itu. Setelah selesai menggambarnya, Damian menyayat tangan kanannya dan darah pun keluar menetes ke lingkaran sihir tersebut. Tiba-tiba saja kelaur cahaya yang terang berasal dari lingkaran sihir itu dan keberadaan Damian dan Nort menghilang begitu saja.

Sampailah mereka pada sebuah taman yang di kelilingi oleh buku dan juga kursi. Tempat ini seperti perpustakaan namun yang membedakannya adalah lokasi perustakaan berada di luar. Damian yang masih berpakaian kemeja berubah menjadi gaun putih dengan hiasan emas di pinggirannya. Rambutnya yag berwarna hitam langsung berubah perak dan matanya berubah warna menjadi merah.

"Aku tidak percaya jika ayah dan ibu akan memberikan kekuatan itu pada seorang gadis yang begtiu lemah," gumam Damian.

"Dewa! Akhirnya anda kemabli!" Seorang pria dengan pakaian yang mirip dengan Damian namun lebih sederhana datag berlari kearahnya.

Tiba-tiba pergerakan pria itu dihentikan oleh Nort. "Jangan ganggu dewa."

"Ukh kau curang Nort! Kau sudah sangat sering bersama dewa, sedangkan aku baru saja bertemu dengannya setelah seratus tahun lamanya!"

"Kau bisa berkunjung lagi kemari. Dewa sedang sibuk sekarang."

"Kau kuarng ajar sekali ya!"

"Diamlah kalian berdua." Suara Damian menghentikan perdebatan mereka berdua.

"Maaf Dewa," ucap mereka berdua berbarengan.

"Nort, cari apa yang telah ayah dan ibuku lakukan sekitar seratus tahun lalu. Berikan laporannya malam ini."

"Baik Dewa."

***

"Luna apa kau bisa menyispkan air panas agar aku berendam?" tanya Alice yang perhatiannya masih mengarah ke novel yang ada di tangannya.

"Baik Nona, akan saya siapkan."

Beberapa hari ini Alice sedang suka membaca novel romantis yang diberikan oleh Lulu padanya. Pada awalnya, Alice mengira buku ini adalah buku yang sama seperti buku-buku sihir yang dulu ia baca. Ternyata novel ini sangat berbeda, ia tidak menyangka jika ada seorang manusia yang dapat membuat sebuah novel cinta seperti ini.

Kini novel yang ia baca bercerita seorang pangeran yang menyelamatkan seorang gadis desa yang ternyata adalah anak dari seorang bangsawan. Di sinilah mulai petualangan anatara pangeran dan gadis desa, hambatan dan tantangan mengahadapi keduanya. Beruntung mereka berdua dapat melewati semua itu.

Saat memasuki bab terakhir, akhirnya sang pangeran melamar gadis desa dan menjadikan istrinya. Mereka berdua menikah dan berciuman dengan sangat bahagia.

Berciuman...? Berciuman, berciuman...

Wajah Alice menjadi merah padam kembali. Ia teringat adegan dimana Damian dan dirinya berciuman. Alice tidak akan menyangka jika Damian akan seberani itu pada dirinya. Jika tokoh utama di novel yang ia baca, sang pangeran sangat bersikap lembut dan baik kepada gadis desa. Sedangkan Damian meperlakukannya begitu berbeda, seperti menghadapi sebuah manian dan berlaku sembarangan.

"Pria yang tidak sopan."

"Siapa pria ang tidak sopan itu?" suara Damian tiba-tiba terdengar dan membuat Alice begitu terkejut sampai-sampai Alice melemparkan novelnya keatas dan mengenai kepalanya dengan keras.

"Aduh... Sakit..."

"Maafkan aku, apa aku membuatmu terkejut?" taanya Damian semabri mengelus kepada Alice yang terkena buku.

"Tch kenapa kau harus muncul dengan tiba-tiba seperti itu hah?!" Alice berucap dengan kesal sembari memberikan tatapan yang tajam.

"Maaf maaf, apakah sangat sakit?" tanya Damian dengan khawatir.

Alice melihat raut wajah yang ada pada Damian dan terpampang jekas bahwa dia sangat khawatir. Alisnya berkerut dan matanya memandang dengan pancaran begitu lembut. Semua hal itu membuat Alice sangat gugub.

"Y-ya, l-l-umayan sakit."

Damian menyalurkan mananya pada kepala Alice yang terkena pukulan agar rasa sakit Alice berkurang.

"Apakah sudah lebih baik?" tanya Damian.

"Y-ya."

Melihat reaksi dan wajah merah Alice membuat Damian menyeringat dan langsung berkata, "Apa ini? Apa kau mulai jatuh cinta padaku?"

"Apa! T-tidak!! Sudahlah aku ingin pergi berendam." Alice langsung berdiri dan menuju kamar mandi untuk berendam air hangat.

Alice pun melepaskan satu persatu pakaiannya dibantu oleh Luna dan lansgung masuk ke dalam bak mandi. Pertanyaan dari Damian tadi masih terngiang di pikiran Alice. Mungkinkah dirinya memang sudah jatuh cinta pada Damian?

Alice langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak mungkin. Aku lebih suka pria sopan dan baik seperti pangeran yang ada di novel, mana mungkin aku jatuh cinta pada pria tidak sopan seperti Damin itu.

Lagi pula Alice tidak pernah jatuh cinta pada seorang pria. Darimana ia bisa tahu kalau perasaan yang ia rasakan sekarang adalah jatuh cinta. Dirinya perlu menahan diri.

IG : Krt_tika